Makalah Model Pendekatan dan Metode dalam Studi Islam - Download Makalah Agama Gratis File Docx
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Urgensi mata kuliah ini adalah untuk
memperkenalkan beberapa temuan teori yang dihasilkan oleh para sarjan Barat
dalam melihat Islam di Indonesia. Untuk selanjutnya kita diharapkan bisa
mengapresiasi bahkan mengkritisi beberapa temuan mereka. Karena setelah mereka
melakukan studi secara intensif, ternyata banyak hal yang harus dan bisa
dijelaskan secara ilmiyah mengenai ke-khasan dan corak ke-Islaman di
Indonesia.
***
Download Makalah Model Pendekatan dan Metode dalam Studi Islam
***
Persoalannya adalah, apakah temuan-temuan mereka pada masa itu masih
relevan dengan kondisi dan untuk menggambarkan Islam Indonesia sekarang? Apa
tujuan sebenarnya dibalik studi mereka dalam melihat Islam di Indonesia? Adakah
dampak positif bagi Islam sendiri atau bahkan kesan negatif yang muncul, ketika
Islam Indonesia dijelaskan dengancara-cara seperti itu?
Untuk
itulah, kami sebagai sarjana muslim Indonesia perlu membaca pandangan-pandangan
mereka secara konseptual dan rasional. Apakah aspek-aspek dan metodologi
penelitian mereka bisa di pertanggung jawabkan secara ilmiah dan akademik? Apa
kelebihan dan kekurangan yang ada pada temuan mereka dalam melihat Islam di
Indonesia dari masing-maming perspektifnya? Sebagai bahan kajian utama untuk
melatih kepekaan mahasiswanya dalam melihat Islam di Indonesia.
Dengan
menganalisis berbagai hal, penyusun berharap semoga kita dapat membawa wawasan
dan mengambil pelajaran yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan uraian diatas,
penulis menyusun makalah yang berjudul “Model Pendekatan dan Metode dalam Studi
Islam”.
B.
Rumusan Masalah
Adapun makalah yang di bahas dalam makalah ini di rumuskan dalam
rumusan masalah berikut:
1.
Apakah
urgensi pendekatan dan metode dalam studi islam
2.
Bagaimana
perkembangan model pendekatan dalam studi islam
3.
Apakah
kontruksi teori dan pendekatan dalam studi ke-islaman
4.
Bagaimana
peran sosial dalam memahami islam
5.
Bagaimana
pendekatan pemikiran: kalam, filsafat, tasawuf
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Urgensi Pendekatan dan Metode dalam Studi Islam
Beberapa
metode diperlukan dalam memahami islam, karena secara operasional konseptual
dapat memberikan pandangan bahwa islam tidak hanya berwajah tunggal (single
face) melainkan berwajah plural (multifaces). Hal ini diperlukan
karena islam sebagai agama tidak boleh dipahami melalui pintu wahyu belaka,
tetapi perlu dipahami melalui pintu pemeluknya, yaitu masyarakat muslim yang
menghayati, meyakini dan memperoleh pengaruh dari islam tersebut. Dengan kata
lain, berarti mecari kebenaran teologis atau filosofis, akan tetapi juga
mencari bagaimana islam itu ada dalam kebudayaan dan sistem sosial dengan
berdasarkan atas fakta realitas sosio-kultur.
Selain
ini ada dua macam kajian islam yang dilakukan, pertama oleh kalangan muslim
sendiri, kedua oleh karangan orientalis (Barat). Kelompok pertama menggunakan
pendekatan yang disebut fideistic subjectivism / al-‘aql al-dini al-lahuti (pemikiran
teologi-normatif), dan kelompok kedua menggunakan pendekatan yang disebut scientific
objectivsm / al-‘aql al filsafi (pemikiran filsafat).
Pendekatan
pertama berupaya memahami agama secara liteal, dengan menggunakan kerangka ilmu
ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan behwa wujud empirik dari suatu
keagamaan dianggap yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya.
Sementara pendekatan kedua membahas berbagi peristiwa dengan memperhatikan
unsur tempat, waktu, obyek, latar belakang dan pelaku dari peristiwa tersebut.
