Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Teori-Teori Moneter - Download Makalah Gratis File Docx


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kebijakan moneter dapat diartikan sebagai kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. Sehingga dalam praktek, perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan tersebut harus mencapai stabilitas ekonomi antara lain dicerminkan oleh stabilitas harga (rendahnya laju inflasi), membaiknya perkembangan output riil (pertumbuhan ekonomi), serta cukup luasnya lapangan atau kesempatan kerja yang tersedia. Pemerataan pembangunan ekonomi bagi bangsa Indonesia sudah lama dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia demi tercapainya lapangan kerja yang cukup luas dan stabilitas nasional.

***
Makalah Teori Moneter

>>DOWNLOAD<<

***

Tujuan ekonomi moneter adalah untuk mewujudkan ukuran stabilitas pertumbuhan ekonomi. Dimana stabilitas tersebut dapat di ukur melalui tiga hal, yaitu: kesempatan kerja, kestabilan harga, dan neraca pencapaian pembayaran internasional.

Kebijakan moneter tentunya miliki banyak variasi untuk dikaji ulang sehingga perlu mempelajari. Diharapkan dengan begitu, secara berkelanjutan semoga kita mampu mengubah elektabilitas dan stabilitas pertumbuhan perekonomian bangsa kita sendiri melalui pencermatan analisis kritis sejarah teori moneter.

1.2  Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teori moneter?
2. Apa saja macam-macam teori moneter?

1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui arti dan  tujuan keberadaan tori moneter.
2. Untuk mengetahui ada berapa macam  teori dalam teori moneter.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Teori Moneter
Ekonomi Moneter juga dapat diartikan sebagai salah satu instrumen terpenting dalam perekonomian modern, dimana dalam perekonomian modern terdapat dua kebijakan perekonomian yang dijadikan instrumen oleh pemerintah dalam menstabilkan perekonomian suatu negara, yang pertama adalah kebijakan Fiskal, yaitu kebijakan yang diambil pemerintah untuk membelanjakan pendapatannya dalam merealisasi tujuan-tujuan ekonomi. Yang kedua adalah kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah langkah pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan tingkat bunga.

Teori Moneter adalah teori mengenai pasar uang dengan kata lain teori mengenai permintaan dan penawaran akan uang. Jadi moneter adalah analisa mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap uang ( Demand for money ) dan faktor – faktor yang mempengaruhi penawaran uang (Suply for money) didalam pasar uang yaitu harga uang dan tingkat bunga.

Menurut Aris B. Setyawan dalam catatanya disebutkan bahwa teori moneter adalah berbagai pemikiran dan konsep tentang berbagai variable moneter, seperti uang, tingkat bunga, jumlah uang beredar, dan sejenisnya. Disamping itu, pembicaraan dalam teori moneter juga tidak dapat dilepaskan dari variabel ekonomi lainnya seperti inflasi, pendapatan nasional maupun nilai tukar.

Teori permintaan uang klasik tercermin dalam teori kuantitas uang. Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang dengan mendasarkan diri pada falsafah hokum Say, bahwa ekonomi akan selalu berada dalam keadaan full employment. Secara sederhana, Irving Fisher merumuskan teorinya dengan persaman sebagai berikut : MV=PT

Dimana jumlah uang beredar (M) dikalikan dengantingkat perputaran uang atau income velocity (V) sama dengan jumlah output atau transaksi rill (T) dikalikan dengan tingkat harga barang dan jasa (P). Teori kuntitas uang ini menekannkan bahwa permintaan uang oleh masyarakat semata-mata adalah untuk keperluan transaksi. Dalam perkembangannya, pendekatan ini diperbaharui oleh Keynes, yang menyatakan bahwa motif permintaan masyarakat akan uang adalah untuk keperluan transaksi, baerjaga-jaga, dan spekulasi. Keberadaan uang ataupun pemintaan uang tidak dipengaruhi oleh suku bunga, akan tetapi besar kecilnya uangakan ditentukan oleh kecepatan perputaran uang tersebut.

