Makalah Pilar Dalam Agama Islam (RUKUN IMAN) - Download Makalah Agama Gratis File Docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Melihat dari fenomena dalam agama Islam pada
akhir-akhir ini telah terjadi penurunan iman dan kesejatian diri bagi seorang
muslim. Mayoritas dari muslim di jaman yang modern ini tidak memiliki
pilar yang kuat, iman mereka tipis bagaikan tipisnya dinding pembuluh kapiler
yang sangat transparan pula. Terbukti dari banyaknya kerusakan moral yang
terjadi di kalangan masyarakat, tidak hanya yang muda yang rusak tetapi yang
tua pun demikian. Berita tentang kriminal di mana-mana, semuanya berlandaskan
kekerasan yang tak berperikemanusiaan.
Kita sebagai seorang muslim harusnya mengetahui
pilar-pilar dalam Islam dan juga syarat-syarat menjadi seorang muslim sejati;
Pilar-pilar itu disebut dengan rukun iman dan syarat-syarat itu disebut rukun
Islam. Layaknya bangunan pada umumnya, pastinya memiliki tiang penyangga yang
kokoh agar bangunan tersebut bisa berdiri dengan megah. Begitupun dengan kita,
memerlukan beberapa pilar iman untuk menguatkan bangunan agama Islam kita.
Islam adalah sebuah agama yang benar dan diridlai di
sisi Allah SWT, sebagaimana dalam penggalan Firman Allah berikut ini : (Q.S.
Ali Imran : 19)
(19)……… اِنَّ الدِّيْنَ
عِنْدَاللهِ الْإِسْلَامُ
Artinya : “Sesungguhnya agama (yang diridlai) di sisi
Allah hanyalah Islam.”
Wajib bagi setiap muslim untuk mengetahui dan mengenal
rukun iman yang terdiri dari enam butir. Dalam makalah ini akan dijelaskan
tentang hakekat iman dan isi dari rukun iman.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan
mengupas tentang alasan “Pilar dalam Agama Islam (Rukun Iman)”. Dan makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah paralel mata kuliah Pendidikan Agama
Islam Universitas Darul ‘Ulum.
1.2. Rumusan
Masalah
Apa pengertian Iman dan Rukun Iman?
Apakah Fungsi Mengimani Rukun Iman?
1.3 Tujuan
Makalah
Untuk mengetahui pengertian dari Iman dan Rukun Iman.
serta mengetahui Fungsi dari Rukun Iman.
1.4 Manfaat
Makalah
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
Bagi Penulis, Makalah ini diharapkan dapat menjadi
kesempatan bagi penulis untuk meningkatkan pemahaman tentang Rukun Iman,
sehingga dapat memantapkan iman dalam hati penulis.
Bagi Pembaca, Dapat memberikan informasi, sehingga
dapat bermanfaat bagi pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Islam
dan Iman
Islam adalah sebuah agama yang benar dan diridlai di
sisi Allah SWT. Dalam Islam kita mengenal adanya enam pilar yang disebut dengan
rukun iman. Sebelum kita mengenal enam pilar tersebut kita harus mengetahui
hakekat dari iman.
Yang dimaksud dengan iman adalah percaya dalam hati dan
yakin sepenuhnya pada ajaran agama yang kita anut yang kemudian diikrarkan
melalui lisan, dan direalisasikan dengan perbuatan. Kita mengetahui bahwa
bangunan akan berdiri dengan kokoh dan megah dengan pilar-pilar yang kuat,
begitupun dengan agama Islam akan kuat dengan iman yang kuat juga.
2.2. Rukun
Iman
Kita sebagai seorang muslim harusnya mengetahui pilar-pilar
dalam Islam dan juga syarat-syarat menjadi seorang muslim sejati; Pilar-pilar
itu disebut dengan rukun iman dan syarat-syarat itu disebut rukun Islam.
Layaknya bangunan pada umumnya, pastinya memiliki tiang penyangga yang kokoh
agar bangunan tersebut bisa berdiri dengan megah. Begitupun dengan kita,
memerlukan beberapa pilar iman untuk menguatkan bangunan agama Islam kita.
Rukun iman terdiri dari enam butir, yaitu beriman
kepada Allah SWT, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari Akhir, dan
Qadla’ dan Qadar.
