Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Zoologi Invertebrata - Download Makalah Gratis File Docx

 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
       Setiap orang yang mencari serangga yang kecil maupun yang besar dab menyolok, akan mendapatkan beratus-ratus spesies didalam atau di sekitar rumah. Didalam rumah dari atap sampai lantai, contohnya lalat, semut, kutu beras, ngengat, kupu-kupu dll. Banyak insecta yang hidup erat dengan manusia. Rumput, bunga dan pohon memberikan tempat hidup kepada lebih banyak insecta lagi.

***
Download Makalah Zoologi Invertebrata
***

Pada tumbuhan didalam tanah yang menyangganya, dan di udara sekeliling tumbuhan tadi terdap[at belalang, kumbang, kupu-kupu, lebah, dan masih banyak lagi. Dalam air tawar seperti kolam, sungai, bahkan didalam air yang sedikit pun terdapat banyak larva capung dan larva nyamuk. Insecta dapat berjalan , terbang, menggali, dan berenang. Insecta memiliki peranan bagi manusia , dari semua habitat yang penting di bumi ini , hanya lautan yanghampir tidak memiliki insecta. Padahal lautan memberikan tempat hidup untuk begitu banyak organisme lainnya. (Soematyoto, Idjah dkk.1984)

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah kehidupan serangga, jelaskan dengan karakteristik, habitat, makanan, reproduksi, dan sistematikanya?
Apa peranan serangga bagi kehidupan manusia?

1.3 Tujuan dan manfaat pembahasan
Tujuan pembahasan adalah Untuk mengetahui kehidupan serangga yang meliputi: karakteristik, habitat, makanan, reproduksi, dan sistematikanya dan Untuk memahami dan menelaah berbagai peranan dan manfaat serangga bagi kehidupan manusia.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Serangga
Kelas serangga ( insecta) memiliki jumlah spesies terbesar, melimpah dan tersebar di darat, di berbagai habitat, kecuali di laut jumlahnya kecil, mempunyai kemampuan untuk terbang. Ilmu yang mempelajari serangga disubut entomologi

Salah satu alasan mengapa serangga memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan reproduksinya yang tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dan beberapa spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun. Kemampuan serangga lainnya yang dipercaya telah mampu menjaga eksistensi serangga hingga kini adalah kemampuan terbangnya. Hewan yang dapat terbang dapat menghindari banyak predator, menemukan makanan dan pasangan kawin, dan menyebar kehabitat baru jauh lebih cepat dibandingkan dengan hewan yang harus merangkak diatas permukaan tanah. (Campbell,N.A.J.B. Reece, dan L.G.Mitchell, 2003)

2.2 Karakteristik serangga
Disamping semua ciri-ciri Arthropoda, insecta juga memiliki ciri-ciri sendiri:
  • Kepala, dada, perut jelas, antena sepasang: mulut untuk menghisap, menjilat, mengunyah, kaki 3 pasang, umumnya mempunyai 2 pasang sayap: abdomen terdiri atas 11 somit atau kurang, bagian akhir termodifikasi menjadi organ genital.
  • Usus terbagi menjadi bagian depan, tengah dan belakang yang dilengkapi dengan kelenjar ludah.
  • Jantung ramping dengan aorta, tidak ada kapiler atau vena.
  • Respirasi dengan trakea.
  • Sistem saraf terdiri atas pasangan tali saraf ventral dengan beberapa ganglia segmental, kedua tali saraf bertemu di kepala : alat indera terdiri atas mata, (oceli, facet) kemoreseptor untuk bau di antena , indera pengecap mulut, terdapat indera pendengar , tidak ada statosit.
  • Ekskresi 2 atau banyak saluran malphigi ke anterior atau kebelakang usus.
  • Jenis kelamin terpisah, fertilisasi internal, perkembangan langsung, metamorfosis, partenogenesis, paedogenesis. (Sa’adah, Sumiyati.2010).
  • Beberapa insectaseperti pinjal dan ngengat, tidak pernah membentuk sayap.(Soemarwoto,Idjah dkk.1984).
  • Ukuran umumnya 0,25-3,30 mm. Beberapa fosil 700 mm(bentangan sayap).
Serangga dapat mempertahan kan diri dari serangan predator dengan berbagai mekanisme diantaranya sebagai berikut:
  • Pura-pura mati
  • Mimikri
  • Bersembunyi
  • Memamerkan sayap
  • Mengeluarkan suara
  • Mengeluarkan bau busuk
  • Menggigit, menyengat.(Sa’adah, Sumiyati.2010).

