Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Sejarah Perkembangan Islam - Download Makalah Sejarah Gratis File Docx


 BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Risalah Islam dilanjutkan oleh Nabi Muhammad SAW di Jazirah Arab pada abad ke-7 ketika beliau mendapat wahyu dari Allah SWT. Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW kerajaan Islam berkembang hingga Samudra Atlantik di barat dan Asia Tengah di Timur. Hingga umat Islam berpecah dan terdapat banyak kerajaan-kerajaan Islam lain yang muncul.

***
Download Makalah Sejarah Perkembangan Islam
***

Kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, Abbasiyyah, Turki Utsmani, dan Kekhalifahan Ottoman, Kerajaan Mughal dan Kesultanan Malaka telah menjadi kerajaaan yang besar di dunia. Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada zaman keemasan Islam. Karena banyak kerajaan Islam yang menjadikan dirinya sekolah.

Pada abad ke-18 dan ke-19, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kerajaan Turki Utsmani yang merupakan kerajaan Islam terakhir tumbang.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan dalam makalah ini akan dibatasi pada sejarah Islam dan perkembangannya yang dibagi menjadi tiga periodesasi. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.    Bagaimana sejarah perkembangan Islam periode klasik?
2.    Bagaimana sejarah perkembangan Islam periode pertengahan?
3.    Bagaimana sejarah perkembangan Islam periode modern?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1             Islam Periode Klasik
2.1.1    Masa Nabi Muhammad SAW
Jazirah Arab sebelum datangnya Islam merupakan kawasan yang sangat suram kehidupannya. Kebanyakan orang Arab merupakan penyembah berhala dan sisanya pengikut agama Kristen dan Yahudi. Makkah ketika itu merupakan tempat suci bagi bangsa Arab, karena di tempat tersebut terdapat berhala-berhala agama mereka dan sumur zam-zam serta Ka’bah.

Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah pada tanggal 12 Rabi'ul Awwal tahun Gajah (20 April 571 M). Beliau adalah seorang anak yatim setelah ayahnya, Abdullah bin Abdul Muththalib meninggal ketika beliau masih dalam kandungan. Setelah itu ibunya, Aminah binti Wahab meninggal dunia ketika beliau berusia 7 tahun. Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muththalib. Setelah kakeknya meninggal beliau diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Nabi Muhammad SAW kemudian menikah dengan Siti Khadijah ketika berusia 25 tahun.

Nabi Muhammad SAW tidak menyukai suasana kota Makkah yang dipenuhi dengan masyarakat yang memiliki masalah sosial yang tinggi.[1] Nabi Muhammad SAW banyak menghabiskan waktunya dengan menyendiri di gua Hira untuk mencari ketenangan dan memikirkan masalah penduduk Makkah. Ketika Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun, beliau didatangi oleh Malaikat Jibril. Setelah itu beliau mengajarkan Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal sebagai "as-Sabiqun al-Awwalun (Orang-orang pertama yang memeluk agama Islam)" dan selanjutnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Makkah.

Pada tahun 622 M, Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya pindah dari Makkah ke Madinah. Peristiwa ini dinamai Hijrah. Semenjak peristiwa itu dimulailah kalender Islam atau kalender Hijriyah.

