Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Pengantar Bisnis - Download Makalah Gratis File Docx



KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Ekonomi yang berjudul “Pengantar Bisnis” ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun makalah ini dibuat oleh penulis guna memenuhi tugas mata pelajaran Ekonomi
Dalam pembuatan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya pada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis guna memperbaiki makalah selanjutnya.



Jombang, 11 Juni 2018

Penulis            


 ******

Download Makalah Pengantar Bisnis
******




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bisnis merupakan aktivitas yang selalu ada di sekitar kita dan dikenal oleh kaum muda hingga kaum tua. Pada era globalisasi saat ini, masyarakat indonesia khususnya para mahasiswa masih bingung dengan manfaat dan tujuan dari bisnis tersebut. Padahal, kalau kita memahami apa bisnis tersebut, kita akan mendapatkan keuntungan yang kita inginkan dalam aktivitas bisnis tersebut. Bangsa Indonesia, merupakan bangsa yang memiliki kekayaan alam yang melimpah jika kita tidak pandai mengatur itu semua, maka bangsa kita akan jatuh ke dalam keterpurukan dalam hal perekonomian, kemiskinan dan menjadikan negeri kita gagal atau miskin. Pasti sebagai rakyat indonesia kita mau jika hal tersebut terjadi di negara yang kita cintai.
Dilihat dari pertumbuhan ekonomi kita saat ini, jumlah pengangguran di Indonesia menduduki angka yang sangat fantastis. Namun, pemerintah belum bisa mengatasi problema tersebut. Jika adanya pasar kerja yang dibuka, masyarakat berbondong-bondong untuk menjadi pegawai negeri yang impikan, tetapi pekerjaan kita  tidak hanya pegawai negeri saja masih banyak pekerjaan yang bisa kita lakukan misalnya pewirausaha atau pengusaha.
Maka dari itu, penulis ingin membahas makalah ini yang berjudul "Menganalisa Mengapa generasi muda harus belajar berbisnis dalam kehidupan kita saat ini" yang menjadi salah satu topik pembahasan penulis. Penulis berusaha untuk menyusun makalah ini semenarik mungkin agar para masyarakat khususnya mahasiswa dan pelajar lainnya dapat menyukai makalah ini. Sehingga, mahasiswa dapat mengenal dan mengerti serta dapat menambah wawasan dalam berbisnis tentunya.

1.2 Rumusan Masalah
Di dalam perumusan masalah ini antara lain adalah sebagai berikut :
a.       Apakah yang menjadi masalah di dalam Bisnis ?
b.      Strategi apa yang dapat dilakukan dalam berbisnis ?

1.3 Tujuan 
a.       Menjelaskan Bisnis dan Lingkungannya
b.      Menjelaskan Bisnis dan Sistem Ekonomi
c.       Menjelaskan Etika Bisnis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori tentang Bisnis dan Lingkungannya
2.1.1.Pengertian Bisnis
Secara terminologis, bisnis merupakan sebuah kegiatan atau usaha. Bisnis dapat pula diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi pertukaran barang, jasa atau uang yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan maksud memperoleh manfaat atau keuntungan. Dengan demikian, bisnis merupakan proses social yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tertentu yang memiliki nilai atau memperoleh manfaat atau keuntungan.
Mempelajari bisnis berarti menelaah sejarah kehidupan manusia dan lingkungannya dan memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas dengan sumber sumber yang terbatas. Kegiatan bisnis merupakan sebuah system operasional yang sangat terkait dengan lingkungan di sekitarnya. Dalam masyarakat yang semakin terbuka kegiatan bisnis harus mampu bersikap fleksibel dan beradaptasi dengan perubahan yang ada oleh karena itu, mempelajari bisnis sama artinya dengan mempelajari cara manusia dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan dalam suatu lingkungan dengan sumber yang terbatas.

2.1.2. Lingkungan Bisnis
Sebagai sebuah system, perusahan sangat terkait dengan lingkungannya. Perusahaan sebagai system berarti sebagai unit yag terdiri dari subsistem, seperti sumber sumber ekonomi, kegiatan perusahaan dan lingkungan perusahaan yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Lingkungan bisnis memiliki ketergantungan yang kuat dengan kondisi ekonomi, industry dan kepentingan dalam anaggota masyarakat yang lainnya.berdasarkan tingkat pengaruh pada perusahaan maka lingkungan bisnis dapat dibedakan menjadi 2, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

A.  Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah sumber daya manusia dan fisik yang mempengaruhi kinerja bisnis secara langsung lingkungan ini terdiri atas berikut ini.
a. Karyawan (tenaga kerja/sumber daya manusia).
b. Manajemen (keahlian pengelola).
c. Pemegang saham (stakeholders).
d. Modal dn peralatan fisik (dana, mesin, gedung).
e. Informasi 

B.  Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan eksternal terdiri dari dua komponen, yakni berikut ini.
a. Lingkungan khusus, meliputi :
·          Konsumen, yaitu kelompok potensial yang yang mengkonsumsi output atau barang dan jasa yang dihasilkan organisasi.
·          Pemasok, meliputi penyediaan input keuangan dan tenaga kerja.
·          Pesaing. Semua organisasi mempunyai pesaing. Oleh karena itu, tidak boleh mengabaikan persaingan.
·          Kreditor atau kelompok kepentingan khusus. Kreditor atau bank akan menganalisis secara saksama dan teliti mengenai perkembangan bisnis dan potensi suatu perusahaan.
b. Lingkungan umum, meliputi berbagai faktor, antara lain :
·          Kondisi ekonomi. Tingkat bunga , inflasi, perubahan pendapatan kena pajak, fluktasi pasar saham, dan tahapan siklus bisnis secara umum adalah beberapa faktor ekonomi yang mempengaruhi praktik manajemen dalam suatu organisasi.
·          Kondisi politik dan hokum. Beberapa peraturan pemerintah mempunyai dampakyang signifikan kepada keberlangsungan perusahaan.
·          Kondisi sosial budaya. Para manajer harus menyesuaikan diri dengan adanya perubahan pola dan tren pada masyarakat yang menjadi tujuan pemasaran.
·          Kondisi demografi. Mencakup kebiasaan yang terjadi dalam karakteristik fisik dari populasi, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lokasi geografis, pendapatan, konsumsi keluarga, dan begitu seterusnya.
·          Teknologi. Teknologi merupakan salah satu faktor lingkungan umum yang paling dramatis atau paling cepat mengalami perubahan. 
·          Teknologipun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan manajer terutama dalam hal pengembangan produk.
·          Globalisasi. Perusahaan perlu mencermati meningkatnya jumlah pesaing sebagai dampak dari adanya pasar global yang merupakan bagian dari lingkungan eksternal.

2.2 Teori tentang Bentuk Organisasi dan Kerja Sama Bisnis
2.2.1 Bentuk organisasi dan kerja sama bisnis 
Dalam dunia bisnis ada banyak bentuk organisasi bisnis dan kerja sama bisnis. Bentuk organisasi bisnis ini terbentuk dari penggolangan-penggolongan berdasarkan beberapa kriteria. Pengertian dari bentuk organisasi atau badan usaha adalah suatu lembaga yang menangani suatu kegiatan dengan suatu tujuan yang terarah dan terencana. Badan usaha ini ada yang bersifat mencari keuntungan (profit) dan ada juga yang tidak mencari keuntungan (non profit).badan usaha yang bertujuan mencari profit biasanya berbentuk perusahaan perseorangan, perusahaan perkongsian ( CV, Firma, Partnership), perusahaan perseroan terbatas,badan usaha milik Negara (BUMN), dan koperasi. Sedangkan badan usaha yang tujuannya non profit berbentuk seperi yayasan yang biasa kita sebut sebagai organisasi nirlaba. Setiap bentuk organisasi memiliki kelebihan dan kekurangannya yang akan dibahas lebih lanjut pada bab. III dalam pembahasan.
Selain bentuk organisasi dalam bisnis juga ada sentuk kerja sama dan ekspansi bisnis. Bentuik kerja sama merupakan aspek lain dari pengembangan organisasi yang melakukan kerja sam untuk mendapat tujuan tertentu. Sedangkan ekspansi bisnis adalah bentuk pengembangan organisasi umtuk mendapatkan tujuan tertentu. Bentuk kerja sama ini antara lain perusahaan multinasional, joint venture,akuisisi atau pengambilalihan, employee stock ownership plan (ESOP), privatisasi, investasi langsung, franchising, dan pemberian lisensi.