Pendekatan
ini amanat dibutuhkan dalam memahami islam, karena islam itu turun dalam
situasi yang konkret Bahkan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan.
Maka didalam al-Qur’an ditemukan berbagi macam kisah-kisah sejarah, yang dapat
dijadikan sebagai patokan dalam memahami ajaran dalam islam dan juga ditemukan
istilah asbab al-nuzul hukum-hukum fikih dan lain sebagainya.
B.
Perkembangan Model Pendekatan dalam Studi Islam
Perkembangan
dan pengaruh global terhadap penduduk muslim dunia menyebabkan islam mendapat
perhatian besar dalam studi agama. Studi islam sebagai sebuah disiplin,
sebenarnya sudah dimulai sejak lama. Studi ini mempunyai akar yang kokoh
dikalangan sarjana muslim dalam tradisi keilmuan tradisional. Dalam dua dekade
terakhir ini, semakin tumbuh kesadaran akan pentingnya berbagai pendekatan
ilmiah dalam bidang Islamic Studies dan perhatian akan problem-problem
yang dihasilkan dari berbagai pendekatan ini. Oleh karena itu mengkaji ilmu
ditemukan multiplisitas dan mengisi secara kritis-komunikatif. Sebagai contoh,
dalam studi tentang data keagamaan, seperti al-Qur’an, teks-teks klasik dan
interprestasi tenteng makna-makna keagaman meskipun pendekaan dan metode yang
digunakan sama, kesimpulan ilmiahnya bisa berbeda, karena ada sensibilitas yang
berbeda antara satu peneliti dengan peneliti lainnya.
Kalau
dilacak, sejarah pertumbuhan studi Islam, dapat dilihat pada abad ke-19, dimana
kajian islam pada masa ini lebih menekankan pada tradisi filologi.
Tampaknya
penelitian agama memang tidak dapat dipisahkan dari aspek bahasa, karena
manusia adalah makhluk berbahasa sedangkan doktrin agama dipahami, dihayati dan
disosialisasikan melalui bahasa. Pembahasan berikut ini mengenai pengertian
bahasa yang dipersempit dan diartikan sebagai kata-kata yang digunakan untuk
mengungkapkan perasaan atau memerintah.
Istilah bahasa agama dalam buku ini menunjukkan tiga macam bidang kajian dan
wacana. Pertama, ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk menjelaskan
obyek pemikiran yang bersifat metafisi, terutama tentang tuhan. Kedua, bahasa
kitab suci terutama bahasa al-Qur’an dan ketiga, bahasa ritual
keagamaan.
Penelitan
agama dengan menggunakan pendekatan fiologi dapat dibagi dalam tiga pendekatan.
Perlu ditekankan disini bahwa ketiga pendekatan dimaksudkan tidak terpisah
secara ekstrem, pendekatan bisa over lapping, saling melengkapi atau bahkan
dalam sudut pandang tertentu sama. Ketiga pendekatan trsebut adalah metode
tafsir, content analisis dan hermeneutika.
1.
Metode Tafsir
Pendekatan
filologi dalam al-Qur’an adalah pendekatan atau metode tafsir. Metode tafsir
adalah metode tertua dalam pengkajian agama. Sesuai dengan namanya, tafsir
berarti penjelasan, pemahaman dan perincian atau kitab suci, sehingga isi pesan
kitab suci dapat dipahami sebagaiman dapat diketahui oleh Tuhan.
Berkaitan
dengan penelitihan agama tujuan tafsir adalah menjelaskan, menerangkan,
menyingkap kandungan kitab suci pesan yang terkandung di dalamnya baik barupa
hukum, moral, spiritual, perintah maupun
larangan dapat dipahami, dihayati dan diamalkan. Dalam rangka menjelaskan isi
pesan kitab suci tafsir menggunakan berbagai pendekatan sesuai dengan disiplin
ilmu:
a.
Pendekatan
satra bahasa
b.
Pendekatan
filosofis
c.
Pendekatan
teologi
d.
Pendekatan
ilmiah
e.
Pendekatan
fikih atau hukum
f.
Pendekatan
tasawuf
g.
Pendekatan
sosiologi
h.