Penduduk Makkah dan Madinah ikut berperang bersama Nabi Muhammad SAW dengan hasil yang baik walaupun ada di antaranya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan para muslimin menjadi lebih kuat, dan berhasil menaklukkan Kota Makkah. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan Islam.
2.1.2        Masa Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin adalah khalifah-khalifah penerus kepemimpinan selepas kewafatan Nabi Muhammad SAW. Para tokoh ini merupakan orang-orang yang arif bijaksana, jujur dan adil dalam memberikan keputusan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat.Adapun Khulafaur Rasyidin terdiri dari empat orang sahabat sebagai berikut:
a.        Abu Bakar (573 – 634 M, menjadi khalifah 632 – 634 M)
Setelah Rasulullah SAW wafat, sebagai pemimpin umat Islam adalah Abu Bakar as-Shiddiq. Jasa dan riwayat beliau sebagai berikut:
1)        Khalifah Pertama
Pengangkatan beliau sebagai khalifah dilatarbelakangi ketika Rasulullah SAW sedang sakit, beliau menyuruh Abu Bakar untuk menggantikannya sebagai Imam. Selepas kewafatan Nabi Muhammad SAW, sebuah majlis yang dihadiri oleh golongan Anshar dan Muhajirin melantik seorang khalifah untuk memimpin umat Islam. Hasil dari musyawarah tersebut, Abu Bakar dilantik dan menjadi khalifah pertama umat Islam.
2)        Ekspedisi ke Utara
Setelah berjaya mengurangkan golongan riddah, Abu Bakar mulai mengirim panglima-panglima perang Islam ke utara untuk memerangi Byzantine (Rom Timur) dan Persia. Salah satu  hasilnya, Khalid bin Walid berjaya menaklukkan Iraq dengan hanya satu pasukan.
3)        Pengumpulan Al-Quran
Menurut ahli sejarah Islam, setelah perang riddah banyak orang yang hafal Al-Quran terbunuh. Umar bin Khattab meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Al Quran. Dan berhasil menjadi sebuah mushaf ketika khalifah Utsman bin Affan.
4)        Kekuasaan
Kekuasaan yang dijalankan pada masa khalifah Abu Bakar bersifat sentral, kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat ditangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabatnya bermusyawarah.
5)        Kewafatan Abu Bakar As-Siddiq
Abu Bakar wafat pada 23 Agustus 634 M di Madinah. Ada dua pendapat mengenai sebab kematian Abu Bakar, ada yang mengatakan disebabkan keracunan dan ada pula yang mengatakan meninggal dunia secara biasa. Abu Bakar dimakamkan di sebelah makam Nabi Muhammad SAW di masjid Nabawi, Madinah.

b.        Umar bin Khattab (586 – 644 M, menjadi khalifah 634 - 644 M)
Sebelum Abu Bakar meninggal, beliau menunjuk Umar Bin Khattab sebagai penggantinya. Pada masanya, kondisi politik dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah Islam pemperoleh hasil yang gemilang. Wilayah Islam pada masa umar bin Khattab meliputi Semenanjung Arabiah, Palestina, Syria, Irak, Persia dan Mesir. 

Dengan meluasnya wilayah Islam mengakibatkan meluas pula kehidupan dalam segala bidang. Sahabat-sahabat yang sangat berpengaruh tidak diperbolehkan untuk keluar daerah kecuali atas izin dari khalifah dan dalam waktu yang terbatas:
1)   Pemerintahan
Di bawah pimpinan Umar bin Khattab, Islam berkembang dengan pesat. Ada diantara pertempuran yang menunjukkan ketangkasan tentara Islam seperti Perang Yarmuk. Tentera Islam yang berjumlah 40,000 orang menumpaskan tentera Byzantine yang berjumlah 120.000 orang. Hal ini mengakhiri pemerintahan Byzantine di selatan Asia Kecil.
Pada tahun 637 M, setelah pengepungan Baitul Maqdis, tentara Islam berjaya menaklukkan kota tersebut. Pemimpin besar Baitul Maqdis yaitu Sophronius menyerahkan kunci kota itu kepada Sayidina Umar. Beliau kemudian mengajak Sayidina Umar supaya bersembahyang di dalam gereja besar Kristiani yaitu gereja Church of the Holy Sepulchre. Sayidina Umar menolak dan menunaikan salat tidak beberapa jauh dari gereja tersebut karena tidak ingin mencemarkan status gereja tersebut sebagai pusat keagamaan Kristiani.

2)   Wafatnya Umar bin Khattab
Umar bin Khattab wafat pada tahun 644 M setelah dibunuh oleh seorang hamba Persia yang bernama Abu Lu’lu’ah. Dia menikam Sayidina Umar sebanyak enam kali ketika beliau menjadi imam di masjid Nabawi, Madinah. Sayidina Umar meninggal dunia dua hari kemudian dan dimakamkan di sebelah makam Nabi Muhammad SAW dan makam Sayidina Abu Bakar. Selepas kematiannya Sayidina Utsman bin Affan dilantik menjadi khalifah.

c.         Utsman bin Affan (573 – 655 M, menjadi khalifah 644-655 M)
Utsman Bin Affan adalah saudagar besar dan kaya serta sangat pemurah menafkahkan kekayaannya untuk kepentingan umat Islam. Pada masanya, pelaksanaan pendidikan hanya melanjutkan apa yang telah ada. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasullullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah dimasa Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah. Pengaruh luar biasa bagi pendidikan Islam, ketika itu yaitu pengumpulan tulisan ayat-ayat Al-Qur’an.