2.2.2 Proses Manajemen 
Suatu kegiatan bisnis harus diimbangi dengan kemampuan manajemen dengan tujuan untuk mempertahankan bisnis yang dijalankan dalam era globalisasi. Proses manajemen bertujuaan untuk mengelola bisnis atau kegiatan dengan tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Langkah pertama yang dilakukan dalam dunia bisnis adalah menentukan tujuan (goals) dan merumuskan strategi yang akan digunakan. Penetapan tujuan adalah target kerja yang nantinya akan menjadi tolak ukur hasil kerja. Tujuan terdiri dari tujuan jangka pendek , tujuan jangka menegah, dan tujuan jangka panjang. Strategi adalah tindakan atau langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan kinerja.
Proses manajemen itu sendiri terdiri dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), directing (pengarahan) dan controlling (pengawasan). Seseorang yang bertanggung jawab pada kegiatan atau proses manajemen disebiut sebagai manajer. Manajer terdiri dari tiga tingkatan yakni top manager, middle manajer, dan first line manajer. Dalam suatu perusahaan besar biasanya memerlukan banyak manajer dengan berbagai bidang tertentu seperti manajer SDM, manajer operasi, manajer pemasaran, manajer informasi, manajer keuangan, dan menejer dibidang lain sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Seorang manajer juga harus memiliki keahlian teknikal, keahlian hubungan manusia, keahlian konseptual, keahlian pengambilan keputusan,dan keahlian mengatur waktu.

2.2.3 Kewirausahaan ( enterprenership)
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entreprenership dalam bahasa inggris. Kata enterprenership sendiri sebenarnya berawal dari bahasa perancis , yaitu entreprende yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Richard Antillon pada tahun 1755 dan J.B. Say pada tahun 1803 untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber-sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ke produktivitas tinggi. Sedangkan orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut sebagai wirausaha atau entreupreneur. Berbeda dengan pengertian wiraswasta yakni kegiutan usaha yang tidak memiliki visi. Contoh suatu warung tegal yang tetap saja tidak berkembang makan orang/ pemilik warung tegal tersebut disebut sebagai wiraswasta, sedangkan warung tegal nyang mampu berkembang menjadi restoran pemiliknya disebut sebagai wirausaha.
Seorang wirausaha memiliki beberapa karakteristik antsara lain mampu berkreasi, bersedia m,engorbankan wakytu , menginginkan reward atau hasil. Menurut sukardi sifat pengusaha antara lain, instrumental, presttatif, keluwesan bergaul, pekerja keras, optimis, mau mengambil resiko, swa kendali, inovatif, dan mandiri. Perlu diketahui bahwa sifat pengusaha merupakan hasil dari proses belajar bukan karena faktor keturunan.
Seorang pengusaha memiliki integritas yang tidak ditentukan oleh keadaan lingkungannya, tidak berdasarkan kedudukannya, dan tidak disamakan dengan reputasi.dan dalam melaksanakan proses wirauaha ada faktor motivasi antara lain the foreign refugge, the corporate refugge, the paternal refrugge, the feminist refrugge, the hosewife refrugge, the society refrugge, dan educational refrugge.
Dalam proses kewirausahaan biasanya terbentuk usaha keci-menengah. Usaha kecil adalah bentuk usaha kecil yang tidak bergantung pada pemilim dan manajemen serta tidak mendominasi pasar diman ia berada. Usaha kecil ini terdiri dari jasa, retailing, distribusi, pertanian , dan produksi. Dalam usaha kecil wirausaha harus memiliki strategi bisnis.



2.3. Teori tentang Pengelolaan produksi atau Operasi dalam Bisnis
2.3.1.Pengertian Produksi
Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan ekonomi. Melalui proses produksi bisa dihasilkan berbagai macam barang yang dibutuhkan oleh manusia. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai patokan penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi tidak heran bila setiap negara berlomba - lomba meningkatkan hasil produksi secara global untuk meningkatkan pendapatan perkapitanya.
Produk sebagai hasil dari proses produksi dapat memenuhi empat dasar kebutuhan yaitu sebagai berikut :
a. Utilitas Waktu. 
Perusahaan menyediakan daya guna waktu dengan menawarkan barang atau jasa pada saat konsumen menginginkannya. Misal, ketika sebuah perusahaan menyediakan berbagai kelengkapan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri, seperti bingkisan/parcel ataupun perlengkapan busana muslim (sarung, peci, sejadah, mukena).
b. Utilitas Tempat. 
Perusahaan menyediakan daya guna tempat dengan menawarkan barang atau jasa di lokasi yang tepat (nyaman dan terjangkau oleh konsumen). Misal, sebuah Department Store yang menyediakan tempat khusus untuk memajang kelengkapan produk lebaran.
c. Utilitas Kepemilikan. 
Perusahaan menyediakan daya guna kepemilikan dengan menawarkan barang atau jasa yang dapat membuat konsumen merasa senang untuk membelinya. Misal, sebuah perusahaan garment yang memproduksi baju-baju lebaran/busana muslim agar tersedia di pasar untuk dapat dimiliki atau digunakan konsumen.
d. Utilitas Bentuk. 
Perusahaan menyediakan daya guna bentuk dengan menawarkan barang atau jasa dengan mengubah bahan baku dan input lainnya menjadi barang jadi. Contohnya, sebuah perusahaan garment yang mengubah kain, benang, resleting dan bahan lainnya menjadi pakaian wanita. 
Di atas anda baru saja menyelesaikan pembahasan untuk bab pendahuluan dan bab landasan teori, selanjutnya anda bisa lanjutkan Contoh Makalah Pengantar Bisnis yang Lengkap ini pada bagian inti atau pembahasan. Selengkapnya untuk bab pembahasan tersebut seperti di bawah ini.


2.3.2. Bisnis dan Lingkungannya
Dalam masyarakat yang makin bergerak maju, organisasi harus dikelola secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu, dalam rangka mencapai tujuan, peran organisasi yang optimal sangat dibutuhkan. Pada dasarnya, organisasi yang mengelola interaksi masyarakat dapat dibedakan menjadi organisasi profit dan non profit. Organisasi nonprofit lebih berorientasi pada tujuan nilai sosial ( social value ) dengan lebih menekankan kegiatan pelayanan pada kelompok masyarakat. Organisasi yang terdiri dari organisasi profesi, keagamaan, politik, kebudayaan yang memiliki visi dan misi yang berbeda-beda. Contoh organisasi nonprofit adalah LBH. LSM, Komnas HAM, dan sebagainya. Sedangkan organisasi bisnis lebih menekankan pada tujuan profit atau keuntungan, karena dengan keuntungan itu organisasi bisnis dapat mempertahankan kelangsungan operasinya. Apa yang dimaksud dengan bisnis? Mengapa mempelajari bisnis dan mengapa keberadaan bisnis menjadi begitu penting? Secara terminologis, bisnis merupakan sebuah kegiatan atau usaha. Bisnis dapat pula diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi pertukaran barang, jasa, atau uang yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan maksud untuk memperoleh manfaat atau keuntungan. Dengan demikian, bisnis merupakan proses sosial yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan kegiatan akan suatu produk tertentu yang memiliki nilai atau memperoleh manfaat atau keuntungan.
Organisasi bisnis yang dijalankan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar konsumen untuk mendapatkan keuntungan, dikenal dengan istilah perusahaan. Dalam perkembangan selanjutnya, organisasi bisnis tidak hanya menjaga tingkat keuntungan tertentu melainkan juga berkepentingan untuk menjaga kelangsungan hidup sumber daya alam dan lingkungan sosial ( social responsibility ). Tantangan dalam dunia bisnis tidak hanya datang dari persaingan industri, tetapi juga dari kebijakan pemerintah atau organisasi internasional. Organisasi bisnis dalam hal ini sangat terkait dengan perekonomian dan sistem ekonomi. Perkembanngan dan kemajuan ekonomi dipengaruhi oleh cara kerja sistem ekonomi tersebut.
·          Bisnis Sebagai Suatu Sistem
Mengapa kita mempelajari bisnis dan pengelolaannya? Hal ini merupakan sebuah pertanyaan Filosofis yang harus dijawab dengan logis dan empirik. Mempelajari bisnis berarti menelaah sejarah kehidupan manusia dan lingkungannya dalam memenuhi kebutuuhan dan keinginan yang tidak terbatas dengan sumber sumber yang terbatas. Kegiatan bisnis merupakan sebuah sistem ekologis yang sangat terkait dengan lingkunngan disekitarnya. Dalam masyarakat yang semakin terbuka ( globalisasi ), maka kegiatan bisnis harus mampu bersikap fleksibel dan melakukan adaptasi. Bisnis merupakan subsistem dari sebuah sistem ekonomi. Sebagai suatu sistem, Bisnis merupakan proses pengelolaan beberapa subsistem yang berhubungan dengan proses produksi. Subsistem dari suatu organisasi bisnis terdiri dari suatu input, proses dan output. Masing-masing subsistem itu juga merupakan sistem yang mandiri atas beberapa subsistem didalamnya. Pada posisinya, setiap subsistem dapat mempengaruhi aktivitas organisasi kerja secara keseluruhan. Dalam hal ini, bisnis tidak dapat menghindar dari pengaruh yang masuk dari dalam maupun dari luar sistem. Kebijakan-kebijakan dalam skala mikro akan memiliki implikasi secara langsung atau tidak lanngsung atas kelangsungan bisnis. Dalam era globalisasi dan liberalisasi perekonomian, hanya bisnis yang mempunyai kompetensi yang dapat bersaing di pasar. Sebagai suatu sistem, perusahaan juga menjadi subsistem dari sistem yang lebih luas. Disisi lain, masing-masing subsistem pada skala tertentu juga merupakan sistem yang mandiri dan memiliki beberapa subsisttem didalamnya. Tidak dapat dihindari bahwa akan terdapat berbagai macam kepentingan bisnis dalam mengelola segala sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas.