2.2.1. Iman
kepada Allah SWT
Beriman kepada Allah adalah Rukun Iman yang pertama.
Beriman kepada Allah merangkumi tiga aspek keimanan yaitu:
Ø Tauhid Ar-Rububiyyah
Yaitu menyatakan bahwa tidak ada Tuhan Penguasa seluruh
alam kecuali Allah yang menciptakan mereka dan memberinya rizki. Tauhid semacam
ini juga telah dinyatakan oleh orang-orang musyrik pada masa-masa pertama
dahulu; menyatakan bahwa Allah semata yang Maha Pencipta, Penguasa, Pengatur,
Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, tak ada sekutu bagi-Nya. Allah Ta’ala
berfirman dalam Q.S. Al-Ankabut : 61, yang artinya :
“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka
: “Siapakah yang menjadikan langit dan bum, dan menundukkan matahari
dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah” maka betapakah mereka (dapat)
dipalingkan (dari jalan yang benar)”. (Q.S. Al-Ankabut : 61)
Akan tetapi pernyataan dan persaksian mereka tidak
membuat mereka masuk Islam dan tidak membebaskan mereka dari api neraka serta
tidak melindungi harta dan darah mereka, karena mereka tidak mewujudkan tauhid
Uluhiyah, bahkan mereka berbuat syirik kepada Allah dalam beribadah kepada-Nya
dengan memalingkannya selain mereka.
Ø Tauhid Al-Uluhiyyah
Adalah tauhid ibadah, yaitu mengesakan Allah dalam
seluruh amalan ibadah yang Allah perintahkan seperti berdo’a, khouf (takut),
raja’ (harap), tawakkal, raghbah (berkeinginan), rahbah (takut), khusyu’,
khasyah (takut disertai pengagungan), taubat, minta pertolongan, menyembelih,
nazar, dan ibadah yang lain-Nya.
Manusia tidak boleh memalingkan sedikitpun ibadahnya
kepada selain Allah SWT. Intinya adalah seseorang harus berlepas diri dari
penghambaan (ibadah) kepada selain Allah, menghadapkan hati sepenuhnya hanya
untuk beribadah kepada Allah. Tidak cukup hanya pada ikrar atau ucapan semata,
namun harus direalisasikan dalam perbuatan-perbuatan yang diridloi-Nya.
Ø Tauhid Al-Asma' Was-Sifat
Yaitu beriman bahwa Allah SWT memiliki zat yang tidak
serupa dengan berbagai zat yang ada, serta memiliki sifat yang tidak serupa
dengan berbagai sifat yang ada. Beriman kepada Asma’ dan Sifat Allah berarti
menetapkan apa yang telah ditetapkan untuk diri-Nya dalam Kitab-Nya dan apa
yang telah ditetapkan oleh Rasul-Nya.
Sebagaimana dalam Firman Allah berikut :
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْئٌ
وَهُوَالسَّمِيْعُ البَصِيْرُ (11)
Artinya : “Tidak ada yang menyerupai-Nya sesuatupun,dan
Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. Asy-Syura : 11)
2.2.2. Iman
kepada Malaikat-malaikat
Kata malaikat merupakan jamak dari kata Arab malak (ملاك) yang
bererti kekuatan. Jadi malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada
ketentuan dan perintah Allah.
Malaikat dalam Islam, merupakan hamba dan ciptaan Allah
yang dijadikan daripada cahaya lagi mulia dan terpelihara daripada maksiat.
Mereka tidak berjantina, tidak bersuami atau isteri, tidak beribu atau berbapa
dan tidak beranak. Mereka tidak tidur dan tidak makan serta tidak minum. Mereka
mampu menjelma kepada rupa yang dikehendaki dengan izin Allah. Sebagai contoh
malaikat datang kepada kaum Lut menyerupai lelaki yang kacak (Surah Hud 11,
ayat 78). Malaikat dikatakan mempunyai sayap dan mampu terbang dengan laju
(sesuai dengan dengan cahaya yang bergerak laju).
Muslim wajib beriman kepada malaikat dengan tafsil (تفصيل) dan
ijmal (إجمال).