Pembaharuan yang dibuat oleh Utsman bin Affan ialah membentuk Angkatan Tentara Laut yang diketuai oleh Muawiyah dan membuat dasar terbuka dalam hubungan politik dan urusan dagangan. Sayidina Utsman wafat pada tahun 655 M akibat dibunuh oleh pemberontak yang tidak puas hati dengan pemerintahannya.

d.        Ali bin Abi Thalib (620 – 660 M, menjadi khalifah 655 – 660 M)[14]
Pada tahun 655 M, khalifah Ali bin Abi Thalib diangkat sebagai khalifah menggantikan Sayidina Utsman bin Affan yang wafat karena dibunuh di dalam rumahnya sendiri. Pada masa pemerintahannya diguncang peperangan dengan Aisyah beserta Talhah dan Abdullah bin Zubair karena kesalahpahaman dalam menyikapi pembunuhan terhadap Utsman, peperangan di antara mereka disebut perang Jamal(unta) karena Aisyah menggunakan kendaraan unta. Setelah berhasil mengatasi pemberontakan Aisyah, muncul pemberontakan lain, sehingga masa kekuasaan Khalifah Ali tidak pernah mendapatkan ketenangan dan kedamaian.

Muawiah sebagai gubernur Damaskus memberontak untuk menggulingkan kekuasaannya. Perang ini disebut dengan perang Siffin, karena terjadi di Siffin. Ketika tentara muawiyah terdesak oleh pasukan Ali, maka Muawiyah segera mengambil siasat untuk menyatakan tahkim (penyelesaian dengan adil dan damai). Namun tahkim justru menimbulkan kekacauan. Dengan tahkim, Muawiyah berhasil mengalahkan Ali dan mendirikan pemerintahan tandingan di Damaskus. Sementara itu, sebagian tentara yang menentang keputusan Ali dengan cara tahkim, meninggalkan Ali dan membuat kelompok tersendiri yaitu Khawarij.

2.1.3        Dinasti (Kerajaan)
a.    Dinasti Bani Umayyah
Dengan kemenangan kubu Muawiyyah pada proses tahkim, maka resmilah berdiri Dinasti Umayyah dengan pendirinya Muawiyyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah.. Sistem pemerintahan Dinasti Umayyah adalah monarki absolut/turun temurun yang tidak bisa diganti orang lain selain keturunan Umayyah. Pusat pemerintahan terletak di Damaskus. Khalifah-khalifah yang terkenal diantaranya:
  • Muawiyyah bin Abu Sufyan
  • Yazid bin Muawiyyah
  • Muawiyyah bin Yazid
  • Marwan bin Hakam
  • Abdul Malik bin Marwan
  • Al-Walid bin Abdul Malik
  • Sulaiman bin Abdul Malik
  • Umar bin Abdul Aziz
  • Yazid bin Abdul Malik
  • Hisyam bin Abdul Malik
  • Marwan bin Muhammad
Latar belakang keruntuhan Dinasti Umayyah yaitu: figur khalifah yang lemah, hak istimewa bangsa arab suriah, pemerintahan yang korupsi dan tidak demokratis, dan persaingan antar suku.

a.    Dinasti Bani Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah yang didirikan pada tahun 132 H/750 M oleh Abu Abbas Abdullah as-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muththalib bin Abdul Manaf merupakan kelanjutan dari pemerintahan Dinasti Umayyah. Pada masa Dinasti Abbasiyah luas wilayah kekuasaan Islam semakin bertambah dan Baghdad sebagai pusat pemerintahannya.

Secara umum dapat dikatakan, bahwa pemmerintah Bani Abbasiyah mampu mengembangkan dan memajukan peradaban Islam, sehingga dinasti ini mencapai puncak kejayaannya. Karena para penguasa banyak memberikan dorongan kepada para ilmuwan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam segala bidang kehidupan. Khalifah-khalifah Bani Abbas pada masa jayanya yaitu:
  • Abu Abbas as-Safah
  • Abu Ja’far al-Manshur
  • Al-Mahdi
  • Musa al-Hadi
  • Harun al-Rasyid
  • Abdullah al-Amin
  • Abdullah al-Makmun

c.    Dinasti Al-Mu’tasim
Setelah berkuasa lebih kurang lima abad ( 750 - 1258 M ), akhirnya Dinasti Abbasiyah mengalami masa-masa suram. Masa suram ini disebabkan karena para pemimpin lebih mementingkan kepentingan pribadi, saling melalaikan tugas-tugas sebagai pemimpin dan kepala negara, sering terjadi konflik antara etnis dan suku bangsa dan juga terlalu luasnya wilayah kekuasaan.