·          Lingkungan Bisnis
Sebagai suatu sistem, perusahaan sangat terkait dengan aktivitas publik lainnya. Pengelolaan bisnis menjadi semakin kompleks seiring dengan perkembanngan ekonomi. Perkembangan dalam sistem mekanisme industrial telah memberikan implikasikasi pada organisasi bisnis atau perusahaan. Alternatif-alternatif dan kesempatan lebih banyak terbuka untuk mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan skala pengaruh, maka lingkungan bisnis dapat dibedakan menjadi lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Pengelolaan dengan cara kerja perusahaan-perusahaan modern sangat berbeda setelah pasca depresi besar perekonomian tahun 1930-an. Lingkungan bisnis memiliki ketergantungan yang kuat dengan fenomena kehidupan ekonomi anggota masyarakat yang lainnya. Karena lingkungan itulah, bisnis mempunyai kepentinngan untuk mengelola pihak pihak yang berasal dari berbagai latar belakang (sosial, budaya, dan politik) yang berbeda. Bisnis yang terkait dengan opini publik atau anggota masyarakat banyak dipengaruhi oleh aktivitas bisnis itu sendiri. Pihak yang dipengaruhi oleh lingkungan bisnis disebut dengan stake-holders. Mennnurut Frederick, Post dan Davis, stake-holders adalah semua pihak yang dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Primary stake-holders merupakan pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh kebijakan, produk, dan aktivitas perusahaan. Primary stake-holders sering juga disebut sebagai market driven. Mereka terdiri dari para pelanggan/konsumen, pemasok, karyawan, investor, dan pesaing. Pemilik atau para pemegang saham merupakan pihak yang berkepentingan dalam mempengaruhi penilaian atas perusahaan. Penilaian tersebut menyangkut besarnya harapan memperoleh keuntungan atas keputusan investasi yanng akan dilakukannya pada masa yang akan datang.
Perusahaan tidak hanya berhubungan dengan masyarakat melalui berbagai kebijakan yanng dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan misinya. Pada tingkat tertentu, perusahaan juga berhubungan dengan masyarakat melalui “aktivitas lapis kedua”. Aktivitas-aktivitas ini tidak secara langsunng berhubungan dengan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan dan misi, melainkan sebagai konsekuensi atas aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pencapaian tujuan dan misi tersebut. Pihak-pihak atau kelompok-kelompok yang dipengaruhi oleh “aktivitas lapis kedua” perusahaan disebut secondary stake-holders.

Organisasi bisnis yang pedulli akan keadaan lingkungan eksternalnya akan selalu melakukan penyesuaian lingkungan internal sesuai dengan perubahan yang terjadi. Penyesuaian-penyesuaian ini perlu dilakukan agar organisasi bisnis dapat selalu menciptakan keseimbangan dengan lingnkungan eksternalnya. Karena lingkungan eksternal selalu berubah, maka organisasi bisnis atau lingkungan internal juga harus selalu berubah. Perubahan yang harus disesuaikan dengan arah perkembangan lingkungan eksternal, sehingga tercipta keseimbangan yang dinamis.
Menurut Kast dan Rosenzweig (1979), suatu organisasi (profit dan nonprofit) dapat dipandang sebagai suatu sistem sosioteknikal. Menurut pandangan ini, organisasi memiliki lima subsistem yaitu subsistem tujuan dan nilai-nilai (goals and values subsistem), subsistem teknikal technical subsistem), subsistem struktural (structural subsistem), subsistem psikososial (psychosocial subsistem), dan subsistem manajerial (managerial subsistem). Subsistem manajerial memiliki fungsi untuk memadukan segenap subsistem yang lainnya.
Organisasi atau bisnis dapat juga dipandang sebagai suatu sistem tranformasi. Sebagai suatu sistem transformasi, bisnis memiliki beberapa subsistem, yaitu subsistem input, proses, dan output. Pandangan ini sangat bermanfaat untuk menganalisis problem-problem yang berkaitan dengan output (produk atau jasa) dari organisasi bisnis (perusahaan). Produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan mungkin tidak laku dipasar karena kualitasnya terlalu rendah dibandingkan produk para pesaing. Untuk meningkatkan daya saing, produk atau jasa perlu ditingkatkan kualitasnya. Proses ini dapat ditempuh melalui dua cara utama, yaitu dengan meningkatkan kualitas input dan memperbaiki proses transformasi dari input menjadi output. 

2.4 Bentuk organisasi dan kerja sama bisnis 
Ketika kita ingin memulai suatu bisnis, kita perlu memahami dulu bentuk organisai dan kerja sama bisnis. 
a. Bentuk-bentuk badan usaha dan usaha lainnya.
Bentuk bentuk badan usaha terdiri dari perusahaan perseorangan, perusahaan pengkongsian, perusahaan perseroan. Sedangkan badan usaha lainnya meliputi, BUMN, koperasi , dan organisasi nonprofit/ nirlaba.

1. Perusahaan Perseroan
Perusahaan perseroan adalah perusahaan yang dimiliki satu individu, tapi pada praktiknya bisa juga merupakan perusahaan keluarga. Kelebihan perusahaan perseorangan adalah mudah didirikan tidak perlu mendapatkan perizinan dari lembaga pemerintah untuk menjalankannya, modal memulai usaha relative kecil biasanya berasal dari tabungan, pengelolaan fleksibel dan bebas, kerahasiaan usaha terjamin karena tidak ada pihak luar.
Kelemahan perusahaan perseorangan adalah pertanggungjawaban tidak terbatas jika perusahaan memiliki utang maka yang berkewajiban membayar adalah tanggung jawab pemilik perusahaan,modal terbatas, kualitas manajerial dan pejerjaan terbatas, dan kelangsungan operasi perusahaan terbatas.

2. Perusahaan perkongsian (CV, Firma, dan Partnership)
Ciri utama perusahaan perkongsian adalah ukurannya kecil dan relative dapat dijalankan oleh pemiliknya, bukan merupakan badan hukum sehingga pertanggung jawabannya hamper sama dengan perusahaan perseorangan. Perkongsian dibedakan menjadi 2 bentuk yakni perkongsian umum dan perkongsian terbatas. Dimana perkongsian umum adalah jenis usaha dimana setiap pemiliknya secara aktif turut menjalankan kegiatan usahanya dan sepenuhnya bertanggung jawab kepada utang dan tanggung jawab bersama. Sedangkan perkongsian terbatas adalah usaha milik beberapa orang tetapi ada anggota aktif dan ada pula anggota pasif. Anggoota aktif adlah yang menjalankan kegiatan usaha dan bertanggung jawab sepenuhya pada utang perusahaan, sedangkan anggota pasif hanya sebatas penanam modal/ saham.

Kelebihan perusahaan perkongsian adalah mudah didirikan, modal usaha relative kecil , pengelolaan usaha relative fleksibel dan bebas. Lebih unggul dalam hal permodalan dibandingkan dengan perusahaan perseorangan karena banyak penanam saham, lebih banyak keahlian yang diperoleh karena terdiri dari beberapa individu, dan umur usaha lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan perseorangan.
Kelemahan perusahaan perkongsian terletak pada, pertanggung jawaban tanpa batas, modal terbatas, dan kelemahan utama perkongsian adalah sering terjadinya perselisihan atau kesalahpaman diantara anggotanya.