2.2  Macam-Macam Teori Moneter
2.2.1 Teori Klasik
A. Teori tentang Tingkat Bunga
Menurut Marshall, bunga uang dari segi pena­waran merupakan balas jasa terhadap pengorbanan bagi kesediaan seseorang untuk menyimpan sebagian penda­patannya ataupun “jerih payah”nya melaku­kan penungguan.

Dalam teori moneter, Keynesian lebih menekankan pada mekanisme tidak
langsung, yakni kebijakan moneter pertama-tama mempengaruhi sistem moneter
dengan merubah tingkat bunga. Oleh karena itu, indikator kebijakan moneter yang
penting satu di antaranya tingkat bunga.

Menurut Klasik, tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga, makin tinggi tingkat bunga semakin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Pada tingkat yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan konsumsi untuk menambah tabungan. Demikian pula dengan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga, akan tetapi memiliki hubungan yang negatif.
Suku bunga ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk melakukan penabungan dan keinginan para pengusaha untuk meminjam dana modal untuk melakukan investasi. Sedangkan menurut Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang.

Tingkat bunga menurut ahli ekonomi klasik, tingkat bunga adalah fleksibel hal ini akan menjamin keadaan dimana permintaan tenaga kerja akan sama dengan penawaran tenaga kerja. Dan menurut Keynes, tingkat upah tidak fleksibel, karena walaupun banyak pengangguran tingkat upah tidak akan turun dan pengangguran tetap ada.
       
B. Teori Tentang Kuantitas Uang
Menurut paham klasik, uang tidak mempuyai pengaruh terhadap sektor riil, tida ada pengaruhnya terhadap tingkat bunga, kesempatan kerja atau pendapatan nasional. Pendapatan nasional ditentukan oleh jumlah dan kualitas daripada tenaga kerja, jumlah daripada modal yang dipakai serta teknologi tanpa perubahan dari faktor-faktor produksi, maka pendapatan nasional tidak akan berubah. (Namun kaum Neo-Klasik, yang kemudian sering disebut dengan moneterist, tidak mempunyai pendapat yang ekstrim seperti diatas. Menurut mereka uang mempunyai pengaruh dalam sektor riil, terutama dalam keadaan belum full-employment) .

Teori kuantitas uang sering disamakan dengan teori permintaan dan penawaran uang. Jumlah uang yang beredar ditentukan oleh Bank Sentral. Sementara jumlah uang yang diminta(money demand)  ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat harga rata-rata dalamperekonomian. Jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk melakukan transaksi bergantung pada tingkat harga barang dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga, semakin besar jumlah uang yang diminta.
Hubungan antara nilai uang dengan jumlah uang antara lain sebagai berikut :
1. Teori Kuantitas Pendekatan Transaksi
Terdapat 2 jenis Teori Kuantitas Pendekatan Transaksi:
a. Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) dari David Hume dan Ricardo
Teori ini berpendapat bahwa nilai uang berbanding terbalik dengan jumlahnya. Jadi, apabila jumlah uang bertambah dua kai lipat banyaknya, maka nilai uang akan turun menjadi setengahnya, sebaliknya apabila jumlah uang berkurang hingga menjadi setenggahnya, maka nilai uang akan naik menjadi dua kai lipat.

b.Teori Kuatitas dari Irving Fisher
Fisher dari Harvard University berpendapat bahwa yang menentukan nilai uang, (dengan perkataan lain menentukan tingkat harga), terdiri dari tiga faktor, yaitu :
  • Jumlah Uang (volume of money)
  • Kecepatan Laju Edar Uang (Velocity of Circulation)
  • Jumlah Barang yang Diperdagangkan (Volume of Trade)
Adapun asumsi-asumsi yang mendasari teori Fisher ini adalah:
  • Tingkat harga(P) adalah faktor yang pasif di dalam persamaan tersebut. P hanya bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain tetapi tidak bisa mempengaruhi faktor-faktor lainnya.
  • Fisher menganggap bahwa semua sumber-sumber ekonomi telah full-employment.
  • Di antara faktor yang mempengaruhi V dan V1 ialah kebiasaan pembayaran dari masyarakat(spending habit) dianggap cukup stabil atau tetap.
  •  Perbandingan antara jumlah M(uang kartal) dengan M1(uang giral) dianggap stabil / tetap.
2. Teori Kuantitas Keseimbangan Tunai (Cash Balance Approach)
Teori kuantitas keseimbangan tunai dipelopori oleh D.H. Robertson, yang pada dasarnya merupakan “perbaikan” dari Fisher Equation.
    Adapun latar belakang serta asumsi yang dipergunakan oleh teori keseimbangan tunai ini masih tetap sama dengan asumsi – asumsi yang dipergunakan pada teori Irving Fisher.