2.2              Islam Periode Pertengahan
Perkembangan Islam mengalami fase kemunduran pada tahun 1250 – 1500 M, yang ditandai dengan kekuasaan Islam terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah. Kemunduran Islam pada abad pertengahan, pada umumnya disebabkan karena tidak menjaga dengan baik wilayah kekuasaan yang luas, penduduknya sangat heteregon sehingga mengalami kendala dalam penyatuan, para penguasanya lemah dalam kepemimpinannya, krisis ekonomi, kemrosotan moral, tidak mengikuti perkembangan IPTEK dan konflik antar kerajaan Islam.

Terlebih lagi setelah pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil menaklukkan Baghdad yang merupakan pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang kaya dengan ilmu pengetahuan, hal ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu kekhalifahannya dipimpin oleh khalifah al Mu’tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad.

Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya (klasik). Yaitu ketika berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Diantara ketiga kerajaan tersebut yang terbesar dan paling lama bertahan adalah kerajaan Usmani.
1.    Kerajaan Turki Usmani
Kerajaan Usmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz. Kerajaan Turki Usmani didirikan pada tahun 1290 M. Kerajaan yang didirikan oleh Usmani ini selanjutnya memperluas wilayahnya ke bagian Benua Eropa. Ia menyerang daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M dan dijadikan sebagai Ibukota Negara. Sultan-sultan kerajaan Turki Usmani sebagai berikut:
a.  Sultan Usman (1290 – 1326 M)
b. Sultan Urkhan (1326 – 1360 M)
c. Sultan Murad I (1360 – 1389 M)
d.Sultan Biyazid I (1389 – 1402 M)
e. Sultan Muhammad I (1403 – 1421 M)
f. Sultan Murad II (1421 – 1451 M)
g.Sultan Muhammad II al-Fatih (1451 – 1481 M)

Turki mencapai puncak kejayaannya di bwah pemerintah Sultan Sulaiman I. Dan mulai menurun di zaman pemerintahan Sultan Murad III. Masa kemunduran Turki dikarenakan tidak adanya pengganti-pengganti yang kuat dan adanya perebutan kekuasaan di kalangan istana.

2.    Kerajaan Safawi di Persia
Kerajaan Safawi, mulanya adalah sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil (Azerbaijan). Tarekatnya bernama tarekat Safawiyah, nama ini diambil dari nama pendirinya yang bernama Safi al-Din dan nama Syafawi dilestarikan setelah gerakannya berhasil mendirikan kerajaan.

Dalam perkembangannya, kerajaan Safawi selanjutnya dipimpin oleh Ismail yang baru berusia tujuh tahun. Ismail beserta pasukannya yang bermarkas di Gilan selama lima belas tahun mempersiapkan kekuatannya dan mengadakan hubungan dengan para pengikutnya di Azerbeijan, Syiria dan Anatolia dan pasukan tersebut dinamai Qizilbash atau baret merah.

Masa kejayaan kerajaan Safawi terjadi pada masa kepemimpinan Abbas I yaitu di bidang pilitik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan fisik dan seni. Setelah mengalami kejayaan, kerajaan Safawi tidak lama kemudian mengalami kemunduran penyebabnya adalah antara lain:
  • Kemerosotan moral para pemimpin kerajaan
  • Konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani
  • Pasukan yang dibentuk Raja Abbas I yaitu pasukan Ghulam tidak memiliki jiwa patriotik.

3.    Kerajaan Mughal di India
Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang termuda diantara tiga kerajaan besar Islam. Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530). Babur dengan bantuan Raja Safawi dapat menaklukkan Samarkhad tahun 1494 M. Tahun 1504 M dapat menduduki Kabul, ibukota Afganistan. Setelah itu, Raja Babur mengadakan ekspansi terus-menerus.