3. Perusahaan perseroan terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah suatu unit kegiatan usaha yang memiliki badan hukum yang pendiriannya dilakukan melalui akta notaris dimana satu dokumen tersebut dicantumkan tujuan pendirian, saham yang dikeluarkan, dan nama-nama pemimpin yang akan menjalankan usaha. Pemegang saham pada PT dianggap sebagai pemilik perusahaan, tetapi tidakikut campur dalam kegiatan usahanya. 

PT dapat digolongkan kedalam 2 jenis yakni PT tertutup dimana saham-sahamnya dijual pribadi tanpa melalui perantara pasar modal, sedangkan PT terbuka dimana saham-sahamnya dijual melalui perantara pasar modal. 
PT memiliki perbedaan dengan perusahaan lainnya diantaranya adalah pengelola perusahaan tidak sama dengan pemilik perusahaan, adanya keterbatasan tanggung jawab terhadap utang, adanya pemisahan antara harta perusahaan dan harta pribadi , kepemilikan poada perseroan terbatas ditandai oleh kepemilikan surat saham yang dapat dibeli dari perusahaan itu langsung atau dibeli dipasar modal.
Adapun saham yang dikeluarkan oleh PT yakni saham (pemilik modal mendapat keuntungan dari pembagian dividen diakhir periode) biasa dan saham preferen (pemilik modal mendapat keuntungan dari pembagian dividen diawal periode). Pengelolaan PT dilakukan dengan cara rapat umum pemegang saham setiap kali untuk mengontrol kondisi perusahaan, dewan komisaris orang yang memiliki saham terbesar dan menetapkan kebijakan perusahaan, serta menejemen perusahaan dilakukan oleh pengurus perusahaan.
Kelebihan PT adalah tanggung jawab terbatas, saham perusahaan mudah ditunaikan, lebih mudah memperoleh modal, dan pengelolaan perusahaan lebih professional. Kelemahan PT adalah badan usaha komplek, pendirian lebih sulit, peraturan yang harus dipenuhi lebih banyak, dan sukar merahasiakan kegiatan usaha. 

4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
a.       Perusahaan jawatan atau perjan: Perjan adalah perusahaan Negara yang dikelola oleh departemen tertentu, dimana karyawannya merupakan PNS, tujuan perjan adalah pelayanan terhadap masyarakat.
b.      Perusahaan umum atau perum: Perum adalah perusahaan ,ilik Megara yang memberikan layanan kepada masyarakat, tanpa adanya subsidi dari pemerintah bahkan ndiharapkan mampu memberi sumbanagn pendapatan pada kas Negara.
c.       Perusahaan perseroan terbatas milik Negara: Saham perusahaan ini sebagian sahamnya milik Negara dan sebagian lagi milik pihak swasta, umumnya dewan komisaris dipilih oleh pemerintah sebagai pemegang saham terbesar.

5. Koperasi 
Koperasi ialah suatu badan usaha yang tujuannya bukan sekedar untuk mencari keuntungan tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya , dan koperasi berbadan hukum.
Ciri-ciri koperasi adalah paling sedikit anggotanya 20 orang kemudian melakuakan rapat anggaran dasar untuk pertama kalinya setelah terjadi kesepakatan diajukan pengesahannya kepada departemen koperasi dan akhirnya mendapatkan ijin usaha. Sedang modal koperasi didapat dari dana yang diserahkan setiap anggotanya. Operasi koperasi dibedakan menjadi 3 bentuk yakni, rapat anggota yang akan menentukan pengurus dan anggota, pengurus yakni anggota yang mengelola kegiatan koperasi sehari-hari, badan pemeriksa yakni pengawas perusahaan dan bertugas membuat laporan keuangan yang akan diungkapka pada akhir tahun.
Kegiatan uasaha koperasi tidak terbatas , bias dikelompokan menjadi 3 kelompok yakni, koperasi yang menjadi produsen suatu barang seperti koprasi pengrajin batik, koperasi konsumen yakni yang menyediakan kebutuhan sehari-hari ,dan yang terakhir adlah koperasi yang merupakan badan keuangan yang melayani simpan pinjam.

6. Organisasi nonprofit ( Nirlaba)
Nirlaba adalah badan usaha yang bukan mencari keuntungan dan bias juga disebut nengoverment organization (NGO). Umumnya bergerak dibidang pendidikan rumah sakit dan pendidikan , biasanya organisasi ini dikelola dalam bentuk yayasan, dan dikenakan pajak oleh pemerintah.
b. Bentuk kerja sama dan ekspansi bisnis
Bentuk kerja sama bisnis adalah aspek lain dalam pengembangan organisasi yang melakukan kerja sama untuk mendapat tujuan tertentu, sedangkan ekspansi bisnis adalah bentuk pengembangan organisasi untuk mendapatkan tujuan tertentu.

Bentuk kerja sama dan ekspansi bisnis yang dapat dilakukan organisasi antara lain sebagai berikut:
1. Perusahaan multinasional/ multi national corporation (MNC)
MNC adalah perusahaan besar yang mengembangkan anak perusahaannya diberbagai Negara lain. Contoh perusahaan ini seperti Honda, Toyota, dll. Ciri khas dari perusahaan ini adalah disetiap Negara perusahaan-perusahaan tersebut memiliki betuk sebagai PT, akan tetapi kepemilikan sahamnya hamper seluruhnya dimiliki perusahaan induk, sahamnya tidak dijual dipasar modallokal.
2. Joint venture 
Joint venture merupakan dua atau beberapa perusahaan yang sepakat untuk mendirikan suatu perusahaan baru dengan kepemilikan bersama sebagai perusahaan patungan. Besarnya modal yang ditanam akan menentukan besarnya kendali perusahaan tersebut. Usaha ini bias bersifat permanen ataupun sementara, yang bersifat permanen biasanya berlaku diantara 2 perusahaan yang berada di 2 negara berbeda.
3. Akuisisi/ pengambilalihan 
Akuisisi adalah suatu tindakan perusahaan yang menbeli perusahaan lain dengan cara membeli saham perusahaan tersebut. Pengambilalihan ini dapat dilakukan dengan 2 cara yakni pertama , dengan cara membayar saham perusahaan yang dibeli secara tunai . kedua setelah pengambilalihan, perusahaan yang dibeli akan tetap beroperasi secara terpisah dari perusahaan yang melakukan pengambilalihan.
Dua faktor pendorong akuisisi adalah keinginan untuk memperbesar liputan bidang usaha sehingga kedudukan perusahaan menjadi semakin kokoh, dan mempertinggi efisiensi operasi kegiatan usaha.
4. Employe stock ownership (ESOP)
ESOP merupakn kesepakatan yang terjadi dimana perusahaan menyediakan bagian dari shamnya untuk diidstribusikan kepada karyawannya , biasanya karyawan yang mendapkan nya dilihat dari senioritas dan dengan cara ini maka stabilitas dan keloyalan karyawan akan terjaga.