2.3 Habitat dan makanan serangga
Habitat serangga disemua tempat, sebagian hidup didalam air tawar, tanah lumpur, parasit, pada macam-macam tumbuhan atau hewan lainnya.habitat serangga mulai dari laut sampai 20.000 kaki dipegunungan. Kehidupan serangga sebagian besar dihabiskan diudara dari ketinggian 1000-14000 kaki pada siang hari.beberapa serangga ada yang melimpah pada suhu hangat. Serangga memakan jaringan dan cairan tumbuhan yang di sebut fitofagus seperti belalang, kupu-kupu raja, kumbang kentang makan getah tanaman. Berdasarkan jenis makanan yang di makannya kita dapat menbedakan tipe mulut serangga, seperti menusuk, menghisap, penghisap, penjilat, dll (Sa’adah,Sumiyati,2010)
Tipe mulut serangga:
  • Tipe orthopteran : mandibula keras, menggigit, dan mengunyah, contoh belalang
  • Tipe hemipteran : punya 4 alat penusuk (stilet) contoh kutu busuk dan walang sangit.
  • Tipe anopluran : punyz 3 stilet, menusuk dan menghisap, contoh kutu penghisap darah.
  • Tipe dipteran : mulut untuk menusuk dan menjilat, contoh nyamuk dan lalat.
  • Tipe hymenopteran : penghisap, contoh lebah.
  • Tipe lepidopteran : mulut seperti belalai untuk menghisap, contohnya kupu-kupu.

2.4 Reproduksi serangga
Serangga melalui serangkaian tahap larva dalam perkembangan dari telur sampai menjadi dewasa. Bentuk kebanyakan larva tidak mirip dengan yang dewasa. Siapa yang mengira bahwa ulat (larva) adalah satu spesies dengan kupu-kupu dewasa. Pada perubahan ulat menjadi kupu-kupu nmelalui tahap pupa atau kepompong, proses perubahan ini disebut metamorfosis.

Umumnya serangga mengalami metamorfosis sempurna, yaitu siklus hidup dengan beberapa tahapan yang berbeda: telur, larva, pupa dan imago.beberapa ordo yang mengalami metamorfosis sempurna adalah lepidoptera, diptera, coleoptera dan hymenoptera.

Metamorfosis tidak sempurna merupakan siklus hidup dengan tahapan : telur, nimfa dan imago. Peristiwa yang meninggalkan telur disebut dengan eclosion.

Setelah eclosion serangga yang baru ini dapat serupa atau beberapa sama sekali dengan induknya, tahapan belum biasa ini biasanya mempunyai ciri perilaku makna yang banyak. (Borror et al.2005)
Pertumbuhan tubuh dikendalikan dengan menggunakan acuan pertambahan berat badan, biasanya dalm bentuk tangga dimana pada setiap tangga digambarkan oleh lepasnya kulit lama (exuvium), dimana proses ini disebut molting. Karena itu pada setiap tahapan, serangga tumbuh sampai dimana pembungkus luar menjadi terbatas, setelah ditinggalkan lagi dan seterusnya sampai sempurna. (Borror et al.2004)

Metamorfosis sempurna pada kupu-kupu
Metamorfosis tidak sempurna pada rayap dan belalang
Serangga bereproduksi secar ovivar, sebagian ada yang melakukan phartenogenesis, (aphid) dan ada yang paedogenesis ( miastor) kapasitas hewan membentuk populasi ( reproduksi ) bergantung 3 sifat: jumlah telur yang fertil, waktu generasi, perbandingan tipe generasi, betina akan memproduksi generasi berikutnya, contohnya Drosophila dapat menghasilkan 25 keturunan setiap tahun bertelur sampai 100 butir. Jenis kelamin terpisah, fertilisasi internal,. Faktor yang mempengaruhi aktifitas reproduksi adalah ketersediaan makanan, cahaya, suhu,kelembaban. Tingkah laku kawin melibatkan feromon, cahaya (kunang-kunang), suara ( jangkrik)

