Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Gunung Berapi - Download Makalah Gratis File Docx

BAB I 
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Terbentuknya relief alam berupa gunung, bukit, lereng dan lain sebagainya dikarenakan adanya tenaga endogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang.

 Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme atau gempa bumi. Memang kita mengakui bahwa dampak dari gejala vulkanisme adalah Gempa Bumi yang dapat ditimbulkanya dapat merusak bangunan. Awan panas dan lava pijar dari gunung berapi dapat menyebabkan matinya hewan ternak, kebakaran hutan, dan bahkan tebaran abu yang sangat tebal dan meluas dapat merusak kesehatan dan mengotori sarana yang ada. Akibat gejala vulkanisme sehingga esensi dari sifat membangun tenaga endogen untuk kehidupan terus terjadi, karena itu sudah gejala alam untuk menyeimbangankan energi bumi yang bersifat membangun bagi kehidupan dan bumi itu sendiri.

***
Download Makalah Gunung Berapi
***

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah gunung berapi ini terbagi menjadi beberapa hal, antara lain :
1. Apa pengertian gunung berapi?
2. Proses terjadinya gunung berapi?
3. Apa penyebab terjadinya gunung berapi?
4. Bagaimana terbentuknya gunung berapi?
5. Apa saja tipe gunung berapi?
6. Apa saja dampak positif dan negatif akibat gunung meletus?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan makalah gunung berapi ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian gunung berapi
2. Untuk mengetahui proses terjadinya gunung berapi
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya gunung berapi
4. Untuk mengetahui terbentuknya gunung berapi
5. Untuk mengetahui tipe gunung berapi
6. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif akibat gunung meletus




BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Gunung Berapi
Sebelum kita mempelajari tentang pengertian gunung berapi, kita pahami dulu tentang apa yang dimaksud dengan gunung. Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari adat lokal. Beberapa otoritas mendefinisikan gunung dengan puncak lebih dari besaran tertentu; misalnya, Encyclopædia Britannica membutuhkan ketinggian 2000 kaki (610 m) agar bisa didefinisikan sebagai gunung. Sebuah gunung biasanya terbentuk Gaya Endogen (Endogene Forces) adalah gaya yang bekerja pada kulit bumi dan berasal dari dalam bumi yang berlangsung sangat lambat namun kekuatannya sangat hebat. Dalam hal ini gunung dibagi menjadi 2 kategori, yaitu gunung berapi aktif dan gunung berapi tidak aktif.

Gunung berapi yaitu sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu. Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari pada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.


B. Proses Terjadinya Gunung Berapi
Gunung berapi terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunung api berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunung api. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang benulang manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik. Gunung api terbentuk pada empat busur, yaitu
1. busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.
2. busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan
3. busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua;
4. busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua;

C. Penyebab Terjadi Gunung Api
Planet bumi memiiki banyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan dan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunung api. Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas,tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya.

Pada bagian atas mantel, sekitar 735 km di bawah muka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak umumnya mempunyai ketebalan 70-120 km dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik. Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel.Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal (lk. 35 km), berdensiti rendah dan berumur 12 miliartahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.

Kerak yang menindih mantel hampir seluruhnya terdiri dari oksida yang tidak melebur. Proses vulkanik membawa fragmen batuan ke permukaan dari kedalaman lk.200 km melalui mantel, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya mineral-mineral olivine, piroksen dan garnet dalam peridotit pada bagian atas mantel.

D. Terbentuknya Gunung Api
Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda:
1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunung api tengah samudera.
2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak kepermukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunung api di tepi benua.
3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuanatau magma sehingga membentuk busur gunung api tengah benua atau banjir lavasepanjang rekahan.
4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.


E. Tipe Gunung Berapi Berdasarkan Bentuk
Dalam makalah gunung berapi atau gunung meletus ini, gunung berapi dibagi menjadi 5 tipe, antara lain sebagai berikut :
1. Gunung api strato atau kerucut.
Kebanyakan gunung berapi di dunia merupakan gunung api kerucut. Letusan pada gunung api kerucut termasuk letusan kecil. Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis sehingga letusan dapat berupa lelehan batuan yang panas dan cair. Seringnya terjadi lelehan menyebabkan lereng gunung tersebut berlapis lapis.Oleh karena itu, gunung api ini disebut gunung api strato. Sebagian besar gunung berapi di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku termasuk Gunung Merapi merupakan jenis ini.

