Makalah Stratifikasi Budaya Sunda - Download Makalah Sosiologi Gratis File Docx
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat
Indonesia adalah suatu masyarakat majemuk yang memiliki suatu keanekaragaman di
dalam beberapa aspek tingkatan kehidupan . Tidak dapat kita pungkiri bahwa
kebudayaan merupakan suatu hasil dari cipta rasa karsa manusia yang telah
menjadi sebuah sumber kekayaan bagi Indonesia, sebagai contoh yaitu Suku Sunda
merupakan salah satu suku bangsa yang berada di Jawa bagian Barat .
***
Download Makalah Stratifikasi Budaya Sunda
***
Sebagai
salah salah suku bangsa di Indonesia, Suku Sunda memiliki karakteristik yang
membedakan dari suku lainnya . Keistimewahan
dari Suku Sunda tercemin dalam kebudayaan yang mereka milikinya baik itu dari
segi agama , kesenian , maupun mata pencaharian dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimanakah stratifikasi masyarakat Sunda ?
- Bagaimana sistem interaksi dalam masyarakat Suku Sunda ?
- Seperti apakah susunan dari kebudayaan Suku Sunda itu ?
- Apa sajakah kepercayaan yang di anut oleh masyarakat Sunda ?
1.3 Tujuan
- Ingin mengetahui tingkatan yang terdapat di masyarakat Sunda
- Dapat memahami tentang cara berinteraksi masyarakat tersebut
- Mengetahui golongan atau susunan budaya Sunda
- Memahami kepercayaan yang ada
BAB
II
PEMBAHASAN
Suku Sunda
adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa ,Suku Sunda
merupakan suatu etnis kedua terbesar di Indonesia setelah etnis Jawa .
Sekurang-kurangnya 15,41% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda dan di dalam
Suku Sunda orang ini memiliki agama bermayoritas Islam.
Secara
Etimologi Suku Sunda berasal dari kata Su yang artinya segala sesuatu yang
mengandung sebuah unsur kebaikan atau kesetaraan . Orang Sunda sendiri memiliki
sebuah kepercayaan yaitu sebuah etos atau karakter kesundaan sebagai jalan
menuju keutamaan hidup.
2.1 Stratifikasi masyarakat Sunda
Masyarakat Sunda ( Jawa Barat ) mempunyai sebuah ikatan
keluarga yang cukup sangat erat sekali . Nilai individu sangat tergantung
kepada penilaian masyarakat, dengan demikian dalam pengambilan keputusan
seperti perkawinan dan pekerjaan seseorang tidak dapat lepas dari sebuah
keputusan yang di tentukan dari sebuah keluarga tersebut, seperti contoh di
Desa Suka Resmi Garut Jawa Barat sesuatu daerah yang terdapat sangat banyak
sekali di kontrol oleh bapak Lurah ataupun pengurus besar disana. Mereka itu
turut selalu dalam proses perkembangan desa-desa yang sangat bersangkutan dengan
suatu hal yang sudah menjadi sebuah kebiasaan bersama .
Perbedaan status diantara kelompok elite dengan
masyarakat umum memang sudah pasti dapat terjadi berdasarkan suatu status
pendidikan , ekonomi maupun sebuah kedudukan . Robert Wessing yang telah meneliti Jawa
Barat mengatakan bahwa terdapat kelompok In Group dan Out Group dalam struktur
kemasyarakatannya . W.M.F.Hofsteede (1971) juga menyimpulkan bahwa ada sebuah
stratifikasi masyarakat ke dalam kelompok elite dan massa . Elite dapat terdiri
dari lurah,pegawai,guru,tokoh-tokoh politik
sedangkah Massa itu dapat meliputi petani,pedagang kecil,serta lain
sebagainya.
Hubungan seseorang dengan orang lain dalam lingkungan
kerabat atau keluarga dalam masyarakat Sunda menempati sebuah kedudukan yang
sangat penting . Hal ini bukan hanya tercermin dari adanya istilah atau sebuah
sapaan bagi setiap tingkat hubungan .Hubungan kekerabatan seseorang dengan
orang lain akan dapat menentukan kedudukan seseorang dalam struktur kekerabatan
keluarga besarnya,menentukan bentuk hormat menghormati,harga menghargai,kerja
sama serta dalam membentuk suatu keluarga inti baru.
2.2 Sistem interaksi dalam masyarakat Sunda
Jalinan hubungan antara individu-individu masyarakat Suku
Sunda dalam kehidupan sehari-hari berjalan relative positif . Apalagi
masyarakat Sunda mempunyai sebuah sifat yang sangat lembut
Diakui juga
oleh etnik lainnya di dalam negeri ini bahwa sebagian besar masyarakat Sunda
memang telah menjalin sebuah hubungan yang sangat harmonis dan sangat bermakna ,
hal ini dapat di tandakan dengan hubungan empati dan persahabatan tidaklah
mengherankan bahwa persahabatan saling
mengertikan satu sama lain bahkan persahabatan kerap terjadi didalam kehidupan
sehari-hari antara warga Sunda dengan pendatang .
Hubungan orang asli Sunda dengan
pendatang dari berbagai etnik dalam konteks apapun seperti
kesehatan,pendidikan,bisnis,politik,dan sebagainya dilakukan melalui komunikasi
yang efektif ,namunakan tetapi tidak dapat dipungkirin bahwa kesalahpahaman dan
konflik antar budaya antara masyarakat Sunda dan kaum pendatang kerap terjadi
di dalam kehidupan sehari-hari.