Kerajaan Mughal mencapai jaman keemasan semasa Raja Akbar. Pada tahun 1858 M, kerajaan Mughal juga mengalami kemerosotan,penyebabnya antara lain:
  • Kemerosotan moral dan para pejabatnya bermewah-mewahan
  • Pewaris kerajaan dalam kepemimpinannya sangat lemah
  • Kekuatan militernya juga lemah

2.3 Islam Periode Modern
Ditinjau dari sisi teori, sejaraah Islam modern dimulai sejak tahun 1800 M hingga sekarang. Secara politis pada abad 18 M dunia Islam hampir di bawah kendali bangsa Barat. Namun baru abad 20 M mulai bermunculan kesadaran dunia Islam untuk bangkit melawan penjajahan barat. Dalam sejarah Islam zaman modern disebut dengan kebangkitan dunia Islam karena ditandai banyaknya bermunculan pemikiran pembaharuan dalam dunia Islam. Tokoh-tokohnya antara lain: Muhammad bin Wahab, Muhammad Abduh, Jamaludin al-Afghani, Rasyid Ridla, dan Muhammad Iqbal


1.    Muhammad bin Wahab
Muhammad bin Wahab (1703 – 1787 M) dilahirkan di Uyainah yaitu sebuah dusun di Najed, bagian timur Saudi Arabia. Ia dibesarkan dalam lingkungan kehidupan beragama yang ketat di bawah pengaruh madzhab Hambali. Diantara pokok-pokok ajaran Muhammad bin Wahab mengambil tema pokok seputar masalah pemurnian tauhid yang ditekankan pada:
  • Penyembahan kepada selain Allah boleh dibunuh
  • Menganggap keramat makam orang saleh termasuk golongan orang musyrikin
  • Memberikan ilmu yang tidak didasarkan atas Qur’an dan Sunnah atau bersumber pada akal pikiran semata termasuk perbuatan kufur
  • Sumber syariat Islam hanya Al-Qur’an dan setelahnya adalah Sunnah Rasul
  • Pintu ijtihad tetap terbuka asalkan memenuhi syarat dan ketentuan yang lazim berlaku
2.    Muhammad Abduh
Muhammad Abduh lahir pada tahun 1849 di desa Mahallat Nasr dekat sungai Nil, Mesir. Pada usia 13 tahun ia telah hafal Al-Qur’an.Muhammad Abduh menamatkan pendidikan tingginya di Universitas Al-Azhar pada tahun 1876. Dalam perkembangannya, Muhammad Abduh dikenal sebagai seorang tokoh ahli tafsir, hokum Islam, logika, ahli ilmu kalam, filsafat, bahasa arab dan kesusastraan serta soal-soal kemasyarakatan. Pemikirannya dalam pembaharuan Islam terbagi menjadi empat sasaran pokok, antara lain:
  • Pemurnian amal perbuatan umat manusia dari segala bentuk bid’ah
  • Pembaharuan dalam bidang pendidikan
  • Perumusan kembali ajaran Islam menurut pikiran modern
  • Tangkisan terhadap pengaruh Barat dan Nasrani
3.    Jamaludin al-Afghani
   Jamaludin al-Afghani dilahirkan pada tahun 1838 M di Asadabad, Afghanistan. Ia dijuluki sebagai tokoh Renaissance islam abad 19. Ia juga dikenal sebagai seorang Mujadid (reformer) dalam dunia Islam, sekaligus sebagai seorang Mujahid (pejuang) yang terus menerus mengobarkan api semangat menegakkan “Kalimatul Haq” kepada siapapun. Tujuan gerakan al-Afghani yaitu dengan Pan-Islamismenya mempunyai dua tujuan utama, yaitu membangun dunia Islam di bawah satu pemerintahan dan mengusir penjajahan dunia Barat atas dunia Islam pada saat itu. Ide pemikirannya antara lain:
  • Ajaran Islam adalah sesuai untuk setiap perkembangan masa baik untuk bang Arab maupun non-Arab
  • Kemunduran umat Islam karena mereka telah meninggalkan ajaran Islam yang sebenarnya dank karena adanya pemerintah yang absolute dari raja-raja Islam yang memeras rakyatnya
  •  Lemahnya persaudaraan antar sesama umat Islam
  • Baik Islam maupun non-Islam harus bersatu dalam dunia Islam
  •  Berjuang sekeras-kerasnya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
  • Senantiasa melakukan tazkiatun nafsi dan berzuhud
4.    Rasyid Ridla
Muhammad Rasyid Ridla dilahirkan di Qalamun, di pesisir Laut Tengah, pada tanggal 23 September 1869 M. Ia adalah keturunan Husain.Pendidikannya bermula di madrasah al-Kitab di Qalamun. Setelah dewasa ia dikirim ayahnya untuk belajar di madrasah al-Wathaniyah al-Islamiyah, kemudian di al-Rasyidiah di Tripoli. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan tingginya di al-Azhar tahun 1898 dan berguru kepada Muhammad Abduh. Ia wafat pada tanggal 23 Jumadil Ula 1354 H/ 22 Agustus 1935. Diantara ide-ide pembaharuannya adalah:
  • Mengembangkan sifat aktif, kreatif dan dinamis di kalangan umat
  • Umat Islam harus mampu meninggalkan sikap kejumudan dan fatalisme
  • Akal yang sehat dapat dipergunakan untuk mengintepretasikan ayat maupun hadits dengan kaidah-kaidah yang umum
  • Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi
  • Kemunduran umat Islam karena mereka banyak melakukan bid’ah
  • Untuk mencapai kebahagiaan di duunia dan di akhirat deperoleh dari hukum alam yang ditetapkan Allah SWT
  • Umat Islam harus punya kembali system pemerintahan khalifah
5.    Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal (1874 - 1938) dilahirkan di Sialkot, Punjab pada tanggal 22 Februari 1873. Leluhurnya termasuk dari kalangan kasta Brahmana dari Kashmir yang telah memeluk agama Islam sekitar tiga abad sebelum beliau lahir. Secara ringkas ide-ide pembaharuan Muhammad Iqbal adalah:
  • Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan Islam dan pintu ijtihad tidak tertutup
  • Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dalam berpikir
  • Perhatian yang berlebihan terhadap zuhud membuat masyarakat tidak/kurang memperhatikan masalah-masalah dunia dan kemasyarakatan
  • Umat Islam harus menguasai sains dan teknolo

