Makalah Aliran Pemikiran Modern Dalam Islam - Download Makalah Gratis File Docx
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Secara global pemikiran Islam modern ini
merupakan pemikiran yang memiliki kecenderungan untuk mengambil beberapa pemikiran Barat yang
modern,rasional,bahkan liberal atau menafsirkan Islam melalui pendekatan
rasional untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
***
Download Makalah Aliran Pemikiran Modern Dalam Islam
***
Di kalangan umat Islam terdapat empat
orientasi pemikiran ideologis yang dianggap mewakili kelompok yang
ada:tradisionalis,konservatif,reformis-modernis,radikal-puritan,dan
sekuler-liberal.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa saja Pemikiran Modern Dalam Islam
2. Apa itu Aliran NU(Nadhatul Ulama) dan Muhammadiyah
B.Tujuan
1.Untuk
meneliti lebih cermat kalangan umat Islam secara global
2.Untuk
mengetahui aliran pemikiran modern
3.Untuk
menjelaskan aliran pemikiran modern
BAB II
PEMBAHASAN
A. Beberapa Pemikiran Modern Dalam Islam
Secara global, di kalangan umat islam terdapat empat orientasi
pemikiran ideologi yang dianggap mewakili kelompok- kelompok yang ada :
tradisionalis, konservatif, refornis- refornis radikal, puritan dan sekuler-
liberal.
Kelompok tradisionalis-
konservatif adalah mereka yang menentang kecenderungan pembaratan(
wezternizing) yang terjadi beberapa pada abad
yang lalu atas nama islam seperti yang dipahami dan dipraktikan di
kawasan – kawasan tertentu,Kelompok ini juga ingin mempertahankan beberapa tradisi
ritual yang dipraktekkan oleh beberapa
ulama’ salaf,Para pendukung orientasi ideologis semacam ini bisa ditemukan
khususnya dikalangan penduduk desa dan kelas bawah,
Kelompok reformis- modernis adalah kelompok yang memandang islam
sangat relevan untuk semua lapangan kehidupan ,publik, dan pribadi, Bahkan mereka menyatakan bahwa
pandangan- pandangan dan praktik tradisional harus direformasi berdasarkan
sumber- sumber asli yang otoritatif, yakni al- Qur’an dan as-Sunnah (
purifikasi Agama ) dalam konteks situasi dan kebutuhan kontemporer,
Pemikiran islam modern ini merupakan pemikiran yang memiliki
kecenderungan untuk mengambil beberapa pemikiran Barat yang modern, rasional
bahkan liberal atau menafsirkan islam
melalui pendekatan rasional untuk menyesuaikan dengan perkembangan Zaman.
Kelompok modernis ingin menjadikan Agama sebagai landasan dalam
menghadapi medernitas, Menurutnya Agama
tidak bertentangan dengan perkembangan Zaman modern, sehingga mereka ingin
menginterpretasikan ajaran – ajaran Agama sesuai dengan kebutuhan modern.
Mereka menyatakan bahwa tidak ada pertentangan antara islam dan medernitas,
Menurut mereka, hukum islam tidak baku, tapi harus dirubah sesuai dengan
situasi sosial yang sedang berkembang.
Kelompok ini menganjurkan penafsiran ulang atas islam secara
fleksibelsesuai dengan kondisi modern. Kelompok ini ada yang menyebutnya
sebagai mu’tazilah, Karena Mu’tazilah
yang rasional memiliki peran dalam membentuk polo berfikirnya kelompok
ini.
Kecenderungan modernisasi pemikiran islam muncul pada dekade akhir
abad ke- 19 sebagai tanggapan atas pembaratan rezim dan pemerintahan
Eropa.Kultur elit muslim saat itu terbagi menjadi kelompok yang terbaratkan dan
kelompok tradisional, dan kelompok modernis mencoba untuk mempersatukanya
kelompok oni berkembang pada jamaluddin al-Afghani (1839- 1897 ),M. Abduh
(1849-1905 ) Rashid Rida (1865- 1897 ) M, Iqbal (1876- 1938) dari India.
Kaum radikal- puritan adalah
kelompok yang juga menafsirkan islam berdasarkan sumber- sumber asli dan otoritatif,
sesuai dengan kebutuhan- kebutuhan kontemporer. Tapi mereka sangat keberatan
denga tendensi modernis untuk memberatkan islam. Kelompok ini melakukan
pendekatan konservatif dalam melakukan
reformasi keagamaan, bercorak literalis, dan menekankan pada pemurnian doktrin
( purifikasi ).
Kelompok ini juga bisa
disebut sebagai kelompok fundamentalis, meskipum ada yang menolak penyebutan tersebut, dengan
alasan bahwa kelompok
fundamentalis lebih keras dalam menolak pembaratan dan lebih bersikap
konfrontasional dibandingkan kelompok di atas, lebih- lebih kelompok
fundamentalis lebih cenderung untuk menjadikan Agama sebagai doktrin dalam
kehidupan bermasyarakat.