A. Tafsil
Beriman dengan tafsil adalah beriman akan setiap satu
daripada mereka secara berasingan dan bukan mempercayai mereka itu sebagai satu
(contoh: satu kumpulan) dan percaya yang tiap satunya adalah malaikat. Berikut
adalah sepuluh malaikat yang wajib diketahui secara tafsil.
Jibrail جبرائيل/جبريل Menyampaikan wahyu Allah.
Mikail ميكائيل Menyampaikan/membawa rezeki yang ditentukan Allah.
Israfil إسرافيل Meniup sangkakala apabila diperintahkan Allah di hari Akhirat.
Izrail عزرائيل Mencabut nyawa.
Munkar منكر Menyoal mayat di dalam kubur.
Nakir نكير Menyoal mayat di dalam kubur.
Ridhwan رضوان Menjaga pintu syurga dan menyambut ahli syurga.
Malik مالك Menjaga pintu neraka dan menyambut ahli neraka.
Raqib رقيب Mencatat
segala amalan baik manusia.
Atid عتيد Mencatat segala perlakuan buruk manusia.
B. Ijmal
Beriman kepada malaikat yang ajmal ialah percaya akan
wujudnya malaikat yang lain selain daripada sepuluh malaikat yang wajib
diketahui tersebut dan wujudnya beberapa malaikat lain yang tidak diketahui
berapa bilangannya melainkan Allah. Antara malaikat yang wajib diketahui secara
ajmal ialah malaikat pemegang atau yang menanggung Arasy yaitu empat malaikat
dan pada hari akhirat akan ditambah sebanyak empat lagi menjadikannya lapan
malaikat penanggung arasy.
Juga diketahui akan wujudnya malaikat penjaga manusia
atau Hafzah. Ia juga sering digelar Qarin. Qarin turut wujud dalam bentuk
syaitan. Berikut merupakan malaikat lain selain daripada 10 yang wajib
diketahui ialah:
Ø Malaikat Zabaniyah - malaikat penyeksa didalam neraka
yang banyak bilangannya sehingga ada riwayat menyebut bilangan mereka sehingga
70,000.
Ø Hamalatul Arsy - empat malaikat penanggung Arasy
Allah (pada hari kiamat jumlahnya akan ditambah empat menjadi lapan).
Ø Malaikat Rahmat (kitab Daqoiqul Akhbar).
Ø Malaikat Kiraman Katibin - pencatat amal baik dan
buruk.
Ø Malaikat Harut dan Marut.
Dalam Islam, Iman kepada malaikat adalah salah satu
Rukun Iman. Beriman kepada malaikat adalah percaya dan membenarkan dengan hati
bahawa malaikat Allah SWT benar-benar wujud. Malaikat bersifat ghaib, tidak
dapat dilihat oleh mata kasar, tetapi dapat diketahui dan difahami secara majas
(metafora), seperti adanya wahyu yang diterima oleh para nabi dan rasul. Para
nabi dan rasul menerima wahyu melalui perantara malaikat Allah SWT.
Iman kepada malaikat merupakan Rukun Iman yang ke-2.
Rukun Iman yang 6 merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, juga
tidak dapat dipilih-pilih. Sehingga tidak disebut orang beriman jika tidak
meyakini salah satu dari Rukum Iman tsb. Dalam H.R. Muslim, Rasulullah
bersabda: Iman itu ialah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhirat, serta engkau beriman kepada
takdir baik mahupun buruk. (Hadis Riwayat Muslim).
2.2.3. Iman
kepada Kitab-kitab
Kitab (Bahasa Arab: کتاب) salah satu
daripada Rukun Iman di dalam agama Islam adalah percaya kepada kitab-kitab yang
telah diturunkan oleh Allah.
Orang Islam percaya bahawa Allah telah menurunkan
kitab-kitab kepada para nabi dan rasul untuk membimbing manusia ke jalan yang
benar. Ia diakhiri dengan kitab Al-Quran.
Kitab-kitab yang wajib diimani adalah:
1. Taurat :
diturunkan kepada Nabi Musa AS
2. Zabur :
diturunkan kepada Nabi Daud AS
3. Injil :
diturunkan kepada Nabi Isa AS
4. Al-Quran :
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
Orang Islam percaya bahawa pada masa kini, kitab-kitab
selain Al-Quran telah diubahsuai mengikut kehendak pihak-pihak tertentu; maka
ia bukan lagi merupakan naskah-naskah yang tulen. Al-Quran menyempurnakan
segala kitab-kitab yang terdahulu.