3. Teori Kuantitas Pendekatan Pendapatan (Income Velo city Approach)
Teori ini dipelopori oeh Marshall dari Cambridge University sehingga sering disebut Marshall Equation. Berbeda dengan teori-teori sebelumnya, maka Marshall menghubungkan kuantitas uang dengan pendapatan nasional bruto(Gross National Product/GNP).
Marshall tidak menekankan pada perputaran uang(velocity) dalam satu periode, melainkan pada bagian dari GNP yang diwujudkan dala uang tunai.

C. Teori Cambridge
Teori ini pada dasarnya seperti halnya teori Fisher dan teori-teori klasik lainnya, berpangkal pokok pada fungsi uang sebagai alat tukar umum (means of 25 exchange). Karena didalam teori-teori Klasik melihat kebutuhan uang atau permintaan akan uang dari masyarakat sebagai kebutuhan akan alat tukar yang likuid untuk tujuan transaksi. Perbedaan utama antara teori ini dengan Fisher, terletak pada tekanan dalam teori permintaan uang Cambridge pada perilaku individu dalam mengalokasikan kekayaannya antara berbagai kemungkinan bentuk kekayaan, yang salah satunya berbentuk uang.

Perilaku ini dipengaruhi oleh pertimbangan untung-rugi dari pemegang kekayaan dalam bentuk uang. Teori Cambridge lebih menekankan faktor-faktor perilaku (pertimbangan untung-rugi) yang menghubungkan antara permintaan akan uang seseorang dengan volume transaksi yang direncanakannya.

Teori ini membicarakan tentang dasarnya suatu identitas yang menghubungkan antara penawaran uang (sto uang) dengan tingkat pengeluaran atau uang yang dikuasai oleh swasta. 
Teoritisi Cambridge mengatakan bahwa permintaan akan uang selain dipengaruhi oleh volume transaksi dan faktor kelembagaan (Fisher), juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan warga masyarakat, dan ramalan/harapan dari masyarakat mengenai masa mendatang. Jadi dalam jangka pendek, teoritisi Cambridge menganggap bahwa jumlah kekayaan, volume transaksi dan pendapatan nasional mempunyai hubungan yang proporsional-konstan satu sama lainnya. Teori Cambridge menganggap bahwa, ceteris paribus permintaan akan uang adalah proporsional dengan tingkat pendapatan nasional.

Md = k PY
dimana Y adalah pendapatan nasional riil.

Supply akan uang (Ms) dianggap ditentukan oleh pemerintah. Dalam posisi keseimbangan maka : Ms = Md
sehingga :
Ms = k PY atau P = 1/k Ms Y

Jadi ceteris paribus tingkat harga umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan volume uang beredar. Tidak banyak berbeda dengan teori Fisher, kecuali tambahan ceteris paribus (yang berarti tingkat harga, pendapatan nasional riil, tingkat bunga dan harapan adalah konstan). Perbedaan ini cukup penting, karena teori Cambridge tidak menutup kemungkinan bahwa faktor-faktor seperti tingkat bunga dan expectation berubah, walaupun dalam jangka pendek. Dan kalau faktor-faktor berubah maka k juga berubah. Teori Cambridge mengatakan kalau tingkat bunga naik, ada kecenderungan masyarakat mengurangi uang yang ingin mereka pegang, meskipun volume transaksi yang mereka rencanakan tetap. Demikian juga faktor expectation mempengaruhi: bila seandainya masa datang tingkat bunga akan naik (yang berarti penurunan surat berharga atau obligasi) maka orang akan cenderung untuk mengurangi jumlah surat berharga yang dipegangnya dan menambah jumlah uang tunai yang mereka pegang, dan ini pun bisa mempengaruhi “k” dalam jangka pendek.