2.5 Sistematika serangga
Kelas insecta ( serangga) terbagi atas 2 sub kelas:
  • Sub kelas Apterygota
  • Sub kelas pterigota

A. Sub kelas Apterygota (Ametabola)
Primitip tanpa sayap, sederhana atau tidak bermetamorfosis: pada abdomen terdapat appendage disebelah ventral. Terbagi menjadi 2 ordo yaitu:
Ordo Diplura
Berantena panjang, tanpa mata, mulut penggigit, tanpa sayap, tidak bermetamorfose,beranggota 200 spesies, contoh: Compodea japix

Ordo Tysanura
Besarnya 30 mm, berantena panjang, tanpa sayap, mulut penggigit, beranggotakan 7000 spesies. Contoh: Lepisma saccharina (kutu buku). ( jasin, maskoeri.1987).

B. Sub kelas pterygota
Ordo diptera
Memiliki dua pasang sayap, tipe mulut menusuk dan menghisap, kelompok yang lain memiliki tipe memarut dan menjilat, mata biasanya berukuran besar, antena memiliki jumlah segmen yang bervariasi dari 3-40 buah. Metamorfosis sempurna dengan larva yang tidak berkaki, terdiri dari 120.000 spesies, contohnya : Musa domestica ( lalat rumah), Drophyla melanogaster, Culex fatibans.

Ordo lepidoptera
Merupakan ordo serangga dengan jumlah anggota terbesar, tipe mulut penyedot (simponing) dan menggulung dibawah kepala ketika tidak di gunakan, ciri sayap bersisik (lepido) yang letaknya saling tumpang tindih, sisik ini memberikan kekakuan dan warna pada sayap, terdiri dari 140.000 spesies contonya: Bombix mory ( kupup-kupu sutera), Papilla memnon ( kupu-kupu raja)

Ordo hymenoptera
Memiliki dua pasang sayap membran dengan pasangan sayap belakang lebih kecil dari sayap depan, tipe alat mulut pengunyah termodifikasi menjadi tipe penghisap, penjilat pada yang lebih maju, seperti lebah, metamorfosis sempurna dan larva memiliki kepala yang berkembang dengan baik, larva kang membuat cocoon. Terdiri dari 100.000 spesies, contoh : Apis melifera, Apis dorsata, Vespula maculata(tawon). Monomorium( semut hitam), Oecophylla saragillina ( semut rangrang).

Ordo Coleoptera
Memiliki dua pasang sayap, sayap depan mengalami pengerasan dan membentuk suatu perisai yang disebut elytra, alat mulut dengan tipe pengunyah, kulit keras eksoskeleton tebal, metamorfosis sempurna, contoh:kumbang kelapa (Oycies rhinoceros), kutu gabah ( Rhizoptera dominica).

Ordo Shiponaptera
Serangga pada kelompok ini sering disebut pinjal, parasit tahapan dewasa tidak bersayap, alat mulut termodifikasi menjadi tipe penusuk dan penghisap darah yang tersusun dari 3 jarum. Metamorfosis sempurna, telur biasanya diletakkan pada tanah atau tubuh inang , telur menetas dan menghasilkan larva yang tidak berkaki dan berwarna putih. Contoh: Ctenocephalus felis (pinjal kucing)

Ordo odonata
Merupakan kelompok serangga yang berukuran sedang sampai besar tergolong kelompok predator, serangga dewasa memiliki bentuk tubuh langsing dengan dua pasang sayap, mata majemuk yang besar, antena pendek berbentuk seperti rambut, alat mulut tipe pengunyah, kaki berkenbang baik. Terdiri dari 5000 spesies. Conto: Anax imperator ( capung)

Ordo orthoptera
Metamorfosis terjadi secara bertahap ( tidak sempurna). Serangga dewasa dengan nympha merupakan hewan darat, pada daerah temperata, orthoptera seringkali hanya memiliki satu generasi untuk satu tahun, dan musim dingin dilalui dengan tahapan telur. Contoh: Locusta miragrotoria (belalang), Grylus bimaculatus (jangkrik).