Iman terhadap Kitab-Kitab Allah SWT dapat dihuraikan
sebagai berikut. Jika yang dimaksud adalah Iman terhadap Al-Quran maka dalilnya
aqli, karena Al-Quran dapat diindera dan dijangkau. Demikian pula kemukjizatan
Al-Quran dapat diindera sepanjang zaman.
Tetapi jika yang dimaksud adalah iman terhadap
kitab-kitab selain Al-Quran, seperti Taurat, Injil dan Zabur, maka dalilnya
adalah naqli. Alasannya bahawa Kitab-Kitab ini adalah dari sisi Allah SWT tidak
dapat dijangkau (keberadaannya) sepanjang zaman. Kitab-Kitab tersebut adalah
dari sisi Allah SWT dan dapat dijangkau keberadaanya tatkala ada Rasul yang
membawanya sebagai mukjizat. Kemukjizatannya berhenti saat waktunya berakhir.
Jadi, mukjizat tersebut tidak boleh dijangkau oleh orang-orang (pada masa)
setelahnya.
Namun sampai kepada kita berupa berita yang mengatakan
bahawa kitab tersebut berasal dari Allah SWT dan diturunkan kepada Rasul.
Karena itu dalilnya naqli bukan aqli, karena akal - di setiap zaman - tidak
mampu menjangkau bahawa kitab itu adalah kalam Allah SWT dan akal tidak mampu
mengindera kemukjizatannya.
2.2.4. Iman kepada Rasul-rasul
Nabi dalam Islam merujuk kepada orang yang diberi wahyu
(ajaran Islam yang menaungi peraturan tertentu) oleh Allah sebagai pedoman
hidup, sementara rasul adalah nabi yang diperintahkan Allah untuk menyampaikan
wahyu tersebut kepada manusia sejagat pada zamannya. Rasul dan nabi terakhir
ialah Nabi Muhammad yang ditugaskan untuk menyampaikan Islam dan peraturan yang
khusus kepada manusia di zamannya sehingga hari kiamat. Selepas kewafatannya,
tugasnya itu disambung oleh orang Islam yang menjadi pengikutnya. Sebagai
seorang Islam, perlu patuh kepada Rukun Iman yang kedua yaitu percaya kepada
Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul.
Iman terhadap para Rasul. Iman terhadap Rasul (Nabi
Muhammad SAW) dalilnya aqli, karena pengetahuan akan Al-Quran sebagai kalam
Allah dan ia dibawa oleh Rasul (Nabi Muhammad SAW) adalah sesuatu yang dapat
diindera. Dengan mengindera Al-Quran dapat diketahui bahawa Muhammad itu
Rasulullah. Hal itu dapat dijumpai sepanjang zaman dan setiap generasi.
Sedangkan Iman terhadap para Nabi dalilnya adalah
naqli, karena dalil (bukti) kenabian para Nabi yaitu Mukjizat-Mukjizat mereka-
tidak dapat diindera kecuali oleh orang-orang yang sezaman dengan mereka. Bagi
orang-orang yang datang setelah mereka hingga zaman sekarang bahkan sampai
kiamat pun, mereka tidak menjumpai mukjizat tersebut. Bagi seseorang tidak ada
bukti yang dapat diindera atas kenabiannya. Karena itu bukti atas kenabiannya
bukan dengan dalil aqli melainkan dengan dalil naqli.
Lain lagi bukti atas kenabian (Nabi Muhammad SAW) yang
berupa mukjizat beliau. Mukjizat tersebut (selalu) ada dan dapat diindera,
yaitu Al-Quran. Jadi dalilnya adalah aqli.
Tidak diketahui berapakah jumlah para nabi tetapi
adalah dianggarkan mereka berjumlah lebih kurang 124,000 orang manakala para
rasul pula dianggarkan berjumlah 315 orang berdasarkan hadis oleh Imam
At-Tabrani yang meriwayatkan dari Abu Umamah.
JUMLAH NABI YANG WAJIB DIKETAHUI
Sebagian daripada nabi dan rasul ini diberikan kitab.