Bagi kelompok radikal-
puritan ini , syari’ah memang fleksibel dan bisa berkembang untuk memenuhi
kebutuhan yang terus berubah, tetapi penafsiran dan perkembangan harus
dilakukan melalui cara islam yang
murni,. Maka mereka mengkritik tradisional dan menganggapnya sebagai
suatu hal yang bid’ah ibn Taymiyyah. Tokoh yang meninggal pada tahun 1328, adalah
tokoh intelektual pemikiran fundamentalis.
Sebuah gerakan pemikiran bercorak fundamentalis pernah muncul pada
abad ke 18, di Najd ( sekarang saudi
arabia ) bernama Wahhabiyyah, dibawah pimpinan Muhammad ibn Abd al Wahhab
(1703- 1787 ) seorang teolog yang mengikuti gaya Ahmad bin Hanbal dan Ibn Taymiyyah dalam
memahami al- Quran secara literal. Geakan Wahhabiyyah ini adalah gerakan yang
muncul pada saat terjadinya degradasi moral masyarakat islam, mengajak untuk
kembali kepada ajaran islam murni, memberantas
segala bentuk peraktek yang diaggap mereformasi pandangan – pandangan keagamaan
tradisional yang menganggap bahwa pintu ijtihad
telah tertutup. Mereka menyatakan anti- intelektualisme, terutama
filsafat. Tokoh lain dari gerakan fundamentalis adalah Abu A’la al-Maududi di pakistan (1903- 1979), dan
Seyyed Qutb (1906- 1966 ) di mesir, dan K ,H, Ahmad Dahlan (1868- 1923 ) di
indonesia.
Menurut penelitian ,
munculnya beberapa kelompok radikal adalah
,karena kehidupanya yang
jauh dari kehidupan modern, Sebagai
contoh penganut Khawarij, adalah mereka yang hidup di gurun,
nomaden.Wahhabiyyah, muncul pada masa sebelum masuknya modernisasi di dunia arab, bahkan ia disebut
sebagai kelompok yang muncul di suatu
wilayah yang tidak pernah di sentuh oleh dunia luar, Najd Muhammad bin Abd al-
Wahhab, tokohnya muncul pada abad sebelum modern ( pre- modern ), sebelum
adanya pengaruh industrialisasi dari Barat, Dari itu, secara kultural
Wahhabiyyah muncul sebagai gerakan yang merepresentasikan bentuk primitif.
Ikhwanul Muslimin, kelompok fundamentalis di Mesir, adalah kaum
rural dan menjadi kaum urban menghadapi kaum realitas yang
disekitarnya.Muhammadiyyah, didirikan oleh tokoh oleh tokoh yang hidupnyatidak
pernah mendapat pendidikan Barat dan tidak pernah melihat kebudayaan Barat
dalam arti yang sebenarnya, K, H. Ahmad Dahlan.
Kelompok sekuler- liberal adalah mereka yang memandang bahwa jalan
untuk mereformasi masyarakat adalah
dengan menyerahkan atau membatasi segala urusan Agama dan ritual kepada personal
dan menegaskan kekuatan logika dalam kehidupan publk.Kelompok ini mempengaruhi
oleh ideologi Barat terutama paham nasionalisme.
Dalam sebuah penelitian
ditemukan , bahwa untuk menjadi seseorang muslim indonesia tanpa disertai centelan ( hubungan ) organisasi
tertentu” kurang begitu dinimati”, Dalam kesadaran intrn umat islam label Islam agaknya masih dilihat
terlalu umum, sehingga belum memberi makna sosiologis dalam kehidupan
bermasyarakat secara luas, dan kenyataan sosiologis itulah yang terjadi di
indonesia, sehingga wajar sekali, jika pengelompokan dalam masyarakat islam di
indonesia terus berkembang, dan semakin bertambah jumlahnya hingga puluhan,
bahkan mungkin ratusan.
Perdebatan yang terjadi di antara mereka bukanlah tentang pokok-
pokok ajaran agama itu sendiri, akan tetapi bagaimana memanifestasikan ajaran
islam itu di dalam sistem kehidupan sosial. Sebagaimana yang terjadi pada
kemunculan pada abad klasik, bahwa kemunculan gagasan tentang pemikiran
ideologis itu tidak terlepas dari pengaruh kondisi sosial dan politik, begitu
juga dengan pemikiran yang berkembang di Indonesia, tidak terlepas dari
beberapa kepentingan dan kondisi dan sosial dan budaya bangsa Indonesia yang
plural,
Disamping alasan di atas, ada alasan lain yang menjadi kemelut diantara
orientasi ideologis dari beberapa pemikiran di atas, yaitu pemahaman yang
berbeda di antara mereka dalam memahami islam, apakah sebagai model dari sebuah
realitas ( model of reality ) ataukah model untuk sebuah realitas ( models for
reality )
Pemikiran yang pertama
mengisyaratkan bahwa agama adalah representasi dari sebuah realitas, sementata
pemikiran yang kedua mengisyaratkan bahwa agama merupakan konsep bagi realitas
, seperti aktifitas manusia, Dalam pemahaman yang kedua ini agama mencakup teori-
teori, dogma atau doktrin bagi sebuah realitas.