Ordo Hemyptera
Memiliki dua pasang sayap depan satu pasang seperti berkulit dan sayap belakang transparan. mengalami metamorfosis tidak sempurna , tipe mulut menusuk dan menghisap. Contoh: Cymex rotundus (kutu busuk), Leptocorisa acuta ( walang sangit )

Ordo Isoptera
Mengalami metamorfosis tidak sempurna, tipe mulut menggigit, cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang disebut polimorfisme. Pembagian tugas itu adalah raja, ratu, dan prajurit atau tentara. Contoh: Helanithermis sp. (rayap).

Ordo Dermaptera
Memiliki dua pasang sayap ( satu pasang seperti berkulit dan satu pasang bermembran) atau tidak bersayap. Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menggigit. Contoh: Earwig

Ordo Homoptera
Memiliki dua pasang sayap merupakan sayap membran ( sedikit mengalami pengerasan) dan tidak mengeras secara merata, sementara pasangan bagian belakang murni sayap membran. Ketika tidak digunakan, sayap akan terlipat menyerupai bentuk atap diatas tubuh dan tampak serupa , alat mulut adalah tipe penusuk-penghisap. Tipe metamorfosis bertahap.(Sa’adah, sumiyati.2010)

2.6 Peranan Serangga Bagi Kehidupan
Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai objek estetika, dan wisata, bermanfaat pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan hewan ( burung) yang bernilai ekonomi tinggi ( Gandjar.1997 ), penghasil madu ( dari genus Apis) dll.( Suranto A.2004).

Serangga memiliki protein yang tinggi, energi dan sejumlah vitamin dan mineral. Penelitian tentang pemanfaatan serangga sebagai salah satu sumber makanan sudah lama dilakukan. Salah satunya dilakukan oleh WS Bristowe pada tahun 1932 yang meneliti di Laos dan Siam (dikenal dengan Thailand). Jenis serangga yang di konsumsi bervariasi dan dalam jumlah yang sangat banyak , antara lain: Binatang air kecil ( sejenis kepiting), Belalang, Laba-laba, Lipas, Jangkrik, Kymbang, Lebah madu, Anai-anai, Rayap,Semut,Kutu,Ulat bulu. (Chapman, R.F,1971).

Di Thailand, serangga di konsumsi dalam bentuk telur, larva atau dewasa, baik mentah maupun sudah matang dipanggang, direbus atau digoreng. ,mereka memasaknya dalam berbagai jenis bumbu antara lain bawang putih, daun jeruk, buah jeruk, garam, dan saos kari udang, yang dapat meningkatkan aroma dan cita rasa dari serangga, salah satu jenis bumbu saos yang terkenal adalah saos Nam Phala ( terbuat dari campuran udang ). Serangga tersebut dikonsumsi berbagai lapisan masyarakat, termasuk kalangan istana di Bangkok.kebiasaan mengkonsumsi serangga juga dikenal di indonesia , namun hanya pada golongan masyarakat tertentu, dan pada skala terbatas. ada beberapa jenis serangga yang sangat populer dan di usahakan komersil, seperti lebah madu, jangkrik, ulat sutera, rayap, dan semut. Jenis serangga belum di budidayakan, tetapi di buru di alam seperti belalang, laba-laba,kutu, kumbang kelapa, dan ulat sagu. Ulat sagu sangat digemari oleh masyarakat ambon karena rasanya manis, lunak dan lezat. Bahkan Prof. Dr. Ir. Dodi Nadika, pakar rayap IPB menjadikan Cryptotermes cynocepphalus light ( rayap kayu kering/RKK) sebagai permen. RKK mengandung protein yang cukup tinggi, sekitar 14.2 % dari bobot basah tubuh atau 55,7 % dari bobot kering tubuh, karbohidrat 10,2 %,dan lemak 25,2% terhadap bobot kering tubuh. Pembuatannya dilakukan dari pekatan protein di campur HFS( sirup fruktosa tinggi, dimasak pada suhu 70-1000c, ditambahkan gelatin, dilakukan proses penghilangan busa, pendinginan dan pencetakan. (Huttabarat P.1992).