5. Privatisasi & nasionalisasi 
Privatisasi adalah tindakan menjual perusahaan milik Negara kepada pihak swasta. Sedangkan nasionalisasi adalah tindakan membeli perusahaan dari pihak swasta menjadi milik pemerintah.
Langkah privatisasi dibedakan menjadi 2 golongan yakni perusahaan sepenuhnya menjadi pihak swasta karena saham seluruhnya dijual pada pihak swasta, dan pemerintah hanya menjual sebagian kecil sahamnya saja. 
6. Investasi langsung ( Direct investment) & divestasi
Investasi langsung adalah membeli atau mendirikan asset yang berwujud(tingable assets) dinegara lain. Hal ini dapat berupa pendirian kantor-kantor cabang, pembukaan pabrik manufukture.
Divestasi adalah tindakan untuk menjual salah satu bidang operasi perusahaan atau menjual salah satu unit usaha yang dimiliki oleh perusahaan induk.
7. Franchising
Franchising adalah tindakan memberikan hak kepada seseorang atau suatu perusahaan untuk beroperasi dapat melakukan kegiatan seperti yang dilakukan oleh perusahaan yang mengeluarkan franchising.
8. Licensing 
Lisensi adalah penggunaan suatu brand/merek produk yang telah terkenal dengan cara membeli hak penggunaan merk dari organisasi atas individu yang memilikinya. P[erbedaan franchising dan licensing adalah pemegang lisensi hanya membeli merk dan produk tetapi belum tentu beroperasi dan melakukankegiatan seperti pemilik franchising.
Mengelola bisnis melalui manajemen yang efektif
Seluruh perusahaan yanga da dimanapun sangat tergantung pada manajemen yang efektif, baik para menejer. Pekerjaan menejer biasanya mencakup pekerjaan pengembangan rencana strategic dan taktis. Fungsi manajemen secara garis besar adalah pennganalisaan persaingan dilingkungan bisnis, planning, organizationing, directing, dan controlling.
a. Penetapan bussines goals dan perumusan strategi
Penetapan tujuan bisnis berarti menetapkan tujuan yang menjadi sasaran sebuah bisnis. Ini merupakan langkah awal.
1. Penetapan tujuan 
Tujuan merupakan target kinerja, yang menjadi alat ukur suatu keberhasilan atau kegagalan kinerja sesuai sasaran yang diharapkan dan direncanakan. 
Griffin dan ebert (2002) menjelaskan secara spesifik 4 maksud utama penetapan tujuan organisasi yaitu sebagai berikut
  • Penetapan tujuan dapat memberi arahan dan paduan bagi para karyawan diseluruh tingkatan manajemen.
  • Penentuan tujuan dapat membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki.
  • Penentuan tujuan dapat membantu perusahaan untuk menentukan budaya perusahan (corporate culture).
  • Penetapan tujuan dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan dan melakukan perbaikan.
2. Jenis-jenis tujuan 
Perusahaan biasnya memiliki visi dan misi. Visi adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang dicapai suatu organisasi dalam jangka panjang. Misi adalah pernyataan tentang “alas an keberadaan” suatu organisasi dan menjelaskan pertanyaan seputar “apa bisnis kita”. 
Perusahaan biasanya memilik tujuanjangka panjang (5-10 tahun mendatang), menengah (1-5 tahun), dan pendek ( sekitar 1 tahunan).
3. Langkah-langkah penyusunan strategi perusahaan
Griffin dan ebert menjelaskan 3 langkah penyusunan strategi yakni :
  • Penetapan tujuan strategi yang merupakan tujuan jangka panjang yang diambil dari pernyataan visi dan misi perusahaan.
  • Melakukan analisa terhadap suatu kondisi lingkungan eksternal dan kekuatan internal perusahaan.alat analisis anatara lain SWOT ( strength, weakness, opportunity, dan threats), analisis industry 5-force porter, PEST analysis ( political,legal,economy,social, dan technology), dll.
  • Memandukan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan untuk memperoleh strategi yang baik.
4. Hierarki perencanaan
Tiga tingkatan perencanaan menurut Griffin dan Ebert adalah:
  • Rencana strategis mencerminkan keputusan mengenai alokasi sunber daya, prioritas perusahaan, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai mstrategic goals yang ditentukan oleh dewan direksi dan manajemen puncak.
  • Rencana taktis adalah rencana dengan jangka waktu lebih singkat untuk menginplestasikan aspek tertentu dari rencana strategic yang melibatkan menejemen tingkat menengah dan atas.
  • Renacana operasional yang dikembangkan oleh menejemen tingkat menegah dan bawah, menetapkan target jangka pendek untuk menghasilkan kinerja harian,mingguan, dan bulanan.
5. Perencanaan kontinjensi dan krisis
  • Perencanaan kontijensi diterpkan karena adanya kebutuhan untuk mendapatkan solusi terhadap aspek tertentu terhadap suatu masalah. Biasanya perencanaan ini dilakukan untuk menghadapi perubahan yang mungkin terjadi dan berpengaruh pada kelangsungan bisnis dan komunikasi public.
  • Krisis manajemen adalah suatu keadaan darurat atau tak terduga yang membutuhkan respons secepatnya.

b. Proses manajemen 
  • Planning/perencanaan adalah merumuskan apa yang dibutuhkan oleh organisasi dan bagaimana cara untuk mencapai tujuan.
  • Organizing/ pengorganisasian adalah proses menetapkan cara terbaik dalam mengatur sumberdaya dan aktivitas suatu organisasi menjadi suatu struktur yang logis.
  • Directing/pengaruhan adalah mengarahkan dan memotivasi karyawan untuk memenuhi tujuan perusahaan.
  • Controlling/ pengendalian adalah proses menejemen untuk memonitor kinerja organisasi untuk menjamin proses berjalan sesuai tujuan.
c. Tingkatan meneger 
  • Top mager yaitu manajer yang bertanggung jawab pada dewan komisaris dan direktur untuk keseluruhan kinerja dan tujuan serta target perusahaan. Beberapa jabatan menejer pucak antara lain, president,vice president, CEO, CFO. Tugas manajer ini adalah merumuskan strategi perusahaan dan perencanaan yanga kan diterpkan oleh manajer dan tingkat karyawan yang lebih rendah.
  • Middle managers adalah level manager yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan dan mengontrol pelaksanaan strategi dan perencanaan yang dirumuskan oleh majer puncak.
  • First line meneger adalah pihak yang paling sering berhubungan dengan karyawan seperti, leader , tidak terlibat dengan perencanaan dan controlling.
d. Lingkup manajemen
  • Manajer SDM 
  • Manajer operasi
  • Menejer pemasaran
  • Menejer informasi 
  • Menejer keuangan 
  • Menejer di bidang lain sesuai dengan tujuan poerusahaan.
e. Keahlian meneger 
Seorang menejer harus memiliki keahlian antara laian:

  • Technical skill yaitu keahlian khusus yang harus dimilik oleh seorang menejer berkaitan dengan tanggung jawab utama yang harus dijalankan.
  • Human relations ship yaitu berkaitan dengan mengarahkan dan mengontrol agar orang-orang yang ada dalam perusahaan bertindak untuk mencapai tujuan perusahaan.
  • Conceptual skill adalah keahlian untuk berpikir abstrak, menganalisa, mendiagnosis dan mengambil keputusanyang tepat sesuai dengan keadaan.
  • Decision making skill meliputi langkah-langkah sebagai berikut mendefinisikan masalah, mengumpulkan fakta, mengidentifikasi berbagai solusi dari berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh perusahaan. Mengevaluasi berbagai alternative yang ada. Dan mengimplementasikan keputusan yang telah dibuat.
  • Time magement skill kemamapuan seorang menejemen mengalokasikan waktunya dengan cara yang paling efektif. 
Kewirausahaan
a. Konsep kewirausahaan (enterperneurship)
Definisi umum kewirausahaan antara lain yaitu perilaku yang mencakup perilaku berinisiatif, perilaku mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme social dan ekonomi untuk mengubah sumber daya, serta perilaku menerima risiko atau kegagalan.

Joseph C. shumpeter mendukung gagasan J.B. Say mengatakan bahwa wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi dan fungsinya adalah melakukan inovasi untuk menciptakan kombinasi-kombinasi baru.

b. Pengertian wiraswasta, kewirausahaan dan wirausaha.
Wiraswasta adalah orang yang memiliki sifat keberanian, keutamaan, keteladanan, dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri, tidak memiliki visi pengembangan usaha,kreativitas, dan daya inovasi.

Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi) dan menciptakan sesuatu yang baru (inovasi), dengan tujuan tercapainya kesejahteraan nilai individu dan nilai tambah bagi masyaratkat.

Wirausaha adalah orang yang kreatif daninovatif serta mampu mewujudkan untuk peningkatan kesejahteraan diri,masyarakat, dan lingkungannya. Kreatif apabila ia memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau mengadakan sesuatu yang belum ada.

c. Karakteristik wirausaha
· Melibatkan proses kreasi artinya menciptakan sesuatu yang baru dan bernilai bagi dirinya dan audiens.
· Pengorbanan waktu dan usaha artinya berdedikasi tinggi.
· Reward(hasil) ada kepuasan pribadi saat mendapatkan hasil.