Di antara para nabi dan rasul yang wajib orang Islam ketahui ialah:
- Nabi
Adam AS (Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah)
- Nabi
Idris AS
- Nabi
Nuh AS
- Nabi
Hud AS
- Nabi
Salih AS
- Nabi
Ibrahim AS (bapak Nabi Ismail AS & Nabi Ishaq AS)
- Nabi
Luth AS (anak saudara Nabi Ibrahim AS)
- Nabi
Ismail AS (anak Nabi Ibrahim AS& saudara tiri Nabi Ishaq AS)
- Nabi
Ishaq AS (anak Nabi Ibrahim AS& saudara tiri Nabi Ismail AS)
- Nabi
Yusuf AS (anak Nabi Ya'akub AS)
- Nabi
Ayub AS
- Nabi
Syu'aib AS (bapak mertua Nabi Musa AS)
- Nabi
Musa AS (saudara Nabi Harun AS)
- Nabi
Harun AS (saudara Nabi Musa AS)
- Nabi
Zulkifli AS
- Nabi
Daud AS (bapak Nabi Sulaiman AS)
- Nabi
Sulaiman AS (anak Nabi Daud AS)
- Nabi
Ilyas AS
- Nabi
Ilyasa’ AS
- Nabi
Yunus AS
- Nabi
Zakaria AS
- Nabi
Yahya AS (anak Nabi Zakaria AS & duapupu kepada Nabi Isa AS)
- Nabi
Isa AS
- Nabi
Muhammad SAW (Penghulu segala Nabi & Rasul, juga sebagai Nabi &
Rasulullah terakhir diutuskan Allah ke muka bumi)
ULUL AZMI
Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para rasul
yang memiliki kedudukan tinggi/istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang
luar biasa, dalam menyebarkan agama Islam (Tauhid al-Islami).
Di antara 25 rasul, terdapat 5 orang rasul yang
mendapatkan gelar Ulul Azmi. Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada rasul
Allah yang memiliki ketabahan yang luar biasa dalam menyampaikan risalahnya.
Di antara Rasul yang telah mendapat gelaran Ulul Azmi
adalah
- Nabi Nuh AS
- Nabi Ibrahim AS
- Nabi Musa AS
- Nabi Isa AS
- Nabi Muhammad SAW
2.2.5. Iman
kepada hari Akhir
Yang dimaksud dengan hari akhir adalah hari kiamat di
mana berakhirnya seluruh kehidupan yang ada di dunia ini kecuali Allah SWT.
Sebagai seorang muslim hendaknya kita beriman kepada Hari Akhir, mempercayai
akan datangnya sehingga bisa menjadi introspeksi bagi kita agar lebih
meningkatkan keimanan kita.beriman kepada hari akhir merupakan salah satu
aqidah yang sangat penting bagi orang Islam dan merupakan rukun iman yang
kelima. Dengan beriman kepada hari akhir kita harus yakin bahwa akan ada
balasan dari setiap perbuatan manusia di dunia ini. Hari akhir ada dua macam,
yaitu :
a. Kiamat Sughra
(kiamat kecil), adalah berakhirnya kehidupan masing-masing makhluk, yaitu
kematian.
b. Kiamat Kubra (kiamat besar), adalah berakhirnya
seluruh kehidupan makhluk secara serempak. Datangnya tidak diketahui oleh
siapapun kecuali Allah SWT. Namun Allah telah menjelaskan dalam Al-Qur’an
tentang tanda-tandanya, seperti yang tertera dalam Firman Allah Q.S. Al-Haqqah
: 13-18 yang artinya :
“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan
diangkatlah bumi dan gunung-gunung lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.
Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada
hari itiu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru
langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung Arsy Tuhanmu di
atas (kepala) mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu) tiada
sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)”
2.2.6. Iman
kepada Qadla’ dan Qadhar
Berikut ini adalah arti dari Q.S. Surah Al-Hadid :
22-23 yang menjelaskan tentang beriman pada Qadla’ dan Qadhar.
“Tidak ada sesuatu kesusahan (atau bala bencana) yang
ditimpakan di bumi dan tidak juga yang menimpa diri kamu, melainkan telah ada
di dalam Kitab (pengetahuan Kami) sebelum Kami menjadikannya; sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kamu diberitahu tentang itu) supaya kamu
tidak bersedih hati akan apa yang telah hilang daripada kamu dan tidak pula
bergembira (secara sombong dan bangga) dengan apa yang diberikan kepada kamu
dan (ingatlah), Allah tidak suka kepada tiap-tiap orang yang sombong takabur,
lagi membanggakan diri.”