Penggemar lebah madu atau tawon mengambil madu, lilin tawon, susu madu, perekat lebah, bernilai ekonomis, dan larvanya dengan cara berburu di alam. Banyak warga mengkonsumsi larva, mencampurkannya dengan gandum seperti pembuatan bakwan yang digoreng (Murtidjo B 1991).
Belalang dan jangkrik digemari penduduk indonesia di kawasan timur. Mereka memanggang atau menyanggrainya, rasanya lembut dan gurih seperti udang. Peluang dan prospek pemanfaatan serangga sebagai sumber protein hewani sangat besar. Dari hasil analisis ternyata berbagai jenis serangga mempunyai kandungan protein dan lemak yang tinggi contohnya laba-laba mengandung protein sebesar 64,3 % dan lemak sebanyak 9,8%.

Pada kondisi krisis ekonomi saat ini, mengkonsumsi serangga merupakan salah satu alternatif yang baik.

Persoalannya, masih banyak warga masyarakat kita belum terbiasa melakukannya. Penduduk pada beberapa kawasan di indonesia (seperti irian) mengkonsumsi belalang sebagai sumber lauk sehari-hari, namun tidak populer dikawasan lainnya. Maka perlu di masyarakatkan cara mengolah dan memasaknya untuk mendapatkan cita rasa yang nikmat. Dari sudut pandang agama, menhkonsumsi serangga bukan hal yang diharamkan, prospek pemanfaatan serangga terbuka luas. Kebutuhan konsumsi bila ditingkatkanlewat kampanye penyadaran sedang sediaan serangga masih sangat besar dan biaya infestasi masih relatif sangat kecil.

Serangga sangat mampu beradaptasi dengan lingkungannya, pengelolaan relatif mudah, cukup dengan menggunakan teknologi sederhana. Munculnya peluang wisata konsumsi makanan dari berbagai jenis serangga adalah suatu keunggulan komparatif. Jangkrik dan semut dijadikan sumber makanan protein hewani, selain sebagai pakan burung, ikan hias, udang, umpan pancing, dan banyak spesies lainnya yang berguna bagi kehidupan.

Serangga juga membantu proses penyerbukan pada berbagai macam tanaman disamping berperan sebagai pengurai (dekomposer), bioindikator lingkungan, membantu dibidang kesehatan, dan bernilai ekonomis sebagai bahan perhiasan dan di perjual belikan. Serangga berperan dibidang pertanian, seperti melakukan penyerbukan yang dilakukan lebah ( Rismunandar 1981), SPKS Elaidobius dan Thrips hawainensis. Serangga penyerbuk coklat, bersifat predator parasitoids ataupun musuh alami pada tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.

Madu dihasilkan oleh lebah madu, mengandung berbagai jenis komponen yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Komponen yang dimaksud yaitu:karbohidrat , asam amino, mineral, enzim, vitamin dan air. Racun lebah (apitoxin) dihasilkan dari lebahn pekerja. Apitoxin disekresika oleh kelenjar racun dala bentuk cairan bening dengan bau tajam, rasanya pahit dan pedas, aromanya spesifik dan cepat kering.

Apitoxin mengandung senyawa-senyawa kimia antara lain: triptofan, kolin, gliserin, asam fosfat, asam falmitat, asam lemak, asam vitelin, apromin, enzim, hystamin, dan mellitin. Perkembangan penelitian modern membuktikan bahwa racun lebah dapat digunakan untuk pengobatan. Ada beberapa jenis penyakit yang dapat disembuhkan melalui sengatan lebah antara lain: penyakit neuritis, penyakit reumatik, penyakit astma bronchial, penyakit pembuluh darah kapiler dan penyakit impoten. ( Huttabarat P. 1992).





BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Kelas serangga ( insecta) memiliki jumlah spesies terbesar, melimpah dan terbesar didarat, di berbagai habitat, kecuali di laut jumlahnya kecil, mempunyai kemampuan nuntuk terbang, ilmu yang mempelajari serangga di sebut entamologi.