Dalam kajian modern tentang sejarah umat islam ditemukan bahwa,
meskipun berdasarkan pada agama yang sama, para pemeluk agama ini memiliki
pemahaman yang berbeda, dan seringkali perbedaan itu mimicu persaingan dan
konflik, di dalam menghadapi tantangan modernitas. Seiring dengan perkembangan
islam dan munculnya ijtihad- ijtihad baru. Paham- paham tersebut bukan sekedar
pengakuan legalitas politik ,melainkan juga berekses pada paham keagamaan.
B. Aliran NU(Nadhatul Ulama) dan Muhammadiyah
Meskipun dalam
wujudnya pemahaman ideologi keagamaan sangat beragam di Indonesia terutama di
dalam masyarakat Jawa hanya dikenal adanya Islam NU dan Muhammadiyah.NU sering
dilihat sebagai kelompok tradisionalis,sementara muhammadiyah sebagai kelompok
modernis.Namun dikotomi ini kemudian dianggap tidak layak lagi,karena dalam
perkembangan selanjutnya,NU bersifat lebih terbuka terhadap modernitas.Bahkan
dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Arbiyah Lubis,ditemukan bahwa
Muhammadiyah termasuk dalam kelompok tradisionalis modernis. Di mana
Muhammadiyah tampil sebagai modernis hanya dalam dunia pendidikan. Akan tetapi
dalam memahami teks al-Qur’an dan Hadits
sebagai sumber ijtihad, Muhammadiyah berada dalam kelompok tradisionalis.
Beberapa hal
yang menjadi perbedaan antara NU dan Muhammadiyah adalah bahwa NU dan
Muhammadiyah adalah bahwa NU tidak menolak beberapa praktik ritual yang tidak
tertulis dalam Hadits sahih atau tidak sesuai dengan pemikiran modern, karena
menurut mereka sesuatu yang tidak tercantum dalam Hadits sahih itu tidak
berarti bertentangan dengan Islam selama masih belum menyangkut masalah
akidah.Sebaliknya, Muhammadiyah menganggap sesuatu yang tidak tercantum di
dalam Hadits sahih dianggap sebagai sesuatu yang menyimpang dari ajaran Islam
dan tidak boleh diamalkan, karena akan berdosa dan berimplikasi buruk terhadap
akidah.
Dalam bentuk praktik ritual di waktu sholat jum’at NU menggunakan
dua adzan, sementara Muhammadiyah menggunakan satu adzan. Bentuk mimbar yang
digunakan juga berbeda, NU menggunakan mimbar bertongkat,sementara Muhammadiyah
menggunakan bentuk mimbar modern. Perbedaan lain yang sangat mencolok adalah
dalam penetapan awal puasa dan hari raya, pelaksanaan sholat tarawih dan sholat
id. Kelompok NU dalam menetapkan awal bulan puasa dan hari raya berpegang pada
konsep ru’yah, sementara Muhammadiyah berpegang pada hisab. Dalam pelaksanaan
sholat tarawih, kelompok NU berpegang pada jumlah 20 raka’at , sementara Muhammadiyah
berpegang pada jumlah 8 raka’at. Dalam pelaksanaan sholat Id kelompok NU
melakukannya di masjid sementara orang Muhammadiyah di lapangan terbuka.Masih
banyak lagi beberapa bentuk perbedaan yang lain,yang bisa dijadikan sebagai
dasar dalam memilah masyarakat Islam di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN:
- Kelompok tradisionalis konservatif adalah mereka yang menentang kecenderungan pembaratan.
- Kelompok reformis modernis adalah kelompok yang memandang islam sangat relevan untuk semua lapangan kehidupan , publik , dan pribadi.
- Kaum radikal puritan adalah kelompok yang juga menafsirkan islam berdasarkan sumber-sumber asli yang otoritatif.
- Kelompok sekuler liberal adalah kelompok mereka yang memandang bahwa jalan untuk mereformasi masyarakat adalah dengan menyerahkan atau membatasi segala urusan Agama dan ritual kepada personal dan menegaskan kekuatan logika dalam kehidupan public.
- NU tidak menolak beberapa praktik ritual yang tidak tertulis dalam Hadits sahih atau tidak sesuai dengan pemikiran modern.
- Muhammadiyah menganggap sesuatu yang tidak tercantum di dalam Hadits sahih dianggap sesuatu yang menyimpang dari ajaran Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Tim
penyusun STUDI ISLAM IAIN SUNAN AMPEL,Pengantar studi islam ( Surabaya:
iain sunan ampel press 2012). Hal 114
Istavita
Utama. 2018 Makalah Aliran Pemikiran Modern Dalam Islam. https://underpapers.blogspot.com.
Diakses pada: Sabtu, 30 Juni 2018
Widya
putri mawaddati, Uswatun Hasanah, Nur aini muzdalifah. 2012. Aliran Pemikiran
Modern Dalam Islam. https://4shared.com. Diakses pada: Minggu, 24 Juni 2018
Download Makalah Aliran Pemikiran Modern Dalam Islam