2.2.2  Teori Moneter Modern
Perkembangan selanjutnya setelah teori keynes muncul beberapa tokoh seperti W.J Boumol 1952 dengan teori yang didasarkan pada motif transaksi dan James Tobin 1972 pada motif spekulasi. Selain itu ada beberpa pendekatan lain tentang teori teori moneter modern, diantaranya :
a.  Pendekatan Inventori/penyediaaan Boumol
Permintaan uang seperti permintaan terhadap persediaan (Stock) yang setiap saat dipakai untuk memenuhi berbagai keperluan yang muncul setiap saat, tetapi untuk mengelola diperlukan biaya, maka diperlukan jumlah persediaan yang optimum (Biaya minimun).

b. Permintaan uang untuk transaksi, akan diperoleh manfaat tetapi juga ada biata untuk memegang uang terdiri dari :
1. Biaya transaksi untuk menukar antara obligasi dengan uang.
2. Opportunity cost memegang uang berupa tingkat bunga dari obligasi


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori Moneter adalah teori mengenai pasar uang dengan kata lain teori mengenai permintaan dan penawaran akan uang. Sedangkan menurut Aris B. Setyawan dalam catatanya disebutkan bahwa teori moneter adalah berbagai pemikiran dan konsep tentang berbagai variable moneter, seperti uang, tingkat bungan, jumlah uang beredar, dan sejenisnya. Disamping itu, pembicaraan dalam teori moneter juga tidak dapat dilepaskan dari variabel ekonomi lainnya seperti inflasi, pendapatan nasional maupun nilai tukar.

Teori moneter memiliki dua bentuk, yaitu klasik dan modern; dimana masa klasik itu diawali oleh pakar-pakar ekonom seperti adam smith diakhiri oleh kayness, sedang masa modern diawali setelah keyness. Seperti Tobin dan Boumol sebagai tokohnya.

3.2 Saran 
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, tentu penulis berharap agar setiap uraian dalam makalah ini dapat diperjelas ulang oleh para pemerhati. Selain itu kami berharap semoga setidaknya makalah ini mampu menjadi bekal diskusi kelas ekonomi syariah saat tiba giliran presentasi penulis.


DAFTAR PUSTAKA

Miskhin, Frederic S. 2009. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Edisi Terjemahan. Jakarta : Salemba Empat.

Chapra, M. Umer. 2000. Towards a Just Monetary System, terjemah: Ikhwan Abidin Basri, Sistem Moneter Islam, Jakarta: Gema Insani Press.

Gulo, Angandrowa. 2008. Analisis Pengaruh Aspek Moneter Dan Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Visi. Vol.16. No.3.

Michael. Fisher Effect Hubungan Antara Tingkat Bunga Dan Jumlah Uang Beredar Di Indonesia ..Jurnal Forum Ekonomi Vol. Xv No. 2

Ph.D, Nopridin. 2002. Ekonomi Moneter.Yogyakarta: BPFE

Firdaus,  Rachmad., Maya Ariyanti. 2011. Pengantar Teori Moneter. Bandung: Alfabeta.
Pohan, Aulia. 2008. Kerangka Kebijakan Moneter & Implementasinya Di Indonesia. Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada

Eugene A. Diulio.1993. Uang dan Bank. Erlangga: Jakarta

Nopirin. 1984. Ekonomi Moneter. BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta

Http://Webserbada.Wordpress.Com/Tag/Ruang-Lingkup-Ekonomi-Moneter/html

Husnul Hotimah, dkk. 2013. Makalah Teori-Teori Moneter. Universitas Trunojoyo Madura. Bangkalan

Anisa. 2015. Makalah Teori-Teori Moneter. http://4shared.com. Diakses pada: Rabu, 8 Agustus 2018

Istavita Utama. 2018. Makalah Teori-Teori Moneter. http://underpapers.blogspot.com. Diakses pada: Rabu, 8 Agustus 2018


Download Makalah Teori-Teori Moneter

>>DOWNLOAD<<