Makalah Syukur - Download Makalah Agama Gratis File Docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kata "syukur" adalah kata yang berasal dari
bahasa Arab. Kata ini dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai: rasa terima kasih kepada Allah, dan untunglah (menyatakan lega,
senang, dan sebagainya).
Pengertian kebahasaan ini tidak sepenuhnya sama dengan pengertiannya
menurut asal kata itu (etimologi) maupun menurut penggunaan Al-Quran atau
istilah keagamaan.
Dalam Al-Quran kata "syukur" dengan berbagai bentuknya ditemukan sebanyak
enam puluh empat kali. Ahmad Ibnu Faris dalam bukunya Maqayis Al-Lughah
menyebutkan empat arti dasar dari kata tersebut yaitu,
***
DOWNLOAD MAKALAH SYUKUR
***
Yang pertama, Pujian karena adanya kebaikan yang
diperoleh. Hakikatnya adalah merasa ridha atau puas dengan sedikit sekalipun,
karena itu bahasa menggunakan kata syukur untuk kuda yang gemuk namun hanya
membutuhkan sedikit rumput. Peribahasa juga memperkenalkan ungkapan Asykar min
barwaqah (Lebih bersyukur dari tumbuh barwaqah). Barwaqah adalah sejenis
tumbuhan yang tumbuh subur, walau dengan awan mendung tanpa hujan. Kedua, Kepenuhan dan kelebatan. Pohon yang tumbuh subur
dilukiskan dengan kalimat syakarat asy-syajarat. Ketiga, Sesuatu yang tumbuh di tangkai pohon (parasit). Keempat, Pernikahan,
atau alat kelamin.
1.2 Rumusan masalah
1. Jelaskan
pengertian syukur?
2. Jelaskan
bagimana cara kita mensyukuri nikmat dan karunia Allah?
3. Jelaskan
hikmah bagi orang-orang yang mau bersukur?
4. Jelaskan
sebab orang kurang bersyukur?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian syukur.
2. Untuk
mengetahui cara mensyukuri nikmat dan karunia Allah.
3. Untuk
mengetahui hikmah dari bersyukur.
4. Untuk
mengetahui sebab-sebab kurang bersyukur.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian syukur
Kata syukur diambil dari kata syakara, syukuran, wa
syukuran,dan wa syukuran yang berarti berterima kasih keapda-Nya .Bila disebut
kata asy-syukru, maka artinya ucapan terimakasih, syukranlaka artinya
berterimakasih bagimu, asy-syukru artinya berterimakasih, asy-syakir artinya
yang banyak berterima kasih .
Menurut Kamus Arab – Indonesia, kata syukur diambil
dari kata syakara, yaskuru, syukran dan tasyakkara yang berarti mensyukuri-Nya,
memuji-Nya . Syukur berasal dari kata syukuran yang berarti mengingat akan
segala nikmat-Nya .
Menurut bahasa
adalah suatu sifat yang penuh kebaikan dan rasa menghormati serta mengagungkan
atas segala nikmat-Nya, baik diekspresikan dengan lisan, dimantapkan dengan
hati maupun dilaksanakan melalui perbuatan.
Dalam kamus besar Bahasa indonesia, memiliki 2 arti:
1. Rasa berterima kasih kepada allah.
2. Untunglah atau merasa lega senang dll.
Ada tiga ayat yang dikemukakan tentang pengertian
syukur ini, yaitu sebagai berikut disertai penafsirannya masing-masing.
1. Surah al-Furqan, ayat 62
“Dan Dia(pula)yang
menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil
pelajaran atau orang yang ingin bersyukur ”. (QS. Al-Furqan: 62).
Ayat ini ditafsirkan
oleh al-Maragi sebagai berikut bahwa Allah telah menjadikan malam dan siang
silih berganti, agar hal itu dijadikan pelajaran bagi orang yang hendak
mengambil pelajaran dari pergantian keduanya, dan berpikir tentang ciptaan-Nya,
serta mensyukuri nikmat tuhannya untuk memperoleh buah dari keduanya. Sebab,
jika dia hanya memusatkan kehidupan akhirat maka dia akan kehilangan waktu
untuk melakukan-Nya. Jadi arti syukur menurut al-Maragi adalah mensyukuri
nikmat Tuhan-Nya dan berpikir tentang cipataan-Nya dengan mengingat limpahan
karunia-Nya.
Hal senada
dikemukakan Ibn Katsir bahwa syukur adalah bersyukur dengan mengingat-Nya.