Selain yang diatas sukardi mengungkapakan 9 karakteristik wirausaha yaitu:

  • Sifat instrumental yaitu memnfaatkan segala kondisi yang ada dilingkungannya untuk mencapai tujuan pribadi.
  • Sifat perstatif adalah kegiatan yang menampilkan segala sesuatu menjadi lebih baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil yang sebelumnya.
  • Sifat kerja jkeras menunjukan dia selalu terlibat dalam kegiatan kerja, tidak mudah menyerah.
  • Sifat keyakinan diri atau optimisme 
  • Sifat berani mengambil resiko
  • Sifat swa kendali diri
  • Sifat inovatif 
  • Sifat kemandirian tidak tergantung pad aorang lain.

d. Sifat pengusaha merupakan hasil proses belajar
McClelland mengatakan bahwa sifat wirausaha bukanlah terbentuk dari keturunan melainkan dari proses hasil belajar. Program interprenership yaitu suatuprose untuk tetap mempertahankan kreativitas dan inovasi dalam dirikaryawan meski dalam lingkungan perusahaan yang sudah memiliki sisitem dan cara kerja yang tetap.

e. Integritas seorang wirausaha 
Berikut ini tiga hal penting mengenai integritas yang berbeda dari pandangan umum.
· Integritas tidak ditenyukan oleh lingkungan 
· Integritas tidak berdasarkan kedudukan tetapi berdasarkan karakter.
· Integritas tidak disamakan dengan reputasi.

f. Menetapkan karakteristik dari kerangaka berfikir kewirausahaan
Lima karakteristik wirausaha menurut McGrath dan MacMillan adalah 
· Bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru.
· Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat.
· Hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari peluang yang lain yang melelahkan.
· Focus pada pelaksanaan.
· Meigikutsertakan energy setiap orang.

g. Faktor-faktor motivasi wirausaha menurut Russel M Knight
· The foreign refugge yakni peluang ekonomi dinegara lain lebih menguntungkan.
· The corporate refugge yakni pekerja yang tidak puas dengan lingkungan pekerjaannya.
· The paternal refugge yakni pengalaman bersama keluarga.
· Thje ferminist refugge yakni wanita yang merasa terdiskriminasi sehingga menjadi wanita karir.
· The housewife refugge adalah para ibu rumah tangga yang menjadi wirausa.\
· The society refugge yakni anggota mayarakat yang tidak setuju dengan lingkungannya.
· The educational refugge yakni orang-orang yang gagal dengan studynya.

h. Kewirausahaan dan usaha kecil menengah(UKM), dan pengertian usaha kecil 
Kewirausahaan memang tidak identic dengan UKM , namun kewirausahaan dianggap sebagai faktor pendorong utama dibalik pertumbuhan ekonomi diberbagai Negara.

Usaha kecil adalah suatu bentuk usaha yang tidak bergantung pada pemilik dan manjemennya , serta tidak mendominasi pasar dimana ia berada. Tiga aspek penting dalam menjelaskan kontribusi bisnis skala kecil ini bagi suatu Negara adalah penciptaan lapangan kerja baru, inovasi, dan berpengaruh pada bisnis besar.

i. Bentuk-bentuk usaha kecil yang popular yakni:
  • Jasa seperti rental film dan jasa computer
  • Retailing yakni menjual barang yang diproduksi oleh perusahaan lain.
  • Distribusi/grosir memberikan produk secara besar dari produsen dan kemudian menjual kembali produk ini pada retail
  • Pertanian/ agribisnis 
  • Produksi / manufukur 
j. Beberapa alasan keberhasilan dan kegagalan usaha kecil
Alasan keberhasialan suatu usaha adalah kerja keras,kekuatan tekad, dan dedikasi. Berhasail memenuhi kebutuhan pasar. Dan memiliki kemampuan menejemen. Sedangkan alas an kegagalannya adalah kurangnya pengalaman dan kemampuan dalam mengelola bisnis, lemahnya system control, dan kurangnya modal.

k. Perencanaan strategi bagi wirausaha 
Lima langkah yang harus diikuti dalam perencanaan strategis antara laian sebagai berikut.
1. Menguji/menganalisis lingkungan internal dan eksternak perusahaan .
2. Memformulasikan strategi perusahaan jangka panjang dan pendek.
3. Menetapkan rencana strategi.
4. Mengevaluasi kinerja strategi.
5. Melakukan follow up umpan balik atau feedback yang berkesimnambungan.

Lima faktor yang mendorong kegiatan menejemen strategis suatu perusahaan yang sedang berkembang yakni:

  1. Permintaan akan waktu manajemen strategis
  2. Kecepatan pengambilan keputusan yang efektif 
  3. Problem politis internal yang mengurangi dampak disfungsional dalam pengambilan keputusan organisasi 
  4. Ketidakpastian lingkungan merupakan faktor kunci yang mempengaruhi kegiatan menejemen strategis sejalan dengan meningkatnya siklus hidup produk yang beraneka ragam.
  5. Visi wirausaha
Lima alasan perencanaan kurang baik menurut penelitian Robinson dan Pierce
1. Keterbatasan waktu
2. Kurangnya pengetahuan
3. Kurangnya keahlian dan pengetahuan
4. Kurangnya kepercayaan dan keterbukaan
5. Adanya persepsi bahwa perencanaan itu berbiaya tinggi sehingga cenderung menghindari perencanaan

Lima kesalahan fatal para wirausaha pada tahap pengimplementasian antara lain:
1. Salah memahami daya tarik suatu industry
2. Tidak ada keunggulan kompetitif yang nyata 
3. Mengejar kompetisi yang tidak terjangkau
4. Mengompromikan strategi pertumbuhan
5. Kegagalan dalam mengkomunikasikan strategi perusahaan secara terbuka pada karyawan 

1. Pengelolaan Produksi atau Operasi dalam bisnis
A. Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa. Contoh: pabrik batre yang memproduksi batu baterai, tukang mie ayam yang membuat mie yamin, tukang pijat yang memberikan pelayanan jasa pijat dan urut kepada para pelanggannya, dan lain sebagainya.Perbedaan Barang dan Jasa
Ketika kita menyebut suatu barang, kita sering mengatakan sebagai satu produk, termasuk ketika kita mengatakan, "PT KAI harus memperbaiki produk yang mereka jual agar pelanggan tidak kecewa..." 
Bagi seorang pemasar (marketer) harus bisa membedakan dengan jelas karakteristik yang melekat baik pada jasa atau produk. Beberapa hal di bawah ini mencoba 'memotret' perbedaan tersebut dengan harapan mahasiswa bisa menarik beberapa manfaat dari tulisan ini. Enam perbedaan antara barang dan jasa, antara lain:

1) Barang jelas bisa dipegang sedangkan jasa tidak bisa dipegang. 
Ketika sebuah pabrik sepatu menemukan cacat pada produknya, mereka dengan mudah mengamati sepatu tersebut dan kemudian menemukan solusinya. Ketika seorang pelanggan salon mengeluh pegawai salon kurang ramah, manajemen salon itu tidak bisa langsung menemukan sebab keluhan itu. Ia harus mengamati ketika terjadi 'transaksi' yaitu ketika pegawai salon memberi layanan kepada pelanggannya.

2) Lebih banyak interaksi antara penyedia jasa dengan pelanggannya. 
Ini berbeda dengan produk. Ketika kita membeli handphone, kita tidak tahu siapa orang-orang yang membuatnya. Tapi ketika kita ikut kursus bahasa Inggris, kita langsung berinteraksi dengan penyedia jasa, dan interaksi ini cukup sering, jauh lebih sering dibanding ketika kita membeli barang.

3) Pada jasa, terdapat keterlibatan dalam produksi jasa tersebut. 
Ketika anda membeli jasa penerbangan, anda ikut terlibat langsung dalam produksi itu. Anda tidak bisa 'ongkang-ongkang kaki' di rumah ketika ikut dalam penerbangan itu. Tapi begitu anda ingin membeli laptop, anda bisa beli dari internet dan anda tidak terlibat sama sekali dalam proses produksi laptop tersebut.

4) Ada persoalan serius ketika kita ingin mengontrol kualitas dan konsistensi jasa yang kita jual. 
Ketika anda menabung di bank, dan ketika itu pegawai bank sedang banyak masalah, mungkin anda akan dilayani dengan wajah merengut, tidak ramah. Anda jelas tahu bahwa bank itu dikenal ramah dalam melayani pelanggannya. Tapi karena pegawainya adalah manusia yang tentu sering susah, maka kualitas layanan sering terganggu. Ketika ganti pegawai pun, kualitas dan konsistensi pelayanan jasa akan terganggu.

5) Tidak adanya persediaan (inventory) untuk jasa. Lihat hotel-hotel berbintang di sekitar Anda. Ketika malam lewat dengan tenang dan kamar-kamar kosong, maka berlalu pula kesempatan hotel itu untuk memperoleh pendapatan. Ini jelas karena hotel-hotel yang kosong tidak bisa 'disimpan'. Jelas berbeda dengan produk, hari ini tidak laku, kita simpan produk itu, dan esok hari bisa kita jual lagi...hingga laku.

6) Pentingnya waktu bagi pelanggan jasa. Betapa kesalnya Anda ketika Anda cukup lama untuk antri membayar pajak. Anda ingin 'membuang' uang, tapi malah antri lama. Kesal bukan? Ini titik kritisnya. Jika Anda menjual jasa perhatikan agar pelanggan jangan menunggu lama. Lakukan pelayanan secepat mungkin. Beli produk? beli buku dari luar negeri? Saya cukup sabar jika buku itu datang lebih dari seminggu. Mengantri karcis di bioskop? Jika lebih dari lima belas menit, lebih baik saya tidak menonton film tersebut. 