Pendekatan
kultural
Ini
berarti bahwa ayat yang sama apabila ditafsirkan dengan pendekatan berbeda akan
menghasilkan isi pesan yang berbeda pula. Adapun metode penafsiran yang
berkemban dalam tradisi intelektual islam dan cukup populer yaitu: tahlil,
ijmali, muqaran dan mawdzu.
Tafsir tahlil adalah metode
mentafsirkan al-Qur’an dengan cara menguraikan secara detail kata demi kata,
ayat demi ayat dan surat demi surat yang ada dalam al-Qur’an awal hingga akhir.
Tafsir Ijtimali adalah
cara menafsirkan ayat-ayat dalam kitab suci dengan cara menunjukkan kandungan
makna kitab suci secara global dan penjelasannya biasanya secara global pula.
2.
Pendekatan Filologi
Terhadap As-sunnah (Al-Hadist)
As-sunnah
secara etimologi berarti tradisi atau perjalanaan. Sedangkan al-Hadistsecara
etimologi berarti ucapan atau pernyataan dan sesuatu yang baru. Dalam arti
teknis as-sunnah (Sunnatur- Rosul) identik dalam hadits.
3.
Pendekatan Filologi terhadap Teks, Naskah dan Kitab-Kitab:
Hermeneutika
Hermeneutika
secara etimologi berasal dari kata kerja hermeneuin : menyampaikan berita.
Pengertian yang lebih lengkap dinyatakan Stephen WL. Bahwa hermeneutika: Studi
of understanding, espicciallyby interpriting action and text.
C.
Kontruksi Teori Dan Pendekatan dalam Studi Ke-Islaman
Seiring dengan
pemekaran wilayah pemahaman dan penghayatan keagamaan, yang antara lain
disebabkan oleh transparansi sekat-sekat budaya. Sebagai akibat dari lupaan
informasi dalam era ilmu dan teknologi, masyarakat islam membutuhkan
masukan-nasuka dan kajian-kajian keagamaan yang segar, yang tidak lagi melulu
bersifat teologis-normatif, tetapi juga menginginkan masukan-masukan dari
kajian keagamaan yang bersifat historis-kritis.
Untuk itu dalam
buku ini, penulis menegaskan perlunya pendekatan-pendekatan yang bervariatif
dalam studi islam. Studi islam dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang
bersifat komperhensif, multidispliner, interdispliner dengan menggunakan
metodologi yang bersifat akademik-kritis.
Konstruksi
adalah cara membuat bangunan-bangunan. Teori berarti pendapat yang dikemukakan
sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa. Sementara itu, yang dimaksud
dengan pendekatan adalah cara pandang atau paradigma pada suatu bidang ilmu
yang digunakan untuk memahami agama. Studi tentang data keagamaan, seperti
qur’an, teks-teks data klasik, dan interprestasi tentang makna-makna agama,
meskipun pendekatan dan metode yang digunakan sama, kesimpulan-kesimpulan
ilmiahnya cenderung berbeda karna ada praduga dan srsibilitas yang berbeda.
Stuasi yang sama terjadi pada studi tentang agama-agama dan budaya-budaya
selain islam.
D.
Peran Sosial dalam Memahami Islam
Arkum menyatakan perlunya perbaikan terhadap hasil dari beberapa kajian
keislaman yang dilakukan beberapa pihak; pertama oleh kalangan muslim (al-islamiyyun),
yang tidak setuju dengan pendekatan sosiologi, baik dari sisi metodologi
terminologi serta problemnya, untuk digunakan dalam sebuah kajian keislaman. Kedua
oleh para orientalis, yang dalam kajiannya, analisis yang digunakan tidak
terlalu mendalam (la yafham al-bu’du al-dini) dimana mereka
hanyaberangkat dari beberapa contoh dan kondisi sejarah yang berbeda dan
mengkajinya dari sudut pandang ilmu-ilmu sosial semata, yantg itu merupakan
produk dari barat. Mereka terkadang hanya berangkat dari pendekatan linguistik
(filologi), sehingga miskin akan discourse of analysis.