Penafsiran senada
dikemukakan Jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad al-Mahalliy dan Jalal al-Din Abd
Rahman Abi Bakr al-Suyutiy dengan menambahkan bahwa syukur adalah bersyukur
atas segala nikmat Rabb yang telah dilimpahkan-Nya pada waktu itu.
Departemen Agama RI
juga memaparkan demikian, bahwa syukur adalah bersyukur atas segala nikmat
Allah dengan jalan mengingat-Nya dan memikirkan tentang ciptaan-Nya.
2. Surah
Saba, ayat :13
“Para jin itu
membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang Tinggi
dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk
yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk
bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima
kasih”. (QS. Saba: 13).
Ayat ini menjelaskan
bahwa Allah menyebut-nyebut apa yang pernah Dia anugrahkan kepada Sulaiman as,.
Yaitu mereka melaksanakan perintah Sulaiman as untuk membuat istana-istana yang
megah dan patung-patung yang beragam tembaga, kaca dan pualam. Juga
piring-piring besar yang cukup untuk sepuluh orang dan tetap pada tempatnya,
tidak berpindah tempat. Allah berkata kepada mereka “agar mensyukuri-Nya atas
segala nikmat yang telah Dia limpahkan kepada kalian”.
Kemudian Dia
menyebutkan tentang sebab mereka diperintahkan bersyukur yaitu dikarenakan
sedikit dari hamba-hamba-Nya yang patuh sebagai rasa syukur atas nikmat Allah
swt dengan menggunakan nikmat tersebut sesuai kehendak-Nya.
Menurut al-Maragi arti
kata asy-Syukurdi atas adalah orang yang berusaha untuk bersyukur. Hati dan
lidahnya serta seluruh anggota tubuhnya sibuk dengan rasa syukur dalam bentuk
pengakuan, keyakinan dan perbuatan. Dan ada pula yang menyatakan asy-syukur
adalah orang yang melihat kelemahan dirinya sendiri untuk bersyukur.
Sementara itu Ibn
Katsir memberikan arti dari kata asy-syukur adalah berterima kasih atas segala
pemberian dari Tuhan yang maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Penafsiran yang
senada dikemukakan oleh jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad al-Mahalliy dan Jalal
al-Din Abd al-Rahman Ibn Abi Bkar al-Suyutiy dengan menambahkan bahwa rasa
syukurnya itu dilakukan dengan taat menjalankan perintah-Nya.
3. Surah
al-Insan, ayat 9
“Sesungguhnya kami
memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami
tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih”. (QS.
Al-Insaan: 9)
Ayat ini menjelaskan
bahwa Allah tidak meminta dan mengharapkan dari kalian balasan dan lain-lainnya
yang mengurangi pahala, kemudian Allah memperkuat dan menjelaskan lagi bahwa
Dia tidak mengharapkan balasan dari Hamba-Nya, dan tidak pula meminta agar
kalian berterimakasih kepada-Nya.
Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa syukur menurut istilah adalah
bersykur dan berterima kasih kepada Allah, lega, senang dan menyebut nikmat
yang diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati
maupun perbuatan.
2.2 Cara
mensyukuri nikmat dan karunia Allah.
Rasulullah
shollallahu Alaihi Wa Sallam dikenal sebagai abdan syakuura (hamba Allah yang
banyak bersyukur). Setiap langkah dan tindakan beliau merupakan perwujudan rasa
syukurnya kepada Allah.Suatu ketika Nabi memegang tangan Muadz bin Jabal dengan
mesra seraya berkata :
“Hai Muadz, demi
Allah sesungguhnya aku amat menyayangimu”. Beliau melanjutkan sabdanya, “Wahai
Muadz, aku berpesan, janganlah kamu tinggalkan pada tiap-tiap sehabis shalat
berdo’a : Allahumma a’innii `alaa dzikrika wa syukrika wa husni `ibaadatika (Ya
Allah,tolonglah aku agar senantiasa ingat kepada-Mu, mensyukuri nikmat-Mu, dan
baik dalam beribadat kepada-Mu)”.
Mengapa kita perlu
memohon pertolongan Allah dalam berdzikir dan bersyukur ? ., Tanpa pertolongan
dan bimbingan Allah amal perbuatan kita akan sia-sia. Sebab kita tidak akan
sanggup membalas kebaikan Allah kendati banyak menyebut asma Allah; Menyanjung,
memuja dan mengaungkan-Nya. Lagi pula, hakikat syukur bukanlah dalam
mengucapkan kalimat tersebut, kendati ucapan tersebut wajib dilakukan
sebanyak-banyaknya.