2. Gunung api maar.
Bentuk gunung api maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar tidak banyak. gunung berapi ini terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar pada puncak yang di sebut kawah. Gunung api maar memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan jawa Timur dengan kawahnya Klakah.

3. Gunung api perisai
Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentuk perisai. Gunung api perisai contohnya Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat. Gunung api perisai terjadi karena magma cair keluar dengan tekanan rendah hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbantuk menjadi sangat landai. Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.

4. Gunung api Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya
Makalah Gunung Berapi Meletus

5. Gunung api Kaldera
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

F. Dampak Positif Dan Negatif Akibat Gunung Meletus
Sebagai negara yang mempunyai cukup banyak gunung berapi, Indonesis cukup sering dilanda bencana gunung berapi. Meskipun demikian, bencana gunung berapi mempunyai dampak positif dan dampak negatif. Berikut ini merupakan dampak positif dan negatif gunung berapi.
Adanya gunung api ini memberi pengaruh bagi kehidupan, baik pengaruh positif maupun negatif.

Dampak positif atau menfaat dari gunung berapi
1. Magma yang telah membeku di permukaan bumi menyimpan bermacam material logam atau bahan tambang seperti emas dan perak
2. Material gunung api berupa batu, kerikil, dan pasir dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan
3. Gunung berapi mengeluarkan abu vulkanis yang dapat menyuburkan tanah
4. Kawasan gunung api bisa di manfaatkan untuk lahan hutan, perkebunan dan pariwisata

Dampak negatif atau kerugian yang disebabkan gunung api
1. Abu vulkanis yang membumbung tinggi keudara atau yang sering disebut wedos gembel dapat mengganggu jalur penerbangan.
2. Lava dingin berupa aliran batu, kerikil, dan pasir bertumpuk – tumpuk dipuncak gunung, pada saat tertentu akan meluncur menuruni daerah yang dilalui dan menghancurkan apapun yang ada.
3. Lafa pijar yang bercampur air pada kawah gunung api membentuk lahar panas yang dapat meluncur menuruni lereng menghancurkan apapun tak terkecuali daerah pemukiman.
4. Apabila gunung berapi dibawah permukaan laut meletus, biasannya diikuti gelombang tsunami.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gunung berapi atau gunung meletus adalah suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Gunung berapi atau gunung meletus merupakan bencana alam yang sangat dasyat. Sudah banyak manusia yang tewas pada bencana alam ini. Pada saat terjadi gunung meletus banyak bahaya langsung yang dirasakan penduduk sekitar yaitu leleran lava, jatuhan piroklastik, lahar letusan, aliran piroklastik/ awan panas, dan gas vulkanik beracun. Sedangkan bahaya sekunder setelah terjadinya gunung meletus yaitu lahar hujan, banjir bandang, dan longsor.

B. Saran
Untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan, sebaiknya di setiap gunung api yang masih aktif ada pos pengawasan yang dilengkapi dengan alat-alat pemantauan yang akurat. Informasikan atau komukasikan segala tanda bahaya yang diperoleh sedini mungkin kepada masyarakat atau melalui kepala desa masing-masing. Buat sirene tanda bahaya untuk mengingatkan penduduk untuk segera mengungsi bila keadaaan tambah gawat. Pembuatan sungai yang khusus untuk aliran lahar dan membuat tanggul yang kokoh untuk melindungi desa dari aliran lahar.

Demikian makalah tentang gunung berapi atau makalah tentang gunung meletus. Semoga makalah geografi atau IPS ini bermanfaat untuk para pembaca. Jika anda tidak puas dengan makalah gunung berapi diatas, silahkan buka makalah gunung meletus.


DAFTAR PUSTAKA


Istavita Utama. 2019. Makalah Gunung Berapi. https://underpapers.blogspot.com/. Diakses pada: Minggu 3 Maret 2019

Muttaqin. 2018. Makalah Gunung Berapi. https://www.muttaqin.id/2018/01/makalah-gunung-merapi-meletus.html. Diakses pada: Minggu 3 Maret 2019


Download Makalah Gunung Berapi