BAB III
PENUTUP

A.                Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Islam muncul ditengah masyarakat jahiliyah dan mendapat banyak tantangan dalam penyebarannya. Puncak kejayaannya ketika masa khulafaur rasyidin yang saat itu Islam berkembang sangat pesat dengan wilayah yang sangat luas. Pada masa ini juga sebagai awal kemunduran Islam karena adanya perpecahan politik.

Periode pertengahan merupakan fase kemundurun Islam yang terjadi tahun 1250 – 1500 M. Pada fase ini daerah-daerah Islam sangat memprihatinkan, Hulaghu Khan dan Timur Lenk tidak membantai penduduk tetapi menghancurkan kota-kota bersejarah dalam Islam.

Pembaharuan dalam periode modern untuk membangkitkan kembali Islam yang murni sebagaimana yang telah pernah dicontohkan Nabi.  Latar belakang adanya pembaharuan dalam Islam adalah penjajahan dunia barat atas bangsa Islam dan penjajahan barat ke timur tengah.




DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufiq. 1989. Tradisi dan Kebangkitan Islam. Jakarta: LP3ES.

Achmadi, Wahid dkk. 2006. Menjelajahi Peradaban Islam. Sleman: Pustaka Insan Madani.

Al-Maududi, Abdul A’la. 1984. Sejarah Pembaharuan dan Pembangunan Kembali Alam Pikiran Agama. Surabaya: Bina Ilmu.

Badri, Yatim. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: LSKIK.

Bolland, BJ. 1985. Perkumpulan Islam. Jakarta: Grafiti Press.

Fatmawati. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Batusankar: STAIN Batusangkar Press.

Hasan, Ibrahim. 1989. Sejarah Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota Kembang.

Mas`us, Abdurrahman. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Sinar Grafika Offset

Nasution, Harun. 1985. Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya I. Jakarta: UI Press.

Naufal, A Razaq. 1987. Umat Islam dan Sains Modern. Bandung: Husaini.

Sya’labi, Ahmad. 1979. Sejarah Kebudayaan Islam I. Jakarta: Pustaka al-Husna.

Sya’labi, Ahmad. 1988.  Imperium Turki Usmani. Jakarta: Kalam Mulia.

Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Grafindo Persada.


Ardiansyah Bagus Suryanto, Naylil Hidayah, Wahidatul Mufarohah. 2012. Sejarah Perkembangan Islam. https://4shared.com. Diakses pada: Minggu, 24 Juni 2018

Istavita Utama. 2018. Makalah Sejarah Perkembangan Islam. https://underpapers.blogspot.com. Diakses pada: Sabtu, 30 Juni 2018



Download Makalah Sejarah Perkembangan Islam

>>DOWNLOAD<<

 Cara Download File

> DOWNLOAD APLIKASI MAKALAH SHARPA <