Dengan melihat
kasus di prancis, arkum membicarakan tentang perbedaan tradisi yang terjadi
ditengah-tengah keilmuan masyarakat barat dan eropa secara umum, yaitu
perbedaan antara peneliti dari kelompok ilmu-ilmu humanities di Barat, yang
tidak menekuni kajian dan warisan intelektualnya dengan kelompok yang memang
menekuni kajian-kajian keislaman (para orientalis). Arkum menyayangkan karena
para orientalis itu tidak membuka wacana diskusi dibidang epistemologi dengan
para pengkaji ilmu-ilmu humanities. Arkum mengkritik para orientalis dengan
mengatakan bahwa mereka telah ketinggalan metodologi dan berwawasan penting
dibidang epitemologi. Maka arkum mengajak untuk mengadakan revolusi di bidang
kajian-kajian keislaman dan Arab.
Sementara itu
kaum fundamentalis islam juga menolak kajian-kajian sosial untuk digunakan
dalam mengkaji islam dan memiliki sikap yang mudah tersinggung dari pada
melakukan penelitihan tentang islam secara ilmiah. Maka arkum menyatakan bahwa
untuk memahami masyarakat arab atau islam pada masa kini, dibutuhkan metodologi
nalar baru yang pluralis sesuai dengan segala masyarakat, progresif,
komparatif, revolusioner, memiliki sifat terbuka, sistematis, memiliki analisa
yang luas, universal. Nalar ini oleh arkum disebu nalar falsafi (al-‘aql
al-falsafi). Nalar ini adalah lawan dari nalar teologi (al-difa’i)
ofensif (al-hujumi) dan dogmatis (al-dogma’i). Sebuah nalar yang
menutup gerak pemikiran islam semenjak abad ke IX danXII Masehi.
1.
Pendekatan
Pemikiran Kalam
Tampaknya
sampai kini masih dalam perdebatan, paling tidak, pada tingkat semantik.
Tentang penggunaan istilah teolgi (islam) dan pengidentiknya dengan ilmu kalam.
Mereka yang melatar belakangi dalam tradisi keislaman konvesional mengartikan
teologi islam sebagai ilmu kalam yakni disiplin yang mempelajari ilmu ketuhanan
bersifat abstrak, polemis, spekulatif, dan normatif.
Seperti yang
terungkap dalam judul buku “Teologi” tulisan Harun Nasution dan A. Hanafi.
Sementara itu bagi mereka yang terlatih dalam tradisi barat dan tidak
mempelajari islam dari studi-studiformal lebih melihat teologi sebagai
pemahaman serta penafsiran terhadap realitas dalam perspektif.
Ilmu kalam
adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan (Allah), sifat-sifat yang
mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang mesti tidak ada pada Nya serta sifat-sifat
yang mungkain ada pada Nya dan membicarakan pula tentang Rosul-rosul tuhan ,
untuk menetapkan kerosulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada pada
Nya, sifat-sifat yang tidak mesti ada pada Nya dan sifat-sifat yang mungkin
terdapat padanya.
2.
Pendekatan Filsafat
Filsafat
berasal ari bahasa Arab yang berhubungan erat dengan kata aslinya yakni bahasa
Yunani Phileshopia: secara harfiah, Philo: cinta, Shopia: hikmah, kebijakan.
Selain itu filsafat dapat pula diartikan mencari hakikat sesuatu berusaha
menemukan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman
manusia.
Srdangkan sidi
gazali begpendapat filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematis,
radikal dan universal dalam rangka mencapai kebenaran, inti, hikmah, atau
hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.
Tujuan
berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya. Jika kebenaran yang
sebenarnya dirumuskan secara sistematis maka ia adalah sistematis filsafat.
Sistematika filsafat itu terbagi atas tiga cabang filsafat besar yakni teori
pengetahuan teori hakekat dan teori nilai.
Sedangkan objek
penelitian filsafat dapat dibedakan menjadi dua. Pertama objek materia yakni
semua yang ada, mungkin ada serta pengetahuan tentang nilai. Sebagai catatan
yang diteliti adalah mengenai bagian abstrak dari obyek tersebut. Contoh
tentang penelitihan menusia yakni bagian yang merupakan hakikat yang abstrak
yakni eksistensinya dan nilai-nilai kemanusiaannya. Kemudian mengenai obyek
formanya yakni penelitihan yang mendalam, sistematis, universal dan radikal.