Para ulama
mengemukakan tiga cara bersyukur kepada Allah.
1. Bersyukur dengan
hati nurani. Kata hati alias nurani selalu benar dan jujur. Untuk itu, orang
yang bersyukur dengan hati nuraninya sebenarnya tidak akan pernah mengingkari
banyaknya nikmat Allah. Dengan detak hati yang paling dalam, kita sebenarnya
mampu menyadari seluruh nikmat yang kita peroleh setiap detik hidup kita tidak
lain berasal dari Allah. Hanya Allahlah yang mampu menganugerahkan nikmat-Nya.
2. Bersyukur dengan
ucapan. Lidahlah yang biasa melafalkan kata-kata. Ungkapan yang paling baik
untuk menyatakan syukur kita kepada Allah adalah hamdalah. Dalam sebuah hadis,
Rasulullah bersabda, ``Barangsiapa mengucapkan subhana Allah, maka baginya 10
kebaikan. Barangsiapa membaca la ilaha illa Allah, maka baginya 20 kebaikan.
Dan, barangsiapa membaca alhamdu li Allah, maka baginya 30 kebaikan.
3. Bersyukur dengan
perbuatan, yang biasanya dilakukan anggota tubuh. Tubuh yang diberikan Allah
kepada manusia sebaiknya dipergunakan untuk hal-hal yang positif. Menurut Imam
al-Ghazali, ada tujuh anggota tubuh yang harus dimaksimalkan untuk bersyukur.
Antara lain, mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, dan kaki. Seluruh
anggota ini diciptakan Allah sebagai nikmat-Nya untuk kita. Lidah, misalnya,
hanya untuk mengeluarkan kata-kata yang baik, berzikir, dan mengungkapkan
nikmat yang kita rasakan. Allah berfirman, ``Dan terhadap nikmat Tuhanmu,
hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).`` (QS Aldhuha [93]: 11).
2.3
Hikmah bagi orang-orang yang mau bersukur
Adapun hikmah bagi
orang bersyukur sangat banyak diberikan oleh Allah swt, bahkan Allah sangat
mengetahui tanda-tanda orang yang bersyukur. Balasan yang diberikan Allah di
dunia dan diakhirat. Ada banyak ayat-ayat al-qur’an yang memaparkan tentang apa
yang akan diperoleh atau didapatkan bagi orang yang beryukur, diantaranya:
‘’ Muhammad itu
tidak lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah berlalu beberapa orang
Rasul. Apakah jika wafat atau terbunuh kamu berbalik kebelakang. Barang siapa
yang berbalik ke belakang, maka tidaklah ia memberi mudarat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberikan
balasan kepada orang-orang yang bersyukur. setiap diri tidaklah akan mati
kecuali seizin Allah sebagai ketentuan yang telah ditetapkan waktunya. Barang
siapa yang menghendaki pahala dunia, Kami akan memberikan itu kepadanya dan
barang siapa yang menghendaki pahala diakhirat, Kami berikan pula kepadanya dan
Kami akan memberi balasan bagi orang-orang yang bersyukur.’’(Ali-Imran:
144-145) .
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad warson
al-munawwir. kamus al-munawwir Arab-Indonesia,(Surabaya pustaka
progresif,1984), hal 785-786.
Mahmud yunus, Kamus
Arab-Indonesia,(Jakarta:Hidakarya Agung,1972) hal 201.
Departemen Agama RI,
Alquran dan terjemah,(Jaakarta: Intermass 1992) hal 409.
Imam Jalaludin
Al-mahalli & Imam Jalaludin As-suyuthi, 1996, Tafsir Jalalalain Berikut
Asbabun Nuzul, Surat AL-Fatihah s-d surat al-an’am, bandung: sinar baru
al-gensindo, hal:399
M.Quraish
shihab,2002,tafsir al-misbah:pesan, kesan dan keserasian al-qur’an,
jakarta:lentera hati, surat lukman: 12 hal:120
Imam jalaluddin
al-mahalli & imam jalaluddin as-suyuthi, 1996, tafsir jalalin berikut
asbabunnuzul,surat al-fatihah s-d surat al-an’am, Bandung: sinar baru
algesindo:555
Mas Zain. 2013.
Makalah Pengertian Syukur. http://artikelilmiahlengkap.blogspot.com/2013/03/makalah-pengertian-syukur.html.
Diakses pada: Sabtu, 9 Juni 2018
Istavita Utama.2018.
Makalah Syukur. https://underpapers.blogspot.com. Diakses pada: Sabtu, 9 Juni 2018
DOWNLOAD MAKALAH SYUKUR