Salah satu alasan mengapa serangga memiliki kesneksrsgsmsn dsn kelimpshsn ysng tinggi adalah kemampuan bereproduksi yang tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dan pada beberapa spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun.
Habitat serangga di semua tempat , sebagian hidup di dalam air tawar, tanah lumpur, parasit pada macam-macam tumbuhan atau hewan lainnya habitat serangga mulai dari laut sampai 20.000 kaki di pegunungan.

Umumnya serangga mengalami metamorfopsis sempurna , yaitu siklus hidup dengan beberapa tahapan yang berbeda: telur, larva, pupa, dan imago. Beberapa ordo mengalami metamorfosis sempurna yaitu : Lepidoptera, Diptera, Coeloptera, Dan Hymenoptera.

Metamorfosis tidak sempurna merupakan siklus hidup dengan tahapan : telur, nimfa dan imago. Peristiwa larva meninggalkan telur disebut eclosion

Setelah eclosion serangga yang baru ini dapat serupa atau beberapa sama sekali dengan induknya, tahapan belum dewasa ini biasanya mempunyainciri perilaku makna yang banyak
Kelas insecta ( serangga) terbagi atas dua sub kelas :
  • Sub kelas Apterigota
  • Sub kelas Pterogota
Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai objek estetika dan wisata, bermanfaat pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan hewan ( burung) yang bernilai ekonomi tinggi, penghasil madu ( dari genus apis) dll.

3.2 Saran
Adapun saran yang akan penulis berikan kepada pembaca adalah:
  • Melihat keanekaragaman serangga ( insecta ) yang begitu luar biasa, penulis harap kita semua bisa melestarikan keanekaragaman kelompok hewan ini.
  • Perlu perhatian yang lebih dari pemerintah untuk menjaga kelestarian serangga seperti halnya pembuatan museum di daerah masing-masing yang berisi keanekaragaman serangga di daerah tersebut.
  • Peningkatan sosialisasi tentang pelestarian dan budidaya serangga kepada masyarakat




DAFTAR PUSTAKA

Borror et al.2004.Study of insect.Ed-5. Amerika:Thomson Brook/ Cole,

Campbell, N.A,J.B. Reece, dan L.G. Mtchell. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. ISBN: 979-688-469-0.jakarta:erlangga.

Chapman, R.F. 1071. The Insect Structure And Function. New York: American Elsevier Publishing Company.

Gandjar. 1997. Prosiding Seminar Nasional Biologi XV, Universitas Lampung, ISBN 979-8287-17-7. Lampung: Perhimpunan Biologi Indonesia.

Holstvoogd,c.dr.dkk.1960. Buku Ilmu Binatang. Jakarta: Pradya Pramita.

Huttabarat P. 1992. Konsep Metode Pemuliaan Lebah Madu, Fakultas Peternakan.Institut Pertanian Bogor.

Jasin, maskoeri. 1987. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata.Surabaya:Sinar Wijaya.

http://insectzoo.msstate.edu/Students/basic.benefits.html

http://oediku.wordpress.com/2010/07/arsitek-dan-teknologi-dari-hewan-mengalahkan-kemampuan-terbaik-manusia .

https://klikinfonet.blogspot.com/2015/03/kumpulan-contoh-makalah-lengkap.html

http://smayani.wordpress.com/category/belajar-boilogi/

http://www.biolib.cz/en/taxonimage/id85688/?taxonid=16805&type=1

http://www.catsclem.nl/dieren/protura.html

http://www.earthlife.net/insects/collpics.html

www.google.com/images/

Murtidjo B. 1991. Memelihara Lebah Madu, Yogyakarta: Kanasius.

Istavita. 2018. Makalah Zoologi Invertebrata. http://underpapers.blogspot.com. Diakses pada: Selasa, 24 Juli 2018

Sa’adah,sumiyati. 2010. Materi Pokok Zoologi Invertebrata.Fak.Tarbiyah UIN SGD Bandung.

Soemarwoto,Idjah dkk. 1984. Biologi Umum.Jakarta:PT Gramedia.

Suranto A. 2004. Khasiat & Manfaat Madu Herbal. ISBN:9793702028.Jakarta: Agromedia.

Biologi Gonz. 2010. Serangga Insecta. http://biologigonz.blogspot.com/2010/01/serangga-insecta.html. Diakses pada: Rabu. 18 Juli 2018