Sebelum kita mengimani Qadla’ dan Qadhar, terlebih
dahulu kita harus mengetahui makna dari keduanya. Qadla’ Allah adalah
keputusan-Nya, sedangkan Qadhar Allah adalah ukuran yang telah ditetapkan
oleh-Nya. Menurut penjelasan seorang ahli bahasa Al-Qur’an, Ar-Raghib, bahwa
Allah SWT mentakdirkan segala sesuatu dalam dua macam, yaitu (1) Memberikan
qudrah atau kekuatan kepada segala sesuatu, (2) membuat segala sesuatu dengan
ukuran tertentu dan dengan cara-cara tertentu, menurut kebijaksanaan.
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa Qadla’
dan Qadhar adalah kata yang mengacu kepada keputusan Allah, sedangkan
takdir adalah kata yang mengacu pada ukuran atau ketentuan mengenai segala
sesuatu dari Allah.
2.3. Fungsi Mengimani Rukun Iman
1. Iman kepada Allah SWT : mengingatkan kita pada Sang
Khaliq yang telah menciptakan kita, alam beserta isinya, dan menjadikan kita
selalu untuk dzikir pada-Nya.
2. Iman kepada Malaikat-malaikat : mengingatkan kita
pada hal-hal ghaib selain dari kita, bahwa di dunia ini ada makhluk ghaib
ciptaan Allah yang tak dapat kita lihat.
3. Iman kepada Kitab-kitab : mengingatkan kita bahwa
terdapat ajaran-ajaran selain Islam yang bersumber pada kitab-kitab yang
dirisalahkan pada rasul-rasul utusan-Nya. Dan semua itu benar adanya dari Allah
SWT.
4. Iman kepada Rasul-rasul : mengingatkan kita bahwa
pada jaman dahulu telah diutus seorang pemimpin-pemimpin umat yang membawa
ajaran Allah.
5. Iman kepada Hari Akhir : mengingatkan kita pada
kematian, bahwa semua yang ada di dunia ini tidak kekal dan pastinya akan
mengalami kerusakan kecuali Allah SWT.
6. Iman kepada Qadla’ dan Qadhar : mengingatkan kita
bahwa semua yang terjadi pada kita baik yang telah lalu atau sedang dijalani
dan yang akan terjadi di masa depan adalah kehendak Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa:
1. Iman adalah percaya dalam hati dan yakin sepenuhnya
pada ajaran agama yang kita anut yang kemudian diikrarkan melalui lisan, dan
direalisasikan dengan perbuatan.
2. Rukun Iman terdiri dari enam, yaitu :
Iman kepada Allah SWT
Iman kepada Malaikat-malaikat
Iman kepada Kitab-kitab
Iman kepada Rasul-rasul
Iman kepada Hari Akhir
Iman kepada Qadla’ dan Qadhar
3. Fungsi Dari Rukun Iman adalah untuk meneguhkan hati
kita sebagai muslim untuk selalu meningkatkan ketaatan, dan ketaqwaan kita ke
pada Allah SWT.
3.2. Saran
Sebagai seorang muslim kita harus mengetahui dan
mengenal rukun iman sebagai pilar agama kita karena agama tanpa iman maka agama
tersebut pun tidak akan sempurna.
Selalu mengingat Allah kapanpun dan dimanapun kita
berada, karena hanya dengan itu manusia tidak menjadi sombong dan juga dapat
menambah keimanan seseorang.
DAFTAR
PUSTAKA
Mazidatut Taqiyah, 2012. PPilar dalam agaama islam (Rukun Iman). JL. Merdeka 29A Jombang
Istavita Utama. 2017. “Pilar Dalam Agama Islam (RUKUN
IMAN)”, http://underpapers.blogspot.com
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam. 2001. Pendidikan Agama Islam Untuk Siswa SMU Kelas
III. 2001 . Jakarta.
http://www.ms.wikipedia.org
Download Makalah: Pilar Dalam Agama Islam (RUKUN IMAN)