B. Perencanaan Lokasi
Perencanaan lokasi merupakan salah satu aktifitas awal yang harus dilakukan pra operasionalisasi perusahaan. Lokasi direncanakan dengan tujuan yang sudah tidak asing terdengar, yaitu efektif dan efisien atau dengan kata lain disebut baik. Tujuan perencanaan lokasi untuk menentukan lokasi perusahaan sebaik mungkin agar beroperasi maupun berproduksi dengan lancar. Penentuan lokasi yang baik akan memberikan output kemampuan perusahaan. Kemampuan tersebut, diantaranya perusahaan mampu melayani konsumen dengan memuaskan, memperoleh bahan mentah yang cukup dan berkesinambungan pada harga yang diinginkan, mendapatkan tenaga kerja berkinerja, dan dikemudian hari mampu memperluas diri. 
Dengan demikian, dapat digoreskan empat variabel penentu lokasi usaha yang baik paling tidak mesti mempertimbangkan pasar, bahan baku, tenaga kerja, dan kesempatan perluasan. 

Banyak perusahaan didirikan dekat dengan pasar agar menggapai kuantitas maupun kualitas konsumen, cepat memberikan pelayanan, dan atau memperoleh biaya pengiriman yang hemat. Variabel pasar juga mempertimbangkan aspek keamanan produk serta kemungkinan kerusakan selama dalam perjalanan pengiriman. Bagi perusahaan jasa tidak terhindarkan variabel pasar dengan indikator kedekatan pasar lantas diukur secara ordinal melaui ukuran tingkat kedekatan lokasi perusahaan dengan pasar adalah penting untuk dekat. 

Perusahaan memerlukan bahan mentah untuk diolah. Bahan mentah tersebut, diangkut dari tempat asal menuju lokasi perusahaan terkait. Perusahaan berkepentingan selalu memperoleh bahan mentah secara mudah, murah dan cepat pada biaya yang minimal. Terdapat dua alasan mengapa lokasi perusahaan dekat dengan tempat sumber bahan mentah. Alasan-alasan yang dimaksudkan ialah tingkat kebutuhan, dan tingkat ketahan bahan mentah. Seperti perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan maupun pengalengan ikan. Andai jauh aduh berat memikulnya atau busuk diperjalanan. 

Tenaga kerja termasuk variabel penentu lokasi usaha yang baik. Yang dipertimbangkan berkenaan dengan misal upah tenaga kerja, kuantitas tenaga kerja, dan kualitas tenaga kerja. Upah tenaga kerja terasa begitu krusial untuk perusahaan padat karya. Sedangkan variabel penentu yang terakhir adalah kemungkinan perluasan. Semakin besar peluang perusahaan memperluas dirinya di kemudian hari maka semakin baik lokasi perusahaan. Lokasi perusahaan yang baik berhubungan dengan variabel pasar, tenaga kerja, bahan mentah, dan kemungkinan perluasan.

C. Inefisiensi pada Proses Bisnis
Business process seperti kita ketahui bersama merupakan denyut nadi suatu organisasi. Proses bisnislah yang selama ini menggerakkan roda suatu organisasi, sehingga kinerja suatu organisasi akan sangat bergantung pada efektivitas dan efisiensi proses bisnisnya. Karena begitu pentingnya peranan business process bagi suatu organisasi inilah maka tidak mengherankan kita dapat menemukan berbagai macam metode dan cara untuk meningkatkan performa proses bisnis, atau yang biasa dikenal dengan Business Process Improvement (BPI), mulai dari Six Sigma, Total Quality Management (TQM), Business Process Re-engineering (BPR), hingga Lean. Setiap metode tersebut memiliki karakteristik dan kelebihan masing-masing.
Pada kesempatan ini akan dibahas sekilas tentang sebuah prinsip dasar dari lean. Lean merupakan sebuah metode yang diperkenalkan oleh Toyota, sebuah perusahaan otomotif terbesar dunia. Lean yang nama aslinya adalah Lean Manufacturing atau Toyota Production System memiliki tujuan utama mengeliminasi inefisiensi atau pemborosan (atau dalam bahasa jepangnya adalah muda). Ada tujuh jenis pemborosan atau inefisiensi yang berusaha dibidik. Setiap jenis pemborosan ini sangat sering ditemukan pada proses bisnis setiap organisasi. Berikut ini merupakan ketujuh jenis pemborosan tersebut:

D. Over-Produksi
Over-Produksi dapat diartikan menghasilkan sesuatu secara berlebihan atau lebih cepat dari yang dibutuhkan pada tahap berikutnya. Contoh bentuk inefisiensi ini antara lain pembuatan kemasan yang lebih cepat dari isinya sehingga kemasan menumpuk di gudang (manufaktur), mencetak laporan-laporan yang terlalu banyak yang sebenarnya “tidak” dibutuhkan (perkantoran), dan penambahan fitur ekstra yang kurang berguna bagi user (software development).

E. Pergerakan
Pergerakan yang dimaksud di sini adalah pergerakan atau perpindahan karyawan di tempat kerja yang terlalu sering dan cenderung berlebihan. Contohnya adalah perpindahan karyawan untuk menata barang di gudang (manufaktur), berjalan ke/dari mesin fotokopi (perkantoran), dan perpindahan karyawan untuk mencari informasi (software development).
F. Menunggu
Yang dimaksud menunggu di sini adalah ketika seseorang atau sesuatu menunggu dengan diam dan tidak mengerjakan aktivitas apapun. Menunggu merupakan salah satu bentuk pemborosan yang sangat kentara dan banyak terjadi di organisasi apapun. Contoh pemborosan jenis ini antara lain produksi berhenti karena mesin rusak (manufaktur), proses berhenti karena menunggu persetujuan dari atasan (perkantoran), dan pembangunan software belum bisa dimulai karena masih menunggu customer menyusun kebutuhan software-nya (software requirement) terlebih dahulu (software development).

G. Transportasi
Transportasi yang dimaksud adalah setiap perpindahan pekerjaan atau kertas form dari satu step ke step berikutnya pada suatu proses. Contohnya adalah pemindahan material ke atau keluar gudang (manufaktur), perpindahan dokumen dari satu tempat ke tempat lain, atau dari satu kantor ke kantor lain (perkantoran), serta serah terima dan instalasi hasil pengerjaan (software development).

H. Proses Ekstra
Proses ekstra maksudnya adalah melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah tidak perlu dilakukan lagi. Contoh pemborosan jenis ini antara lain proses produksi yang tidak efisien karena alat yang sudah tidak memadai (manufaktur), entry data yang sebenarnya telah tersedia sebelumnya atau tersedia di divisi lain (perkantoran), kode program selalu dibuat dari awal untuk setiap project karena tidak memiliki source code library ataupun framework (software development).

I. Inventaris (Inventory)
Pemborosan pada inventaris adalah dikarenakan persediaan yang terlalu berlebihan, yang sering tejadi karena produksi yang tidak sesuai dengan permintaan dari customer. Contohnya dapat berupa menumpuknya bahan baku di gudang (manufaktur), persediaan peralatan kantor yang terlalu banyak (perkantoran), dan banyaknya dokumen requirement dalam bentuk kertas (software development).

J. Rusak atau Cacat
Rusak atau cacat yang dimaksud disini adalah segala bentuk kesalahan, error, atau koreksi akibat dari pekerjaan atau aktivitas yang tidak dilakukan dengan baik sebelumnya. Rusak atau cacat merupakan bentuk inefisiensi yang paling banyak ditemukan di semua organisasi. Bentuk-bentuk dari pemborosan ini antara lain barang hasil produksi yang cacat (manufaktur), input data yang salah ataupun adanya kesalahan pencetakan dokumen (perkantoran), dan bug yang tidak ditemukan ketika fase testing (software development).

Jeffery Liker, seorang profesor dari Universitas Michigan menambahkan satu lagi pemborosan yang sering terjadi di suatu organisasi, yaitu tidak dimanfaatkannya potensi dan kemampuan karyawan. Sering kali kreativitas, ide, maupun skill karyawan tidak dapat sepenuhnya dikeluarkan untuk kepentingan organisasi. Hal ini dapat disebabkan kesalahan penempatan posisi karyawan atau karena tanggung jawab dan kewenangan yang terlalu dibatasi dalam organisasi tersebut.