Perkenalan pribadi,pembicaraan dari hati ke hati,gaya
serta ragam bahasa dan aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan akan turut
mempengaruhi komunikasi antar budaya dengan orang Sunda . Pada akhirnya di
balik kearifan , sifat ramah dan baik hati orang Sunda sebenarnya masih sangat
kental sehingga hal ini menjadi sebuah penunjang di dalam terjadinya sistem
interaksi yang sangat harmonis bagi Sebuah suku khususnya Suku Sunda.
2.3 Susunan dari kemasyarakatan Sunda
Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas dan definitive
tentang susunan masyarakat Jawa Barat pada zaman prasejarah bukanlah merupakan
suatu persoalan yang mudah .Masyarakat Sunda (Jawa Barat) pada masa itu tidak meninggalkan pengetahuan
dan keterangan tentang hal itu .
Namun demikian sekedar memberikan gambaran
yang samar-samar akan kita coba untuk dapat merumuskan dengan jalan mengambil
perbandingan atau memberikan tafsiran-tafsiran terhadap peninggalan-peninggalan
sejarah yang ada.Pertalian hubungan itu sangat perlu mengingat di negeri kita
masih banyak terdapat beberapa aspek kebudayaan yang masih ada terus menerus.
Bagi masyarakat Indonesia yang berpegang teguh kapala
adat , seorang pemimpin masyarakat dalam perkembangannya harus berasal dari
kelompok yang berdasarkan kekerabatan,artinya seorang pemimpin harus merupakan
keturunan dari orang pertama pendiri masyarakat atau pembuka hutan dan sawah.
Atas dasar perbandingan ini sedikitnya kondisi
semacam ini dapat juga dipakai sebagai pola dalam mengidentifikasikan
masyarakat Jawa Barat dalam masa yang lampau. Masyarakat yang telah menginjak
zaman perunggu mengenal adanya pelapisan atau stratifikasi sosial ,pekerjaan
yang mulai beraneka ragam jenisnya itu hanya mungkin dilakukan oleh masyarakat
yang sudah mengenal spesifikasi kerja atau pembagian kerja , jadi adanya
stratifikasi sosial berarti adanya spesialisasi kerja dalam masyarakat.
2.4 Kepercayaan masyarakat Sunda (Jawa Barat)
Manusia di Jawa Barat pada zaman neolitik dan zaman logam
telah hidup menetap dan telah bercocok tanam. Kehidupan bercocok tanam lebih
mendekatkan manusia kepada adanya kepercayaan , sebab selama mereka mengerjakan
seperti menanam ubi dan padi selalu berharap agar tanaman itu akan mendapat
hasil yang baik .
Harapan itu dituju kepada kepercayaannya
yaitu kepada ruh atau arwah gaib yaitu arwah nenek moyang yang di anggapnya
selalu memberikan pertolongan dan kesejahteraan apabila meminta kepadanya. Pemujaan
terhadap nenek moyang timbul karena mereka percaya bahwa arwah dari nenek
moyang itu selalu ada di sekitar mereka walaupun alamnya berbeda,selanjutnya
mereka juga mempercayai bahwa arwah nenek moyang dapat memasuki tubuh orang
tertentu yang masih hidup ( Dukun ).
Di beberapa tempat yang terdapat di Jawa Barat banyak
ditemukan peninggalan-peninggalan serupa seperti terdapat di daerah Cibuntu dan
Cipari. Hal
ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Barat pada zaman neolitik dan zaman logam
telah mengenal sistem pemujaan terhadap nenek moyang .
Kepercayaan ini dinamakan animisme (ruh/arwah).
Selain adanya kepercayaan terhadap arwah namun ada juga kepercayaan terhadap
tenaga atau kekuatan alam yang terdapat pada benda , misalkan seperti Golok
besar (pedang),kepala orang atau binatang,tongkat,cincin,gelang dan lainnya.
Pada upacara tertentu di Jawa Barat orang sering mengadakan kurban kerbau,lalu
terkadang kepala kerbau tersebut ditanam disebuah lubang , bahkan upacara
kurban kerbau tersebut sampai sekarang pun masih sering dilakukan orang Suku
Sunda khususnya di Desa Suka Remi Garut Jawa Barat .
Menurut
H.R.Van Heekeren , bahwa kerbau yang dijadikan binatang kurban itu
dianggap gaib maksudnya agar arwah kerbau yang di kurbankan itu dapat
melindungi arwah orang yang meninggal di alam sana atau surga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suku Sunda merupakan salah
satu suku bangsa yang salah satunya berada di Jawa bagian Barat. Suku Sunda ini
memiliki karakteristik yang unik yang dapat terbedakan dengan Suku lainnya,
karakteristik itu tercemin dalam kebudayaan yang di milikinya baik yang berasal
dari segi agama,bahasa,kesenian,adat istiadat,mata pencaharian,dan lainnya.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini
masih banyak kekurangan maka dari itu penulis sangat mengharpak kritik dan
saran. Dan semoga paper ini bermanfaat untuk penulis maupun pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
BukuSejarahDaerahJawaBarat//PerpustakaanFakultasIlmuBudayaUNUD.919.22.Sut.s.c.3
Rani Angreini. 2016. Stratifikasi Kebudayaan Suku Sunda.
https://4shared.com. Diakses pada: Minggu, 24 Juni 2018
Istavita Utama. 2018.
Makalah Stratifikasi
Kebudayaan Suku Sunda. https://underpapers.blogspot.com.
Diakses pada: Sabtu, 30 Juni 2018
Download Makalah Stratifikasi Budaya Sunda