3.
Pendekatan Pemikiran Tasawuf
Islam adalah
agama yang bersifat universal, memberikan jawaban asasi terhadap berbagai
kekebutuhan menusia, lahiriyah, batiniyah, individual serta kolektif. Tasawuf
merupakan salah satu bidang studi islam yang memfokuskan perhatiannya pada
dimensi esoterik yakni pembersihan aspek rohani sehingga dapat menimbulkan
akhlak mulia.
Melalui studi
tasawuf ini, seseorang dapat menegtahui tata cara melakukan pembersihan jiwa
srta mengamalkan secara benar. Dari pengetahuan ini ia akan tampil sebagai
seorang yang terampil dan pandai pada saat ini berinteraksi dengan orang lain
atau pada saat melakukan aktifitas dunia yang menentukan kejujuran, keikhlasan
serta tanggung jawab.
Menarik sekali
AbbudinNata dalam bukunya Metodologi Studi Islam menjelaskan pengertian
tasawuf. Terdapat tiga sudut pandang yang digunakan para ahli dalam
mendefinisikan tasawuf.
Pertama, sudut
pandang manusia sebagai makhluk terbatas. Kedua, sudut pandang manusia sebagai
makhluk yang harus berjuang, dan ketiga, sudut pandang manusia sebagai makhluk ber-Tuhan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
metode
diperlukan dalam memahami islam, karena secara operasional konseptual dapat
memberikan pandangan bahwa islam tidak hanya berwajah tunggal (single face) melainkan
berwajah plural (multifaces). Selain ini ada dua macam kajian islam yang
dilakukan, pertama oleh kalangan muslim sendiri, kedua oleh karangan orientalis
(Barat). Metode Tafsir diantaranya: Pendekatan satra bahasa, Pendekatan
filosofis, Pendekatan teologi, Pendekatan ilmiah, Pendekatan fikih atau hukum,
Pendekatan tasawuf, Pendekatan sosiologi, Pendekatan kultural.
2.
Konstruksi
adalah cara membuat bangunan-bangunan. Teori berarti pendapat yang dikemukakan
sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa.
3.
Arkum
menyatakan perlunya perbaikan terhadap hasil dari beberapa kajian keislaman
yang dilakukan beberapa pihak: pertama oleh kalangan muslim (al-islamiyyun),
Kedua oleh para orientalis, yang dalam kajiannya, analisis yang
digunakan tidak terlalu mendalam (la yafham al-bu’du al-dini) dimana
mereka hanyaberangkat dari beberapa contoh dan kondisi sejarah yang berbeda dan
mengkajinya dari sudut pandang ilmu-ilmu sosial semata, yantg itu merupakan
produk dari barat.
4.
Pendekatan
Pemikiran: Kalam , Filsafat, Tasawuf. Pendekatan Pemikiran Kalam, bahwa ilmu
kalam adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan (Allah), sifat-sifat
yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang mesti tidak ada pada Nya serta
sifat-sifat yang mungkain ada pada Nya dan membicarakan pula tentang Rosul-rosul
tuhan. Pendekatan filsafat adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan
(Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang mesti tidak ada
pada Nya serta sifat-sifat yang mungkain ada pada Nya dan membicarakan pula
tentang Rosul-rosul tuhan. Dan pendekatan pemikiran Tasawuf.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusu STUDI ISLAM IAIN SUNAN AMPEL, Pengantar Studi Islam Surabaya: iain sunan ampel press. 2002
Tim Penyusu STUDI ISLAM IAIN SUNAN AMPEL, Pengantar Studi Islam Surabaya:
iain sunan ampel press. 2011
Nurush Shochichah, Siti Sholihah. 2012. Model
pendekatan dan Metode dalam Studi Islam. http://4shared.com. Diakses pada: Minggu, 24 Juni 2018
Istavita Utama. 2018. Makalah Model
pendekatan dan Metode dalam Studi Islam. https://underpapers.blogspot.com.
Diakses pada: Sabtu, 30 Juni 2018
Download Makalah Model Pendekatan dan Metode dalam Studi Islam