Setiap waktu organisasi selalu berusaha untuk mencari cara bagaimana meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya-biaya. Pemborosan atau inefisiensi yang terjadi pada proses bisnis sehari-hari di organisasinya tentunya sangatlah kontra-produktif dengan semangat tersebut. Karena itu setiap organisasi yang ingin maju haruslah mampu mengidentifikasi pemborosan-pemborosan apa saja yang masih terdapat dalam dirinya, untuk kemudian berusaha semaksimal mungkin untuk mengeliminasinya. Selain dapat meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya, manfaat lain jika pemborosan-pemborosan tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan antara lain mampu meningkatkan kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, mengurangi tingkat frustrasi pekerja, hingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a.       Bisnis dan Lingkungannya
Bisnis adalah suatu usaha untuk mendapatkan keuntungan/laba. Organisasi bisnis yang dijalankan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar konsumen untuk mendapatkan keuntungan, dikenal dengan istilah perusahaan. Selain mencari keuntungan, organisasi bisnis juga berkepentingan untuk menjaga kelangsungan hidup sumber daya alam dan lingkungan social. Selain dari pesaing, bisnis juga disaingi oleh kebijakan-kebijakan pemerintah.
Mempelajari bisnis berarti mempelajari cara mengelola kebutuhan dan keinginan yang tak terbatas dengan sumber daya yang terbatas. Di era globalisasi ini, bisnis dituntut untuk bisa fleksibel karena apabila organisasi bisnis itu kaku/rigid, maka organisasi itu tidak bisa bertahan dari lingkungannya dan akhirnya tamat/hancur. Bisnis merupakan subsistem dari sebuah sistem ekonomi. Subsistem dari suatu organisasi bisnis terdiri dari suatu input, proses dan output. Masing-masing subsistem itu juga merupakan sistem yang mandiri atas beberapa subsistem didalamnya. Kebijakan-kebijakan dalam skala mikro akan memiliki implikasi secara langsung atau tidak langsung atas kelangsungan bisnis.
Perkembangan dalam system mekanisme industrial telah memberikan implikasikasi pada organisasi bisnis atau perusahaan. Lingkunngan bisnis dapat dibedakan menjadi lingkunngan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan bisnis memiliki ketergantungan yang kuat dengan fenomena kehidupan ekonomi anggota masyarakat yang lainnya. Pihak yang dipengaruhi oleh lingkungan bisnis disebut dengan stake-holders. Stake-holder terdiri dari para pelanggan/konsumen, pemasok, karyawan, investor, dan pesaing. Organisasi bisnis yang pedulli akan keadaan lingkungan eksternalnya akan selalu melakukan penyesuaian lingkungan internal sesuai dengan perubahan yang terjadi. Organisasi atau bisnis dapat juga dipandang sebagai suatu sistem tranformasi. Sebagai suatu system transformasi, bisnis memiliki beberapa subsistem, yaitu subsistem input, proses, dan output yang bermanfaat untuk menganalisis problem-problem yang berkaitan dengan output (produk atau jasa) dari organisasi bisnis (perusahaan). Untuk meningkatkan daya saing, produk atau jasa perlu ditingkatkan kualitasnya.



b. Bentuk Organisasi dan Kerja Sama Bisnis
Bentuk bentuk badan usaha terdiri dari perusahaan perseorangan, perusahaan pengkongsian, perusahaan perseroan. Sedangkan badan usaha lainnya meliputi, BUMN, koperasi , dan organisasi nonprofit/ nirlaba. Perusahaan perseorangan didirikan oleh seorang individu yang modalnya relative kecil dan berasal dari tabungan individu itu sendiri. Pada perusahaan perseorangan tanggungjawab pemimpin tidak terbatas, modal terbatas dan kelangsungan organisasi terbatas. Perusahaan perkongensian hampir sama dengan perusahaan perseorangan, yang membedakan hanya pada modal saja, perusahaan perkongensian lebih unggul karena lebih banyak yang menanam modal dan lbih banyak keahlian karena terdiri dari beberapa individu. Perusahaan perkongensian memiliki kekurangan yang hampir sama dengan perusahaan perseorangan tetapi dalam perusahaan perkongensian dapat terjadi perselisihan karena terdiri dari beberapa individu-individu. Pada perseroan terbatas, modal didapat dari penanam saham yang seterusnya menjadi pemilik perusahaan tetapi tidak ikut campur dalam kegiatan usaha. Pada perseroan terbatas, hasil dari peruasahan dibagi 2 untuk pemilik saham dengan perusahaan. Kelebihan PT adalah tanggung jawab terbatas, saham perusahaan mudah ditunaikan, lebih mudah memperoleh modal, dan pengelolaan perusahaan lebih professional. Kelemahan PT adalah badan usaha komplek, pendirian lebih sulit, peraturan yang harus dipenuhi lebih banyak, dan sukar merahasiakan kegiatan usaha.
Badan usaha Milik Negara (BUMN) merupakan suatu badan perusahaan yang dikelola oleh Negara dengan maksud untuk menambah Kas Negara. Koperasi ialah suatu badan usaha yang tujuannya bukan sekedar untuk mencari keuntungan tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya , dan koperasi berbadan hukum. Ciri-ciri koperasi adalah paling sedikit anggotanya 20 orang kemudian melakuakan rapat anggaran dasar untuk pertama kalinya setelah terjadi kesepakatan diajukan pengesahannya kepada departemen koperasi dan akhirnya mendapatkan ijin usaha. Sedang modal koperasi didapat dari dana yang diserahkan setiap anggotanya.
Nirlaba adalah badan usaha yang bukan mencari keuntungan dan bisa juga disebut nengoverment organization (NGO).
Bentuk kerja sama dan ekspansi bisnis yang dapat dilakukan organisasi antara lain, Perusahaan multinasional/ multi national corporation (MNC), Joint venture, Akuisisi/ pengambilalihan, Employe stock ownership (ESOP), Privatisasi & nasionalisasi, Investasi langsung ( Direct investment) & divestasi, Franchising, Licensing.

Fungsi manajemen secara garis besar adalah pennganalisaan persaingan dilingkungan bisnis, planning, organizationing, directing, dan controlling. Untuk mengelola bisnis dengan baik, ada beberapa aspek penting yang harus dilakukan, diantaranya Menetapkan tujuan bisnis tersebut, mengelola manajemen dengan baik dan mempunyai manajer yang memiliki 5 keahlian.Keahlian manajer itu antara lain, Technical skill, Human relations ship, Conceptual skill, Decision making skill dan Time magement skill.
Kewirausahaan yaitu perilaku yang mencakup perilaku berinisiatif, perilaku mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme social dan ekonomi untuk mengubah sumber daya, serta perilaku menerima risiko atau kegagalan.

c. Pengelolaan Produksi atau Operasi dalam Bisnis
Terdapat beberapa macam bentuk pemborosan atau inefisiensi pada proses bisnis yang lazim terjadi dalam suatu organisasi. Pemborosan atau inefisiensi ini adalah segala hal yang tidak mendatangkan nilai atau sia-sia belaka. Usaha mengurasi inefisiensi dalam proses bisnis tersebut merupakan suatu cara yang efektif untuk meningkatkan keuntungan dan memangkas biaya-biaya organisasi.  



DAFTAR PUSTAKA

Boone, Louis E. and David L. Kurtz. (2000). Contemporary Business.Harcout Inc.

Griffin, Ricky W. and Ronald J. Elbert. (2002). Business. 6th edition. Prentice Hall.

Sukirno, Sadono. (2004). Pengantar Bisnis. Prenada Media.

Griffin, Ricky W. and Ronald J. Ebert. (2002). Business. 6th Ed. Prentice Hall International,Inc.

Hisdrich, Robert, et.al. (2005). Entrepreneurship. 6th Edition. McGraw Hill International.

Lupiyoadi, Rambat. (2004). Entrepreneurship: From Mindset to Strategy. Lembaga Penerbit Universitas Indonesia.

Sukardi, Iman S. (1991). Intervensi Terencana Faktor-faktor Lingkungan terhadap Pembentukan sifat-sifat Entrepreneur. Disertasi. Jakarta: Fakultas Pascasarjana UI.

Sukirno, Sadono. (2004). Pengantar Bisnis. Prenada Media.

Griffin, Ricky W. and Ronald J. Elbert. (2002). Business. 6th edition. Prentice Hall.

Schroeder, Roger G. (2006). Operation Management: Contemporary

Concept & Cases. 3rd edition. Mc Graw Hill.

Istavita Utama. 2018. Makalah Pengantar Bisnis. https://underpapers.blogspot.com. Diakses pada: Sabtu, 30 Juni 2018


 Download Makalah Pengantar Bisnis